Skip to main content

Mengenal Lala, Sarjana UNY yang Diwisuda di Usia 19 Tahun

Sleman - Maria Clara Yubilea Sidharta atau yang akrab dipanggil Lala berhasil menyelesaikan studi strata (S1) di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) di usia 19 tahun. Dara kelahiran Kabupaten Sleman pada 13 Mei 2000 ini diwisuda Sabtu (31/8/2019) pagi.

Lala ialah anak dari Rahardjo Sidharta dan Patricia (48). Rahardjo berprofesi sebagai dosen salah satu universitas di Yogyakarta sementara Patricia adalah seorang guru. Putri mereka, Lala, menempuh studi di Jurusan Bahasa Jerman sejak 2015 lalu.

Wisudawati yang mendapat predikat cum laude dengan IPK 3,76 ini bukan wanita biasa. Ia divonis oleh dokter sebagai anak berkebutuhan khusus gifted yakni genius tapi kesulitan dalam hal komunikasi. Meski berkebutuhan khusus Lala ber-IQ tinggi.

"Mama sering bilang vonis (gifted) dan Tes IQ itulah awal musibah. Tapi ternyata dari penemuan dan bimbingan mama, musibah ini punya banyak potensi. Potensi yang Puji Tuhan dapat Lala maksimalkan," kata Lala dalam rilis yang dikeluarkan Humas UNY.

Lala diketahui sebagai anak gifted saat berada di bangku sekolah dasar (SD). Kala itu Lala dicap sebagai trouble maker bahkan oleh guru SD-nya sendiri. Predikat anak nakal itulah yang menyebabkan Lala kerap berpindah-pindah sekolah hingga lima kali.

"Yang saya tahu (saat itu) Lala itu trouble maker. Saya memaksakan dia harus sekolah umum dan sekolah negeri. Namanya juga ibu, saya jujur saja waktu itu otoriter ingin anak saya sekolah. Apalagi saya mantan guru, dan suami saya dosen," tutur Patricia.

Pandangan Patricia baru terbuka saat Lala mogok sekolah menjelang ujian nasional. Namun setelah dipaksa orang tuanya, akhirnya Lala bersedia mengikuti ujian. Hasilnya Lala dinyatakan lulus dengan nilai memuaskan meski jarang belajar.

Setelah itu Patricia dan suami berkonsultasi ke dokter pada tahun 2013, dari konsultasi tersebut baru diketahui bahwa Lala adalah anak gifted yang ber-IQ 131. IQ Lala sendiri setiap tahunnya naik, bahkan pada tahun 2017 lalu Lala diketahui ber-IQ 145.

Usai menamatkan SD, Patricia dan suami memutuskan untuk melaksanakan homeschooling untuk Lala. Karena cepat belajar, akhirnya Lala berhasil menuntaskan ujian kejar paket B (setara SMP) tahun 2013 dan kejar paket C (setara SMA) tahun 2015.

Hebatnya kala itu Lala sudah menguasai beberapa bahasa, di antaranya Inggris, Perancis, Jepang dan tentunya Indonesia. Selepas lulus ujian kejar paket C, Lala kemudian memutuskan kuliah di Jurusan Bahasa Jerman UNY, bahasa yang belum dikuasainya.

"Lala cepat belajarnya. Setahun belajar (di Jurusan Bahasa) Jerman dia sudah fasih," kenang Patricia.

Karena Patricia selalu mengantar jemput Lala di awal-awal perkuliahan, Patricia pun memutuskan untuk melanjutkan studi strata 2 (S2) Pendidikan Luar Biasa UNY tahun 2016. Tujuan Patricia tak lain untuk mendukung kegiatan belajar putrinya, Lala.

Patricia berhasil menyelesaikan tesisnya pada 13 Mei 2019. Sementara Lala berhasil menyelesaikan skripsinya pada 31 Juli 2019. Akhirnya ibu dan anak ini diwisuda bersama dalam prosesi wisuda di UNY hari ini.

Sumber : DetikNews Yogyakarta

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj