Skip to main content

Hawa Panas Tembus Ubin, Warga Panik dikira Dampak Merapi

Harian Jogja | KULONPROGO: Geger gunung merapi yang sudah dalam status siaga juga dikhawatirkan warga Kaliwalang, Temon Wetan, Kulonprogo. Tiga petak ubin rumah Agustinus Budi Fernanto, 42, tiba-tiba mendidih dan disangka dampak dari Gunung Merapi.

Lokasi rumah Agus terbilang sangat jauh dari ancaman letusan Gunung Merapi. "Kami khawatir jika panas ini adalah salah satu efek dari meningkatnya status Gunung Merapi. Jadi istri saya langsung melapor ke Kepala Desa," ujar Agus di rumahnya, Jumat (22/10) petang.

Ia menambahkan, perubahan suhu yang drastis juga terjadi di ruang tamu rumah milik Agus. Hanya saja tidak sepanas suhu di teras rumah. Karena was-was, Agus juga meminta warga dan tetangga untuk membantu mencari tahu kondisi ekstrim tersebut untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Saat di cek, warga menduga hawa panas terjadi akibat adanya gas alam yang mendesak keluar seperti yang terjadi di Lumpur Lapindo. Bedanya, hawa tersebut tidak disertai dengan bau yang menyengat.

Akhirnya Agus bersama warga mencari pertolongan kepada petugas pelayanan gangguan PLN. Saat datang ke lokasi kejadian, petugas PLN Wahyono, 40 langsung melakukan identifikasi. Hasilnya, hawa panas tersebut ternyata gara-gara pemasangan kabel listrik rumah Agus yang terbalik atau salah pasang.

Agus lalu menjelaskan jika dua bulan lalu kabel listrik di rumahnya pernah terputus karena tertimpa pohon kelapa saat tetangganya sedang menebang di kebun sebelah rumah. Namun bukannya melapor ke PLN, si penebang justru menyambungkan sendiri kabel yang terputus itu. “Ini sudah diperbaiki, kita harapkan hawa panasnya bisa hilang,” jelasnya.(Harian Jogja/Martha Narulita)

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj