Skip to main content

Kriminal Sadis, Dibantai di Tempat Tidur

GUNUNGKIDUL– Warga Dusun Temuireng II, Desa Girisuko, Panggang, Gunungkidul kemarin digemparkan dengan pembantaian sepasang suami istri (pasutri) Samidi, 52, dan Musilah, 43, oleh orang bercadar.

Aksi sadistis ini dilakukan saat korban sedang tertidur bersama anaknya di kamar. Musilah tewas dengan kondisi mengenaskan setelah lehernya dibabat senjata tajam orang yang tidak dikenal.Darahnya pun menyembur dan mengenai muka serta baju anak keempatnya, Nuriyanto, 7. Sementara Samidi harus dirawat intensif di rumah sakit karena luka parah di perutnya setelah disabet parang.

Belum diketahui pasti motif pembunuhan itu,namun informasi di masyarakat akibat hubungan asmara. Aksi sadis orang tidak dikenal ini terjadi saat pagi buta. Waktu itu, Musilah tidur di kamar bersama anaknya, Nuriyanto, siswa kelas satu SD.Ketika itu suaminya,Samidi,tidur di ruang tengah. Pelaku yang mengenakan tutup kepala ini diduga masuk ke rumah lewat pintu belakang.

Tiba-tiba, Musilah berteriak minta tolong kepada suaminya dengan kondisi sudah bersimbah darah. Sebuah luka sobek menganga di leher bagian kirinya.Urat nadinya pun menyembul dan terus mengeluarkan darah. ”Lukanya lebar, sekitar 20 cm di leher bagian kiri mulai bawah telinga,” kata tokoh masyarakat Dusun Temuireng, Ismuhadi,kemarin.

Samidi kemudian langsung menghampiri istrinya di kamar yang kondisinya gelap.Dia juga mendapat sabetan benda tajam di bagian perut,pelipis,serta tangan kanan.”Suami korban (Samidi) masih selamat, namun luka robek di perutnya membuat bagian dalam perutnya terurai keluar,”papar Ismuhadi.

Teriakan kedua anak Samidi, Nutiyanto, 7,dan Ayuningsih, 12, membuat suasana menjadi gaduh. ”Samidi sempat bilang, Mbakyumu dipateni uwong (kakakmu dibunuh orang),” kata Wagino, adik korban yang rumahnya hanya berjarak kurang dari 7 meter, menirukan ucapan Samidi. Upaya pertolongan pun dilakukan.

Ternyata Musilah meninggal saat dibawa ke Rumah Sakit Nur Hidayah, Bantul. Sementara Samidi harus menjalani perawatan intensif dan dioperasi di rumah sakit tersebut. Kanit Operasional Satreskrim Polres Gunungkidul Ipda Tri Markisno menduga pelaku sudah merencanakan aksi pembunuhan terhadap Musilah. Itu diketahui dari beberapa alat bukti yang tertinggal dan saat ini diamankan polisi.

”(alat bukti) di antaranya adalah mematikan sambungan listrik.Serta keterangan warga bahwa pelaku menggunakan cadar. Jadi ini direncanakan,” tandasnya. Meski demikian, Tri Markisno belum berani memastikan siapa pelaku pembunuhan tersebut. ”Kita masih melakukan penyelidikan pembunuhan ini. Sampai saat ini belum ada seorang yang bisa kita tetapkan sebagai tersangka.Setelah olah TKP (tempat kejadian perkara), kami langsung melakukan pencarian,” tandasnya.

Hingga kemarin,tim Buser Opsnal Polres Gunungkidul bersama Polsek Panggang masih memburu pelaku.” Kita terus lakukan pencarian. Mudah-mudahan segera ada titik terang,”katanya. suharjono

Sumber : Seputar Indonesia

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj