Skip to main content

Anomali Cuaca Rusak 446 Ha Lahan Pertanian di Bantul

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL--Lahan pertanian di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta banyak yang mengalami kerusakan atau dianggap gagal panen akibat anomali cuac. Diperkirakan, lahan pertanian seluas 446 hektare menjadi korban cuaca yang tidak menentu yang terjadi beberapa pekan lalu.

Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertahut) Bantul, Edy Suhariyanta di Bantul, Rabu, mencatat kerusakan atau gagal panen pada tanaman bawang merah seluas 60 hektare, kacang tanah seluas 110 hektare, kemudian kedelai seluas 30 hektare, tembakau seluas 92 hektare kemudian jagung 154 hektare.

"Tanaman rusak akibat terkena guyuran air hujan terus-menerus yang menggenangi tanaman sehingga tanah menjadi jenuh air dan menyebabkan daun menguning bahkan membusuk, biji yang dihasilkan kisut," katanya.

Menurut dia, kerusakan yang terjadi pada berbagai jenis tanaman tersebut memang tidak terjadi pada seluruh luas tanaman yang ditanam pada musim tanam waktu itu, melainkan hanya sisa dari seluruh tanaman yang belum dipanen.

Ia mengatakan, seperti tanaman tembakau dari total seluas 460 hektare seluas 92 hektare gagal panen, kemudian bawang merah dari total seluas 640 hektare seluas 60 hektare gagal panen. Sedangkan jagung gagal panen seluas 154 hektare dari tanaman 900 hektare.

"Semua lahan pertanian yang mengalami kerusakan atau gagal panen tersebut berada pada dataran rendah maupun daerah hilir, sedangkan pada dataran tinggi dampak kerusakan tidak seberapa," katanya.

Edy mengatakan, dalam agribisnis pertanian faktor cuaca memang sangat mempengaruhi perkembangan kualitas dan produktivitas tanaman dan para petani memang tidak dapat berbuat banyak.

"Meski demikian petani diimbau tetap menaman pertanian sebagaimana mestinya dan untuk waktu yang akan datang diharap memperbaiki saluran irigasi agar aliran air lancar sehingga jika hujan air tidak menggenangi tanaman," katanya.

Lebih lanjut, kata dia kerusakan sejumlah tanaman tersebut memang dapat mempengaruhi pergerakan harga komoditas ini di pasaran, karena stok yang terbatas akibat hasil panenan kurang.

"Kondisi ini memang dapat menimbulkan kerawanan stok di pasaran sehingga berpotensi picu kenaikan harga, kami berharap meski harga naik tidak memberatkan masyarakat kalangan pembeli," katanya.

Red: Siwi Tri Puji B
Sumber: Ant

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj