Skip to main content

Cloud Computing Cocok untuk Indonesia

Sistem cluod dalam edukasi online sudah pernah diujicobakan di 20 sekolah di Yogyakarta

VIVAnews - Microsoft Indonesia mempunyai solusi untuk pendidikan di Indonesia. Seperti diketahui, salah satu problem yang dihadapi dunia pendidikan Indonesia saat ini adalah belum adanya pemerataan pendidikan di seluruh wilayah.

Dengan platform dan aplikasi yang dimiliki, Microsoft berupaya menjembatani persoalan tersebut. Metodenya berbasis pembelajaran online lewat platform dan aplikasi Sharepoint. Dengan ini mereka mengaplikasikan komputasi awan dalam pembelajaran.

“Secara teknis, data dari sekolah disimpan dalam sebuah server yang berada di luar, kemudian baik guru maupun siswa dengan fleksibel dapat mengakses konten tersebut,” kata Sutanto Hartono, Presiden Direktur Microsoft Indonesia di Jakarta.

Dengan demikian, kata Sutanto, murid, kapan pun, dan di manapun bisa mengakses materi pembelajaran.

Sistem ini, Sutanto mengklaim, akan meminimalisir kekurangan dalam pembelajaran konvensional yakni guru yang memegang peranan sentral. “Dengan metode ini, guru berperan sebagai fasilitator dengan membantu siswa mengembangkan potensinya,” ucapnya.

Siswa, kata Sutanto, dapat setiap saat mengirim pesan instan seperti lewat Yahoo Messenger ataupun Facebook dengan guru. Sebaliknya, guru juga dapat memberikan tugas melalui jalur online.

Menurut Sutanto, upaya ini juga merupakan cara untuk mengurangi masalah pemerataan pendidikan di Indonesia, khususnya di daerah-daerah. “Sangat sulit untuk mendapakan kualitas pembelajaran yang relatif sama di seluruh daerah,” ujarnya.

Harapannya, metode ini juga bisa diterapkan di perguruan tinggi, sehingga para mahasiswa bisa saling studi antar perguruan tinggi. “Misalnya, mahasiswa di Papua bisa belajar bersama dengan rekan-rekan dari perguruan tinggi di Bandung melalui online, tanpa harus menjadi mahasiswa di Bandung,” ucapnya.

Sebenarnya, kata Sutanto, aplikasi ini sudah diterapkan oleh lembaga pendidikan seperti Primagama. “Siswa-siswa Primagama dapat belajar dengan sistem online. Ini starting point-nya,” ucapnya. “Selain Primagama, sistem cluod online ini juga sudah diujicobakan di 20 sekolah di Yogyakarta. Sayangnya sempat terhenti karena bencana yang terjadi beberapa waktu lalu,” ucapnya.

Meski cukup inovatif, Sutanto menyebutkan, tentunya tetap terdapat kendala dalam penerapan sistem pembelajaran online ini. Menurutnya, masalah habitual dalam peralihan metode pembelajaran tersebut lah yang menjadi problem utama. “Guru banyak yang tidak menjalankan karena tidak terbiasa, sehingga berhenti di tengah jalan,” tambahnya.

Untuk itu, Microsoft menggelar program Training for Trainer, yakni melatih beberapa guru agar terbiasa menggunakan aplikasi ini. “Nantinya guru mampu menjadi pelopor konsep online,” ucapnya.

Selain soal habitual, kata Sutanto, kendala lain yang dihadapai di Indonesia adalah masalah infrastruktur, khususnya jaringan broadband yang sangat dibutuhkan untuk menjamin berjalannya sistem ini.

Saat ini, Sutanto menyebutkan, pihaknya tengah menjajaki kerjasama dengan Kementeraian Pendidikan Nasional untuk melebarkan sayap di institusi edukasi yang lain.

Translate Using Google Translate May Need Grammar Correction

Cloud Computing Suitable For Indonesia

Cluod in online education system has been piloted in 20 schools in Yogyakarta

VIVAnews - Microsoft Indonesia has a solution for education in Indonesia. As you know, one problem facing the education of Indonesia is not the equalization of education throughout the region.

With platforms and applications they have, Microsoft can bridge the issue. Metodenya based online learning platform and applications via SharePoint. By this they are applying cloud computing in learning.

"Technically, the data from the school kept in a server outside, then both teachers and students with the flexibility to access content," said Sutanto Hartono, President Director of Microsoft Indonesia in Jakarta.

Accordingly, Sutanto said the student, anytime, and anywhere can access the learning material.

This system, Sutanto claimed, will minimize the lack of conventional learning that holds the central role of teachers. "With this method, teachers act as facilitators to help students develop their potential," he said.

Students, said Sutanto, at any time by sending instant messages such as Yahoo Messenger or Facebook with a teacher. Instead, teachers can provide a job by going online.

According to Sutanto, this effort is also a way to reduce the problem of equalization of education in Indonesia, especially in the districts. "Very difficult to mendapakan relatively the same quality of education throughout the province," he said.

The hope, this method can also be applied in universities, so students can study each intercollegiate. "For example, students in Papua could learn together with colleagues from universities in Bandung via online, without having to be a student in Bandung," he said.

In fact, Sutanto said, this application was adopted by the board of education, such as Arjuna. "Student-student Arjuna can learn the online system. This is his starting point, "he said. "In addition to Arjuna, the online cluod also been tried in 20 schools in Yogyakarta. Unfortunately, time running, as the disaster that occurred some time ago, "he said.

Although quite innovative, Sutanto mentioned, of course, there remain obstacles to implementation of this online learning system. He said the problem habitual transition of the learning method is that a major problem. "Teachers who do not exercise much because it is not used, so stop on the road," he added.

For that, Microsoft called Training for Trainer program, which is used to train some teachers to use this application. "Then the teacher could be the forerunners of the concept of online," he said.

Besides the question of habitual, Sutanto said, other constraints being faced in Indonesia is the problem of infrastructure, particularly broadband networks is needed to ensure berjalannya system.

Currently, Sutanto says, his heart to explore cooperation with the National Education Kementeraian to extend in other educational institutions.


Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj