Skip to main content

Kesempatan Mendulang Rupiah

REZEKI memang sudah ada yang mengatur. Tapi bukan berarti manusia tak bisa berusaha untuk mencari rezeki. Jika bisa memanfaatkan kesempatan, keuntungan berlipat pun bakal diterima. Seperti setiap Lebaran tiba. Di hari kemenangan ini, sebagian orang malah menjadikannya untuk mendulang rupiah.

Salah satu usaha yang menangguk rupiah di hari Lebaran adalah bisnis laundry. Seperti diketahui, bisnis laundry kiloan di DIJ kini menjamur. Tak hanya di tengah kota, tapi merambah sampai pedesaan.

''Peningkatannya hampir 200 persen. Kalau hari biasa rata-rata kami mencuci pakaian 40 kilogram, sekarang naik menjadi 78 kilogram. Ini saja masih ada beberapa pakaian yang belum kami ambil dari konsumen,'' kata Ningrum Utami, pemilik usaha Ning Loundry di Jalan Banguntapan, kemarin.

Ia menuturkan, peningkatan omzet harian ini tentu membuat tanggung jawab pekerjaannya bertambah. Padahal, satu dari dua karyawannya pulang kampung ke Wonosari. ''Risikonya, setiap ada konsumen yang memasukkan pakaian, kami minta menunggu lebih lama,'' tuturnya.

Peningkatan penghasilan saat Lebaran memang hampir semuanya dirasakan warga Indonesia. Ini tak lepas dari kebijakan pemerintah yang mewajibkan setiap perusahaan memberikan tunjangan hari raya (THR).

Tapi bagi beberapa pekerja nonformal, seperti Ningrum, kerja ekstra harus dilakukan jika ingin mendapatkan tambahan penghasilan. ''Mau tutup ya eman-eman toh Mas. Masak ada kesempatan mendapat untung tidak dimanfaatkan,'' jelasnya.

Berkah Lebaran juga dirasakan Iswanto. Tukang cuci bus di Terminal Giwangan ini mengaku, penghasilannya selama Lebaran naik lebih dari dua kali lipat. Sejak satu minggu sebelum Lebaran, dia bisa mencuci lebih dari 17 bus.

''Untung paling besar jika ada bus lain yang masuk dan minta dicuci. Harga per busnya mereka nurut,'' ujarnya.

Wanto, panggilannya mengungkapkan, dia sebenarnya hanya mencuci bus Sumber Kencana. Untuk satu bus, ia mematok tarif Rp 7.000. Tarif ini berbeda jika ada bus lain yang akan dicuci. Sekali mencuci, ia bisa mendapat uang Rp 10 ribu - Rp 15 ribu. ''Bilang lima belas ribu rupiah, kalau tidak ditawar ya beruntung,'' katanya.

Meski mendapat keuntungan berlipat, kebahagiaan yang didapatkan ternyata masih kurang. Ini karena dia terpaksa bekerja saat Lebaran. ''Kalau disuruh memilih, tentu saja saya lebih senang memiliki cukup uang dan bisa berlebaran bersama keluarga,'' sambungnya.

Hendra Sanjaya, pengusaha rental mobil juga merasakan betul bagaimana mudahnya mengais rupiah di hari Lebaran. Jika di hari biasa, ia harus mencari konsumen ke instansi-intansi swasta maupun pemerintah, kini konsumen datang sendiri.

''Kalau di hari Lebaran ini, apa pun jenis mobilnya pasti laku disewakan. Asalkan kondisinya baik, dari mesin dan surat kelengkapannya,'' imbuhnya.

Di hari biasa, menurut Hendra, dia hanya bisa merentalkan maksimal lima mobil. Sedang di hari Lebaran ini, 14 mobil termasuk kendaraan pribadi yang sehari-hari ia gunakan juga turut laku disewakan. Harga sewa mobil, untuk jenis MPV kelas menengah seperti Avanza dan Xenia setiap 12 jam dipatok Rp 250 ribu.

''Kalau MPV yang kelasnya tinggi seperti Kijang Innova, sampai Rp 350 ribu. Biasanya paling diminati memang dua jenis mobil tersebut,'' tuturnya. (eri)

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj