Skip to main content

Anomali Iklim, Petani Beralih Komoditas

BANTUL, KOMPAS.com - Cuaca yang tidak menentu membuat sebagian besar petani di Bantul beralih ke komoditas lain. Mereka memilih komoditas yang lebih tahan terhadap air. Peralihan tersebut dilakukan untuk menghindari risiko kegagalan panen.

Wagi (55), petani tembakau di Dusun Kajor Wetan Selopamioro Bantul mengaku baru kali ini mencoba kacang tanah. Biasanya ia selalu menanam tembakau saat kemarau tiba.

"Saya tidak yakin dengan kondisi cuaca. Meski kadang panasnya tinggi tapi selang berapa lain turun hujan deras. Pada masa tanam sebelumnya yakni bulan Juli sudah banyak guyuran hujan yang membuat tembakau saya busuk. Saya tak mau gagal lagi, makanya saya pindah ke kacang tanah," paparnya, Jumat (1/10/2010).

Menurutnya, dari sisi ekonomi sebenarnya lebih menguntungkan tembakau, tetapi kalau cuacanya tak menentu risikonya juga besar. Di Desa Selopamioro ada sekitar 4.200 petani yang menanam tembakau di lahan sekitar 350 hektar.

Namun akibat anomaly cuaca setidaknya ada 30 persen petani yang beralih ke kacang tanah dan jagung, katanya.

Tak hanya petani tembakau, langkah serupa juga ditempuh petani kedelai di Kecamatan Bambanglipuro. Sebelumnya lahan kedelai saya terendam air sehingga busuk semua.

Akibatnya saya gagal panen. Setelah itu saya memilih beralih ke padi yang sifatnya lebih tahan air, kata Suparman, petani kedelai di Desa Sumbermulyo Bambanglipuro.

Comments

Popular posts from this blog

Matahari Godean Grup : Belanja Online via Whatsapp

Untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga masyarakat Jogjakarta umumnya dan masyarakat Godean khususnya dan untuk mempermudah belanja tanpa antrian  dan tanpa perlu datang ke toko maka Matahari Godean Grup ( Toserba Matahari Godean & Mth Fashion ) Jl. Saronodipoyo - Utara Pasar Godean membuka layanan Belanja Online via Whatsapp sebagai Berikut : Toserba Matahari Godean : Belanja Online via Whatsapp untuk kebutuhan sebagai berikut : Ringkasan Paket Sembako *dapat disesuaikan dengan kebutuhan anda (check via whatsapp) Mth Fashion : Untuk belanja Online kebutuhan Sandang/Fashion Keluarga, Untuk produk-produk bisa Anda lihat di Instagram : https://www.instagram.com/mth.fashion.online.shop/  (updated) Untuk Informasi Lebih lanjut bisa kontak Nomor Whatsapp masing-masing. Selamat Berbelanja secara Online | Jangan lupa informasikan ke keluarga dan rekan-rekan anda.

Meneropong Kisah Sukses Pemudik Asal Gunungkidul

Berbekal ijazah SMU,Takhlukkan Kota Jakarta Sangat tidak pantas untuk ditiru, apa lagi bila tidak memiliki keahlian yang cukup memadai sebagai modal mencari kerja di Jakarta. Namun pria ini memberi bukti bagaimana mampu sukses di Ibukota Negara . Bagaimana caranya? GUNUNGKIDUL-Meski baru merantau ke Jakarta sejak akhir tahun 2004 lalu, bisa dikatakan pria ini cukup berhasil. Pulas Priotyas Wiyatno nekat membawa istri dan ketiga anaknya ke Ibukota untuk mengadu nasib. Seperti yang dikatakan kepada RADAR JOGJA, awalnya sungguh sangat sulit dan memerlukan perjuangan yang sangat keras untuk bisa bertahan dan tetap survive sehingga menjadi seperti sekarang ini. " Memang belum bisa dibilang sukses mas. Kami sangat biasa banget. Tapi saya bersyukur dapat melewati saat - saat sulit " kata bapak empat anak ini. Selanjutnya Pulas mengisahkan bagaimana ia dengan keluarganya sampai memberanikan diri pergi ke Jakarta yang menurutnya sangat tidak pantas untuk ditiru apalagi bila t...

Bencana Alam-Tebing Longsor Terjang Satu Rumah

KULONPROGO– Rumah milik MitroWidarto,78,warga Dusun Semawung, Desa Banjaroya, Kecamatan Kalibawang rusak parah setelah tertimbun tanah longsor pada Selasa (10/1) malam. Tiga rumah dan satu musala yang berdekatan dengan rumah milik korban juga terancam. Kejadian tersebut terjadi pada Selasa (10/1) sekitar pukul 21.30 WIB diawali dengan hujan yang cukup deras sejak pukul 16.00. Akibatnya, tebing di belakang rumahnya ambrol sejauh 300 meter hingga menghantam rumahnya. ”Kerugian kami sekitar Rp30 juta,” ujar Mitro kemarin. Dua rumah milik Suranto, 55 dan Wahyudi,58,juga terancam. Kedua warga ini merupakan anak kandung korban. Rumah milik Sutopo, tetangga korban, juga terancam karena hanya berjarak tidak lebih dari 200 meter. ”Tiga rumah dan satu musala terancam,” ucapnya. Awal 2012 lalu sebenarnya tebing di belakang rumahnya juga longsor.Namun,waktu itu volumenya tidak besar dan tidak sampai menerjang rumah. ”Jadi ini longsoran yang kedua. Longsoran pertama hanya kecil, yang kedua s...