Skip to main content

Muktamar Muhammadiyah Bahas Suksesi 2014

Yogyakarta - Suksesi kepemimpinan nasional 2014 tidak luput dari perhatian warga Muhammadiyah. Suksesi kepemimpinan nasional bakal menjadi salah satu agenda yang akan dibahas dalam sidang pleno Muktamar Muhammadiyah.

"Salah satu persoalan bangsa ini adalah miskinnya pemimpin nasional. Persoalan suksesi nasional 2014 kita agendakan untuk dibahas," kata Abdul Mu'ti kepada wartawan di sela-sela sidang Muktamar di Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) di Jalan Lingkar Selatan, Tamantirto, Bantul, Selasa (6/7/2010).

Menurut Mu'ti, keterlibatan untuk ikut memikirkan masalah suksesi kepemimpinan nasional bukan berarti Muhammadiyah secara organisasi terlibat dalam kegiatan politik praktis. Sebab kalau sampai terlibat dalam politik prkatis hanya akan merugikan organisasi dan melahirkan konflik-konflik berkepanjangan.

"Kita hanya ingin memberikan sumbangsih pemikiran soal itu. Sebab bagaimanapun juga hal itu merupakan masalah bangsa ke depan," katanya.

Dia mengatakan keterlibatan Muhammadiyah dalam suksesi sebatas pembentukan visi kepemimpinan nasional tahun 2014. Muhammadiyah juga tidak berafiliasi dengan partai politik manapun.

"Ini bukan berarti Muhammadiyah alergi terhadap politik, namun itu politik sebagai strategi dalam mempengaruhi sebuah kebijakan," katanya.

Mu'ti menambahkan sejak Muhammadiyah berdiri tahun 1912 hingga kemerdekaan bahkan sampai sekarang ini juga tak lepas dari pergulatan politik dan baik secara individu maupun organisasi.

"Muhammadiyah juga selalu aktif dalam suksesi kepemimpinan, tak terkecuali dalam gerakan reformasi tahun 1998 dulu. Jadi tidak ada salahnya kita berbicara mengenai suksesi 2014 karena kita saat ini perlu menyiapkan pemimpin yang memiliki visi misi kebangsaan yang jelas," ujar dia.

(djo/djo)

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj