Skip to main content

Magma Merapi Terus Bergerak, Tanah Menggembung

HARIAN JOGJA: Aktivitas deformasi atau penggembungan tanah gunung Merapi terus meningkat. Warga diimbau tetap waspada. "Deformasi atau penggembungan tanah di kawasan Gunung Merapi sudah mulai terjadi, karena itu warga diharapkan tetap waspada, tapi jangan panik karena aktifitas tersebut belum muncul sampai ke permukaan,” papar Kepala Seksi Gunung Merapi BPPTK Jogja, Sri Sumarti.

Menurut Sri, gejala deformasi tersebut menunjukan aktifitas magma yang terus bergerak sehingga membuat tanah menggembung sedikit demi sedikit, seperti pada Mei 2009 deformasi masih normal yaitu 0,2 mm perhari.

Pada September 2009, lanjut Sri, juga masih normal yaitu 0,9 mm perhari, tapi pada Maret 2010 deformasi tanah sudah mulai tidak normal yaitu 1,7 mm perhari.

"Sampai september 2010 naik menjadi 11,8 mm perhari, karena itu warga tetap waspada,” tambahnya.

Sri melanjutkan, dalam situasi demikian kewaspadaan warga terus meningkat, salah satunya jangan melakukan aktifitas penambangan pasir di sepanjang sungai yang berhulu di gunung merapi dalam radius 7 kilometer. “Kalau di luar itu masih dibolehkan,” terangnya.

Dari data BPPTK Jogja, tercatat aktivitas gunung merapi 27 September – 3 Oktober terjadi gempa vulkanik sebanyak 65 kali, meliputi vulkanik dalam 21 kali, vulkanik dangkal 44 kali dengan magnitude berkisar 0,6 – 2,4 SR. Gempa Multi Phase (MP) terjadi 376 kali dan guguran 35.

Dalam situasi demikian, BPPTK menyarankan kepada masyarakat yang tinggal di Kawasan Rawan Bencana III Gunung Merapi untuk lebih waspada.

Disamping itu, menurut Sri, pemerintah Kabupaten Sleman juga sudah perlu melakukan sosialisasi kepada masyarakat dalam rangka pengurangan risiko bencana.

"Lewat pertemuan, arisan, atau pengajian warga perlu diberi tahu bagaimana situasi Merapi, sehingga mereka lebih siap,” kata dia.
(Harian Jogja/Mustaqim Fikri AR)

Comments

Popular posts from this blog

Matahari Godean Grup : Belanja Online via Whatsapp

Untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga masyarakat Jogjakarta umumnya dan masyarakat Godean khususnya dan untuk mempermudah belanja tanpa antrian  dan tanpa perlu datang ke toko maka Matahari Godean Grup ( Toserba Matahari Godean & Mth Fashion ) Jl. Saronodipoyo - Utara Pasar Godean membuka layanan Belanja Online via Whatsapp sebagai Berikut : Toserba Matahari Godean : Belanja Online via Whatsapp untuk kebutuhan sebagai berikut : Ringkasan Paket Sembako *dapat disesuaikan dengan kebutuhan anda (check via whatsapp) Mth Fashion : Untuk belanja Online kebutuhan Sandang/Fashion Keluarga, Untuk produk-produk bisa Anda lihat di Instagram : https://www.instagram.com/mth.fashion.online.shop/  (updated) Untuk Informasi Lebih lanjut bisa kontak Nomor Whatsapp masing-masing. Selamat Berbelanja secara Online | Jangan lupa informasikan ke keluarga dan rekan-rekan anda.

Meneropong Kisah Sukses Pemudik Asal Gunungkidul

Berbekal ijazah SMU,Takhlukkan Kota Jakarta Sangat tidak pantas untuk ditiru, apa lagi bila tidak memiliki keahlian yang cukup memadai sebagai modal mencari kerja di Jakarta. Namun pria ini memberi bukti bagaimana mampu sukses di Ibukota Negara . Bagaimana caranya? GUNUNGKIDUL-Meski baru merantau ke Jakarta sejak akhir tahun 2004 lalu, bisa dikatakan pria ini cukup berhasil. Pulas Priotyas Wiyatno nekat membawa istri dan ketiga anaknya ke Ibukota untuk mengadu nasib. Seperti yang dikatakan kepada RADAR JOGJA, awalnya sungguh sangat sulit dan memerlukan perjuangan yang sangat keras untuk bisa bertahan dan tetap survive sehingga menjadi seperti sekarang ini. " Memang belum bisa dibilang sukses mas. Kami sangat biasa banget. Tapi saya bersyukur dapat melewati saat - saat sulit " kata bapak empat anak ini. Selanjutnya Pulas mengisahkan bagaimana ia dengan keluarganya sampai memberanikan diri pergi ke Jakarta yang menurutnya sangat tidak pantas untuk ditiru apalagi bila t...

Bencana Alam-Tebing Longsor Terjang Satu Rumah

KULONPROGO– Rumah milik MitroWidarto,78,warga Dusun Semawung, Desa Banjaroya, Kecamatan Kalibawang rusak parah setelah tertimbun tanah longsor pada Selasa (10/1) malam. Tiga rumah dan satu musala yang berdekatan dengan rumah milik korban juga terancam. Kejadian tersebut terjadi pada Selasa (10/1) sekitar pukul 21.30 WIB diawali dengan hujan yang cukup deras sejak pukul 16.00. Akibatnya, tebing di belakang rumahnya ambrol sejauh 300 meter hingga menghantam rumahnya. ”Kerugian kami sekitar Rp30 juta,” ujar Mitro kemarin. Dua rumah milik Suranto, 55 dan Wahyudi,58,juga terancam. Kedua warga ini merupakan anak kandung korban. Rumah milik Sutopo, tetangga korban, juga terancam karena hanya berjarak tidak lebih dari 200 meter. ”Tiga rumah dan satu musala terancam,” ucapnya. Awal 2012 lalu sebenarnya tebing di belakang rumahnya juga longsor.Namun,waktu itu volumenya tidak besar dan tidak sampai menerjang rumah. ”Jadi ini longsoran yang kedua. Longsoran pertama hanya kecil, yang kedua s...