Skip to main content

Casino di Maliboro Digerebeg Polisi

RADAR JOGJA - Maraknya perjudian di Jogja sudah berlalu sejak beberapa tahun lalu. Namun siapa sangka kalau di Jalan Malioboro, tepatnya disebelah selatan Gedung DPRD DIJ terdapat casino. Selasa kemarin, casino tersebut digerebeg polisi dan enam penjudinya diamankan.

Seperti halnya tempat perjudian yang dulu sempat marak di Jogja, rumah judi yang digerebeg Polsek Danurejan Selasa siang lalu keberadaanya tidak pernah diduga. Rumah judi ini menempati sebuah gedung di sebelah selatan Gedung DPRD DIJ yang dulu digunakan untuk dealer sepedamotor dan lantai duanya digunakan untuk café.

Yang membedakan adalah, kalau casino yang dulu marak di Jogja didalamnya berisi mesin-mesin ketangkasan namun casino yang digerebeg Polsek Danurejan ini berisi enam tukang becak yang sedang berjudi menggunakan kartu remi.

"Mereka adalah para tukang becak yang terpaksa kami amankan karena berjudi di tempat bekas dealer motor. Sejumlah elemen Malioboro yang mengaku resah dengan kegiatan mereka membuat imej Malioboro menjadi buruk kemudian melaporkan kepada kami," kata Kapolsek Danurejan AKP Akbar Thamrin.

Keenam tukang becak yang diamankan polisi ini rata-rata berasal dari Gunungkidul. Mereka adalah Ngatino, 35 warga Soko Kerep Semanu, Sugiman, 40 Dompo Tengah Nglipar, Bonadi, 51 Karang Gumuk Karangrejek Wonosari dan Mardimin, 35 warga Banyusoco Playen. Sementara dua tukang becak lainnya adalah Bambang Suradi, 35 warga Bonorejo Nusukan Banjarsari Solo dan M Rofiq, 30 warga Kembaran Sidomulyo Salaman Magelang.

Selain keenam tersangka, polisi juga berhasil mengamankan dua set kartu remi dan uang taruhan sebesar Rp 205 ribu. Para tukang becak ini akan dijerat dengan pasal 303 KUHP tentang perjudian.

Menurut Kapolsek, selain melanggar hukum, perbuatan keenam tukang becak ini menciderai komitmen yang baru saja dibuat oleh komunitas Malioboro pagi hari sebelum mereka ditangkap. Sebelumnya bertempat di Hotel Garuda, komunitas Malioboro berikrar untuk menjadikan Malioboro sebagai kawasan bebas tindak kejahatan dan perjudian.

"Pagi hari sebelum menangkap mereka, saya mengikuti acara deklarasi tersebut. Namun rupanya, keenam tersangka yang juga menjadi bagian dari komunitas Malioboro ini justru menciderai deklarasi yang mereka buat sendiri," kata AKP Akbar Thamrin.

Ngatino, salah satu tersangka yang diamankan polisi mengaku bahwa apa yang mereka lakukan tidak lebih dari mengisi waktu luang diluar aktivitas mereka mencari penumpang. "Ya daripada nganggur. Kebetulan penumpang juga sepi jadi kami hanya mengisi waktu saja," kata Ngatino.

Sementara Sugiman menjelaskan bahwa hari itu dia belum narik penumpang. "Saya baru datang dari rumah dan langsung ikut berjudi. Saya hanya bermodal 15 ribu, itupun uang saku yang diberikan istri saya. Tidak tahunya malah digerebeg polisi dan uang saku saya dijadikan barang bukti," kata Sugiman. (ufi)

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj