Skip to main content

Jelang Lebaran, Kenaikan Harga Komoditas Sebesar 5 persen

BANTUL - Perkembangan harga rata rata kebutuhan komoditi strategis periode minggu ke IV di Kabupaten Bantul naik sebesar 5 persen. Hal itu diketahui berdasarkan data data laporan mingguan Dinas Perindsutrian, Perdagangan dan Koperasi pemkab Bantul perubahan harga yang menonjol disejumlah pasar tradisional.

Kepala Dinas Perindsutrian, Perdagangan dan Koperasi pemkab Bantul Trisaktiana mengungkapkan untuk kelompok pangan perkembangan harga pada Minggu terakahir bulan Agustus 2010 lalu kenaikan hanya tercatat sebesar 5 persen,"Kenaikan harga hanya terjadi pada beberapa komoditas seperti cabe merah keriting, kedelai local dan apel Malang,"katanya kemarin.

Menurut data yang didapatkan, terang Tri, penurunan harga malah terjadi pada beberapa bahan komoditas yang disedikan oleh pedagang seperti Tepung terigu, Kedelai impor, telur ayam dan buah buahan import seperti Apel. Bahkan untuk jeruk jenis siam Pontianak malah cenderung turun sebesar 11,1 persen,"Sementara untuk sandang perkembangan masih terbilang stabil, kalo naikpun tidak terlalu drastis,"ungkapnya.

Data Disperindagkop menyebutkan, untuk kebutuhan pokok seperti beras tidak mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Beras jenis Rojo Lele pada minggu lalu Rp.6000/kg tidak beranjak pada akhir minggu pada bulan Agustus. Begitu juga dengan harga gula pasir SHS yang stabil pada harga 9.500/kg. sedangkan untuk minyak goreng berada pada titik harga 13.000/kg.

"Untuk H min enam hingga tujuh lebaran, hasil pendataan akan selesai pada hari Sabtu (hari ini-red), jadi belum diketahui apakah ada kenaikan atau tetap stabil pada harga Minggu kemarin,"Katanya.

Disinggung apakah ini terkait dengan pasar murah yang digelar Disperindakop, Tri menegaskan, pengaruhnya tidak terlalu besar. Pasalnya fungsi pasar murah dengan operasi pasar berbeda, terlebih kegiatan pasar murah hanya dilaksanakan di satu kecamatan saja.

Sementara itu, Kasi Perencanaan dan Pengendalian Kantor Pengelolaan Pasar Anjar Arintaka Putra,S.Sos mengatakan pasar tradisional yang ada di Kabupaten Bantul pada H - 8 Lebaran belum ada kenaikan yang tinggi. Namun dalam sepekan kedepan pemantaun harga akan dilakukan tiap hari hingga lebaran,"Untuk itu, pada hari biasa pemantauan dilaksanakan hanya 2-3 hari sekali, tapi rencananya akan dilaksanakan setiap hari mulai dari H-10 sampai H+7 lebaran,"pungkasnya. (iwan)

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj