Skip to main content

Baku Tembak Polisi Yogya dan Komplotan Perampok, 1 Pelaku Tewas

Sleman - Satu orang perampok tewas perampok dan tiga orang lainnya luka-luka setelah terjadi baku tembak dengan polisi kemarin. Peristiwa tersebut terjadi di jalan antara Pantai Glagah, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dengan Purworejo, Jawa Tengah.

"Adanya info penangkapan terhadap pelaku curat yang menggunakan senjata api, jadi memang betul kemarin Polda DIY melakukan penangkapan terhadap empat pelaku curat," kata Kabid Humas Polda DIY, AKBP Yuliyanto saat jumpa pers di Mapolda DIY, Jalan Padjajaran Ringroad Utara, Sleman, Selasa (30/4/2019).

"Para pelaku mengalami luka tembak cukup banyak karena memang terjadi peristiwa tembak-menembak dengan anggota kita. Dari Glagah sampai Purworejo, sekitar 35 kilometer," jelas Yuliyanto.

Pelaku yang tewas berinisial AD, warga Bandung. Dia tewas di rumah sakit saat menjalani perawatan dokter. Tiga rekannya, AS warga Karawang luka tembak di bahu kanan dan kiri serta patah tulang bahu kiri, SBH warga Karawang luka tembak di punggung kanan dan kaki kiri, dan FD warga Ngawi luka tempak di paha kanan.

Proses pengejaran yang diwarnai baku tembak berawal setelah polisi menerima laporan adanya aksi perampokan dengan sasaran konter ponsel. Yakni di Gunungkidul dua TKP, Semanu pada 27 Februari dan Semin pada 11 Maret lalu, serta di Banguntapan pada 25 Maret dengan total kerugian korban sekitar Rp 600 juta.

Hasil penyelidikan, komplotan tersebut diketahui berniat mengulangi aksinya di wilayah hukum DIY.

"Para pelaku bisa dihentikan setelah mobil Avanza silver dengan pelat nomor palsu yang mereka kendarai mengalami pecah ban depan dan belakang sebelum menabrak truk di Purworejo," ungkap Yuliyanto.

Direktur Reskrimum Polda DIY, Kombes Pol Hadi Utomo menjelaskan, komplotan tersebut memang telah menjadi buron jajaran Polda DIY.

"Hasil penyelidikan, ada info komplotan akan kembali beraksi di Yogya, anggota menguntit dari Jawa Barat. Pada saat dihentikan mereka tidak mau, mereka melakukan perlawanan dengan cara menembak, maka dengan ketentuan berlaku kita lumpuhkan," jelasnya.

"Satu orang meninggal di rumah sakit, itupun melalui proses, terjadi kejar-kejaran, kontak senjata tembak-menembak. Ban belakang kanan mobil pelaku sampai lepas, tinggal velg tapi tetap berjalan sebelum akhirnya menabrak truk di wilayah Purworejo," papar Hadi.

Dalam pengejaran tidak ada anggota polisi yang terluka. Sementara dari tangan komplotan tersebut polisi mengamankan sepucuk senjata api.

"Senjata masih didalami, jenisnya apa, rakitan atau bukan, yang jelas senjata api ini mematikan. Untuk pelurunya kaliber 9, kemarin pelurunya penuh sekitar 15-16 butir, ini masih tersisa," ungkap Hadi.

Hadi menerangkan modus komplotan yang hingga kini belum bisa diminta keterangannya secara utuh karena masih dirawat di RS Bhayangkara Kalasan, Sleman.

"Mereka melakukan pencurian dengan pemberatan di konter HP, mengintai pada pagi hari saat konter baru dibuka. Pelaku lantas menodongkan senjata ke karyawan konter, kawanan lain menunggu di luar dan mengawasi kondisi sekitar," jelasnya.

Diduga ada beberapa TKP lain dari aksi para pelaku. Namun polisi akan memproses lebih dulu laporan polisi di wilayah DIY.

"Untuk update-nya nanti akan kami sampaikan lagi kepada rekan-rekan media," imbuh Hadi.

Sumber : DetikNews Yogyakarta

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj