Skip to main content

Kota Yogya Minta Pusat Revisi Kuota CPNS

YOGYAKARTA (SINDO) – Keputusan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara (Kemenpan) yang hanya menyetujui 44 formasi untuk lowongan CPNS di Pemerintah Kota Yogyakarta menuai protes.

DPRD dan Pemkot Yogyakarta terus melakukan lobi ke Kemenpan agar kuota itu bisa direvisi. Jumlah formasi teresebut dinilai sangat minim. Sebab,yang diajukan oleh Pemkot Yogyakarta mencapai 400 formasi. Ketua Komisi A DPRD Kota Yogyakarta Changi Wendryanto mengatakan, pihaknya akan berusaha membicarakan persoalan minimnya kuota CPNS untuk Kota Yogyakarta tersebut langsung dengan Kemenpan. Seharusnya kuota yang diberikan sesuai dengan kebutuhan di lapangan,karena masalah sumber daya manusia (SDM) berhubungan langsung dengan pelayanan terhadap masyarakat.

“Dari segi kebutuhan pegawai, kami memang kurang sekali. Memang saat ini sudah banyak yang membicarakan masalah miskin struktur kaya fungsi,tapi kami juga harus lihat apakah sudah mampu melaksanakannya saatini,”ujarnya. Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Yogyakarta Tri Widayanto mengungkapkan bahwa kuota 44 yang telah diputuskan jelas tidak memenuhi kebutuhan tenaga teknis di kelurahan dan puskesmas yang saat ini jumlahnya sangat banyak. Pihaknya akan mencoba mencari jalan untuk menyelesaikan persoalan ini. “Kami akan segera membahas kekurangan yang ada mungkin bisa dipenuhi lewat model outsourching atau semacamnya.

Namun,kami masih berharap kuota 44 orang tersebut akan direvisi oleh pusat,”ujarnya. Mereka ssedang mempersiapkan diri menghadapi pelaksanaan seleksi CPNS 2010. Persyaratan CPNS kali ini akan ada sedikit perbedaan syarat dari tahun-tahun sebelumnya, yakni pemberlakuan syarat minimal IPK 3,00 bagi pendaftar S-1.Namun, hingga kini perubahan syarat tersebut masih dirundingkan dan belum mencapai final.

Untuk Kota Yogyakarta, syarat IPK minimal masih 2,75, namun ada kemungkinan akan mengarah ke 3,00.Asumsinya,semakin tinggi IPK-nya, semakin baik kualitas SDM,”ucapnya. (ratih keswara)

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj