Skip to main content

Viral Pemotor Kejang Lalu Meninggal di Titik Nol Yogya, Ini Faktanya

Yogyakarta - Seorang pria, DH (50), warga Desa Mejing Lor, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di Titik Nol Kilometer Yogyakarta. DH meninggal diduga karena memiliki riwayat sakit jantung dan epilepsi.
Kasat Lantas Polresta Yogyakarta, AKP Imam Bukhori menjelaskan kejadian berawal saat DH mengendarai motor bernomor polisi AB 4467 XZ dari timur ke barat sekitar jam 16.00 WIB. Ketika berhenti di lampu APILL depan Kantor Pos Kota Yogyakarta tiba-tiba DH terjatuh.

"Jadi korban ini (DH) sementara mengantre lampu merah, tiba-tiba korban jatuh hingga motornya menimpa si korban," kata Imam saat ditemui wartawan di Titik Nol Kilometer Yogyakarta, Kecamatan Gondomanan, Kota Yogyakarta, Senin (30/3/2020).

"Dari informasi masyarakat yang melihat, sempat si korban jatuh kejang-kejang kemudian sempat sesak napas," lanjut Imam.

Mendapati hal tersebut, polisi yang berjaga di Pos Lantas langsung menelepon ambulans untuk datang ke lokasi. Ini dilakukan karena melihat DH tak kunjung bergerak.

"Kemudian dicek (petugas medis), setelah dicek korban sudah meninggal. Saat ini sudah dirujuk ke RS Sardjito. Kebetulan adik kandungnya tadi datang," ujarnya.

Imam mengaku tidak tahu secara pasti penyebab meninggalnya DH. Dari keterangan adiknya, DH bekerja di salah satu rumah sakit swasta di Kota Yogyakarta. Selain itu, DH memang kerap pingsan.

"Sempat saya tanyakan bahwa ada histori riwayat sakitnya tidak, ternyata penyampaian dari adik kandungnya bahwa yang bersangkutan suka pingsan dan korban ini bekerja di RS Bethesda di bagian perawatan mayat," tutur Imam.

Petugas medis yang mengevakuasi DH terlihat mengenakan alat pelindung diri (APD). Imam menyebut hal itu sesuai dengan protokol yang berlaku saat ini, mengingat saat ini COVID-19 mewabah.

"Itu tadi dilakukan penyemprotan disinfektan, sesuai protokolnya, kita sudah koordinasi juga tadi dengan PMI dan BPBD. Jadi semua itu (evakuasi menggunakan APD) untuk antisipasi dan waspada saja," ucapnya.

Sementara itu, Kapolsek Gondomanan Kompol Purwanto mengatakan selain kerap pingsan secara tiba-tiba, korban memiliki riwayat penyakit lain. Hal itu terungkap dari pengakuan adik korban yang datang ke TKP.

"Riwayat sakit epilepsi, jantung dan sering pingsan, itu (keterangan) dari adik kandungnya. Adik kandungnya juga dari TKP tadi," ucapnya saat dihubungi wartawan, Senin (30/3).

"Mungkin pas di jalan itu ayane kumat, terus semaput (pingsan) dan akhirnya meninggal. Terus, karena musim seperti ini (COVID-19) tidak ada yang berani mendekat dan diterapkan protokol seperti itu (petugas evakuasi pakai APD)," imbuh Purwanto.

Sumber : detikNews Yogyakarta

Comments

Popular posts from this blog

Matahari Godean Grup : Belanja Online via Whatsapp

Untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga masyarakat Jogjakarta umumnya dan masyarakat Godean khususnya dan untuk mempermudah belanja tanpa antrian  dan tanpa perlu datang ke toko maka Matahari Godean Grup ( Toserba Matahari Godean & Mth Fashion ) Jl. Saronodipoyo - Utara Pasar Godean membuka layanan Belanja Online via Whatsapp sebagai Berikut : Toserba Matahari Godean : Belanja Online via Whatsapp untuk kebutuhan sebagai berikut : Ringkasan Paket Sembako *dapat disesuaikan dengan kebutuhan anda (check via whatsapp) Mth Fashion : Untuk belanja Online kebutuhan Sandang/Fashion Keluarga, Untuk produk-produk bisa Anda lihat di Instagram : https://www.instagram.com/mth.fashion.online.shop/  (updated) Untuk Informasi Lebih lanjut bisa kontak Nomor Whatsapp masing-masing. Selamat Berbelanja secara Online | Jangan lupa informasikan ke keluarga dan rekan-rekan anda.

Meneropong Kisah Sukses Pemudik Asal Gunungkidul

Berbekal ijazah SMU,Takhlukkan Kota Jakarta Sangat tidak pantas untuk ditiru, apa lagi bila tidak memiliki keahlian yang cukup memadai sebagai modal mencari kerja di Jakarta. Namun pria ini memberi bukti bagaimana mampu sukses di Ibukota Negara . Bagaimana caranya? GUNUNGKIDUL-Meski baru merantau ke Jakarta sejak akhir tahun 2004 lalu, bisa dikatakan pria ini cukup berhasil. Pulas Priotyas Wiyatno nekat membawa istri dan ketiga anaknya ke Ibukota untuk mengadu nasib. Seperti yang dikatakan kepada RADAR JOGJA, awalnya sungguh sangat sulit dan memerlukan perjuangan yang sangat keras untuk bisa bertahan dan tetap survive sehingga menjadi seperti sekarang ini. " Memang belum bisa dibilang sukses mas. Kami sangat biasa banget. Tapi saya bersyukur dapat melewati saat - saat sulit " kata bapak empat anak ini. Selanjutnya Pulas mengisahkan bagaimana ia dengan keluarganya sampai memberanikan diri pergi ke Jakarta yang menurutnya sangat tidak pantas untuk ditiru apalagi bila t...

Bencana Alam-Tebing Longsor Terjang Satu Rumah

KULONPROGO– Rumah milik MitroWidarto,78,warga Dusun Semawung, Desa Banjaroya, Kecamatan Kalibawang rusak parah setelah tertimbun tanah longsor pada Selasa (10/1) malam. Tiga rumah dan satu musala yang berdekatan dengan rumah milik korban juga terancam. Kejadian tersebut terjadi pada Selasa (10/1) sekitar pukul 21.30 WIB diawali dengan hujan yang cukup deras sejak pukul 16.00. Akibatnya, tebing di belakang rumahnya ambrol sejauh 300 meter hingga menghantam rumahnya. ”Kerugian kami sekitar Rp30 juta,” ujar Mitro kemarin. Dua rumah milik Suranto, 55 dan Wahyudi,58,juga terancam. Kedua warga ini merupakan anak kandung korban. Rumah milik Sutopo, tetangga korban, juga terancam karena hanya berjarak tidak lebih dari 200 meter. ”Tiga rumah dan satu musala terancam,” ucapnya. Awal 2012 lalu sebenarnya tebing di belakang rumahnya juga longsor.Namun,waktu itu volumenya tidak besar dan tidak sampai menerjang rumah. ”Jadi ini longsoran yang kedua. Longsoran pertama hanya kecil, yang kedua s...