Skip to main content

Sat Pol PP Sleman Razia Tempat Pijit dan Salon

SLEMAN (KRjogja.com) - Jajaran Sat Pol PP Sleman untuk melakukan razia di sejumlah salon dan tempat pijat di seputar kawasan Jalan Solo, Ringroud Utara dan Jalan Magelang, Selasa (2/3). Dalam Razia ini, petugas tidak mengamankan seorang pun, petugas hanya memeriksa surat ijin usaha saja.

Kasi Penegakan Perundangan Sat Pol PP Sleman, Sunarto menjelaskan, sasaran utama razia yang terus digalakkan ini, dalam rangka penegakan Perda No 12/2001 tentang izin gangguan serta Perda No 22/1996 tengang izin usaha kepariwisataan. Pada tahun 2010 ini, pihaknya sudah 3 kali melakukan razia serupa di kawasan Sleman.

"Kami hanya ingin melihat bagaimana perizinan berdirinya salon-salon dan panti pijat di wilayah Sleman, apakah sudah sesuai peraturan atau tidak. Termasuk juga ada tidaknya penyalahgunaan tempat salon," tandasnya disela-sela razia, Selasa (2/3) siang.

Selain itu, pihaknya juga sangat khawatir menjamurnya salon dan panti pijat di wilayah Sleman ini beralih fungsi sebagai tempat mesum. Untuk itu, pihaknya berjanji akan terus mengawal perda tersebut. "Kami tidak ingin mereka melanggar izin usaha serta kemanfaatannya. Jika terbukti digunakan sebagai tempat mesum, maka saat ini juga kami akan tutup paksa," tegasnya.

Dari 6 titik tempat salon dan panti pijat yang di razia, semuanya tidak memiliki kelengkapan izin usaha, diantaranya salon Fresh di Jalan Solo Kalasan, panti pijat Kondang Waras Jalan Solo Kalasan, Marina Salon Ringroud Utara, dan Griya Sehat di Jalan Magelang.

"Rata-rata mereka kurang melengkapi perizinan seperti yang telah diatur dalam perda diatas, yakni izin HO dan SIUP. Jika dalam waktu 2 bulan pemilik tidak segera melengkapinya, maka akan kami limpahkan ke pengadilan dan terancam kurungan 3 bulan serta denda maksimal Rp 5 juta," tambah Sunarto.

Dalam razia kali ini, petugas Sat Pol PP Sleman tidak berhasil untuk mengungkap penyalahgunaan salon dan panti pijat tersebut sebagai tempat plus-plus. Kendati demikian, Sunarto berjanji, jajarannya akan tetap terus melakukan operasi serupa guna meningkatkan ketertiban di wilayah Sleman.

Namun demikian, pemilik salon-salon yang hari ini sempat dirazia menyatakan, apa yang dilakukan Sat Pol PP Sleman merupakan tindakan tebang pilih. Petugas hanya melakukan operasi pada tempat-tempat tertentu saja, sedangkan tempat yang lainnya diabaikan.

"Harusnya Sat Pol PP lebih jeli untuk melihat salon-salon mana yang mesum. Saya yakin betul, di Sleman ini banyak yang begituan. Asal petugas jangan tebang pilih untuk menindaknya," kata Ali, pemilik salon di Jalan Solo kepada KRjogja.com. (Dhi)

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj