Skip to main content

Calo Marak, Tiket KA Tembus Rp1 Juta

YOGYAKARTA– Aturan ketat pemberlakuan sistem by name dalam pembelian tiket kereta api (KA) tak membuat praktik percaloan tiarap. Sebaliknya, jelang musim mudik, mereka menjamur.

Tak tanggung-tanggung, para calo ada yang menjual tiket hingga Rp1 juta per orang.Mereka memanfaatkan tingginya daya tarik masyarakat terhadap moda trasportasi massal itu.Kebutuhan tiket KA yang tinggi dibanding dengan jatah kursi yang ada menjadi kesempatan bagi para calo tiket untuk mereguk keuntungan berlipatlipat. Andang,salah warga Kalasan, Kabupaten Sleman mengungkapkan, awal pekan lalu dia mencari tiket kereta kelas ekonomi tujuan Jakarta untuk keberangkatan pada 28 Agustus mendatang.

Namun, tiket yang dicari tidak didapat, sebab dari informasi petugas stasiun di ruang reservasi,tiket telah habis.“Saya cari untuk istri saya, dia kerja di Jakarta, rencananya nanti untuk balik ke sana,”katanya. Namun,saatdiaakanpulang, tiba-tiba dihampiri beberapa orang dan menawari tiket kereta. Dia kaget karena calo menawarkan beberapa tiket. Harga yang ditawarkan saat itu bervariasi. Untuk kereta kelas ekonomi AC beberapa calo yang menawarkan Rp250.000. Namun sebagian yang lain menawarkan sampai Rp350.000.“Karena mahal banget saya tidak mau,masak harganya sampai segitu,”keluhnya.

Pengakuan Andang ini menunjukkan praktik percaloan tiket kereta belum bisa lenyap meski aturan diperketat maupun razia digalakkan. SINDO juga berhasil menemukan daftar harga tiket dari para calo yang nilainya berlipat ganda dari harga normal. Selengkapnya lihat grafis. B, salah seorang calo yang berhasil ditemui mengaku bisa menyediakan semua jenis tiket KA baik itu ekonomi, ekonomi AC,bisnis maupun eksekutif. Dia mengakui harga tiket yang dia jual jauh di atas harga yang dijual di stasiun.

“Jangan sampai nanti tahu harganya kaget,karena sudah naik,”kata dia meyakinkan kepada SINDO. Dia mencontohkan, harga tiket kelas ekonomi AC yang biasa dijual di stasiun adalah Rp270.000.Namun tiket yang dia jual antara Rp450.000 sampai Rp500.000. Sedang untuk tiket kelas eksekutif yang harganya berkisar Rp600.000, dia ditawarkan hingga Rp1 juta.“ Untuk kelas bisnis, harganya tidak jauh dengan yang ekonomi, selisihnya sekitar Rp10.000,”terangnya.

Menanggapi masih maraknya kasus percaloan itu,Ketua Lembaga Konsumen (LKY) Yogyakarta Widijantoro menilai, praktik ilegal tersebut terbukti belum bisa dihilangkan meski PT Kereta Api memasang memberi imbalan kepada warga yang bisa menemukan. “Yang tahu calo itu justru petugas dari PT KA,tohcalo itu setiap hari hanya berada di sekitar stasiun,”katanya. Dia menilai, kecil kemungkinan petugas tidak tahu karena calo bisa membeli tiket dengan jumlah banyak. Padahal PT KA sudah membuat aturan pembelian tiket dibatasi atau memaki sistem kuota.

“Ini terjadi mungkin ada oknum yang bisa menjual lewat pintu belakang atau karena ada yang tutup mata,”ulasnya. Dia mempertanyakan efektivitas sistem ticketing by name yang menjadi kebijakan PT KA.Seharusnya,bila sistem itu benar berjalan dengan benar, dapat menutup celah percaloan.“ Janji PT KA untuk meningkatkan pelayanan yang lebih baik tampaknya belum bisa dibuktikan, saya juga tidak yakin nanti di kereta ada pengecekan tiket dengan KTP (kartu tanda penduduk),”pungkasnya.

Humas PT KA Daop 6 Yogyakarta Eko Budiyanto saat dikonfirmasi menampik adanya praktik percaloan tiket saat Lebaran. Menurut Eko,PT KA sudah melakukan berbagai upaya pencegahan adanya praktik percaloan.Tindakan yang dilakukan di antaranya dengan melakukan pembatasan pembelian tiket. “Satu orang dibatasi membeli sampai empat tiket,” katanya. Kemudian, lanjut Eko, di area peron ditempatkan petugas yang akan melakukan pengecekan untuk mengetahui kesamaan antara identitas dalam tiket dengan orang yang menggunakan.

Ketika ditemukan ada perbedaan antara tiket yang tertera nomor KTP pembeli tiket dengan orang yang menggunakan tiket itu, maka petugas pemeriksa akan menganggap tiket tersebut hangus. “Beberapa waktu sebelumnya sudah banyak tiket yang kita anggap hangus,jadi kita imbau untuk para calon penumpang membeli tiket jangan lewat calo,” ujarnya. Di Daop 6, jumlah penumpang pada saat arus balik,akan jauh lebih banyak dibandingkan arus mudik. Dari yang dia ketahui, hingga kemarin, tiket arus balik untuk tanggal 22 sampai 26 Agustus nanti sudah habis.

“Untuk harga tiket di kereta komersial (eksekutif dan bisnis) menggunakan batas atas dan batas bawah,” terangnya. Harga tiket kelas eksekutif untuk batas atas,dijual dengan harga kisaran Rp600.000. Sementara, untuk tiket komersial batas bawah, eksekutif dan bisnis kisaran Rp200.000. Untuk kereta api kelas ekonomi, dijual kisaran Rp35.000 jenis KA Progo. Untuk jenis KA Bengawan dijual dengan harga Rp37.000.

“Kalau yang kehabisan tiket pada tanggal 22 sampai 26 pada arus balik, lebih baik diundur pada tanggal 27 dan seterusnya karena ditanggal itu masih ada kursi yang kosong,” terang dia. muji barnugroho/ ridho hidayat 

Sumber : Seputar Indonesia

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj