Skip to main content

Warga DIY Keberatan Hujan Buatan


YOGYAKARTA– Warga DIY di bantaran sungai yang berhulu di Gunung Merapi keberatan dengan rencana Pemprov Jateng yang akan membuat hujan buatan untuk menurunkan material vulkanik.

Mereka umumnya kawatir,material Merapi yang turun nantinya berimbas bagi warga Yogyakarta. Seperti yang diungkapkan Lestari, 34,warga Gowongan, Jetis,Kota Yogyakarta. Dia mengaku takut hujan buatan membuat Kali Code menjadi banjir. Apalagi Kali Code merupakan terusan dari Kali Boyong yang berhulu di Merapi.“Jika hujan buatan dibuat, material Merapi ikut turun ke Sungai Boyong, kita yang tinggal di bantaran Kali Code juga kena imbasnya,” katanya,kemarin.

Dia beranggapan, material Merapi sulit diprediksi ke mana akan mengalir akibat hujan buatan tersebut.“Kalau hujan buatan itu bisa memastikan material tidak masuk DIY ya silakan, tapi siapa yang bisa menjamin,” ujarnya bernada tanya. Kekhawatiran itu cukup beralasan. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungaapian (BPPTK) Yogyakarta justru mengkhawatirkan dampak hujan buatan di lereng Merapi.

Karena itu, Kepala BPPTK Yogyakarta Subandriyo menganggap rencana itu kurang tepat. Menurutnya,perbedaankondisi material yang masih berada di puncak Merapi juga harus diperhitungan. Sampai saat ini di beberapa titik ada sebagian timbunan material lahar yang masih panas. “Suhu material ditentukan tebal tidaknya tumpukan lahar.Jadi semakin tebal tumpukan maka panasnya akan semakin terjaga lebih lama,” katanya,kemarin.

Subandriyomengatakan,untuk kesiapan daya tampung sungai, pihaknya belum bisa memprediksi karena belum mendapat informasi tentang perkiraan curah hujan yang dibuat.Dilihat dari jenis material Merapi yang masih berada di sungai,Subandrio memperkirakan sebagian material sudah mulai mengendap di dasar sungai karena sudah tidak terairi sejak awal musim kemarau lalu.

“Material masih banyak yang mengendap otomatis kapasitas daya tampung sungai menjadi berkurang,”ujarnya. Sebagai langkah mitigasi aliran material lahar saat ini BBPTK juga masih mempersiapkan peta operasional luapan material Merapi. Dengan peta ini, daerah yang berpotensi dialiri lahar dingin bisa terpantau lebih mudah.“Kami sedang memetakan seluruh sungai yang berhulu di Merapi.

Targetnya sebelum musim hujan berikutnya sudah rampung,” ujarnya. Sementara, Pelaksana tugas (Plt) Sekretaris Daerah (Sekda) Ichsanuri menegaskan, Pemprov DIY tidak akan meniru langkah yang dilakukan Pemprov Jateng.Menurut dia, jika prediksi arah angin tidak dilakukan dengan cermat, bukan tidak mungkin aliran air hujan buatan itu justru masuk ke wilayah DIY yang saat ini sudah memasuki proses rehabilitasi.

Namun, berdasarkan pengalaman sebelumnya, jika terjadi hujan seperti yang terjadi pada musim hujan lalu, maka kemungkinan besar materialnya hanya mengarah ke Jumoyo,Kabupaten Magelang. “Kalau yang diguyur area Magelang, metarialnya akan terbawa ke Jumoyo yang melewati Kali Progo.Kalau banyak materialnya, asal pintu selokan Van Der Wich (Mataram) dibuka kita bisa langsung mengeruknya,” kata Ichsanuri.

Seperti diketahui,Pemprov Jateng berencana membuat hujan buatan di sekitar Merapi untuk menurunkan material yang masih bertahan di gunung tersebut. Rencana itu diungkapkan Wakil Gubernur Jateng Rustriningsih saat melakukan pertemuan dengan Wakil Gubernur DIY IY Sri Paku Alam IX di Kepatihan Yogyakarta pada Kamis (14/7). Mantan Bupati Kebumen ini mengatakan rencana hujan buatan tersebut sudah dikaji Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng.

Menurut Rustriningsih, hujan buatan bertujuan agar material Merapi yang masih menumpuk tidak turun seketika saat hujan deras turun pada musim hujan berikutnya. Pemprov Jateng sudah mengajukan anggaran ke pusat untuk kegiatan tersebut, yang kemungkinan besar akan dijalankan sebelum musim hujan mendatang. ridwan anshori

Translate Using Google Translate May Need Grammar Correction

Residents Objection DIY Artificial Rain

YOGYAKARTA DIY-Residents on the banks of rivers that disgorge at Mount Merapi, Central Java Provincial Government objected to the plan that will create artificial rain to reduce the volcanic material.

They are generally concerned, the material will affect Merapi, which fell for the citizens of Yogyakarta. As disclosed Lestari, 34, a resident Gowongan, Jetis, the city of Yogyakarta. He claimed fear of artificial rain making the Code into a flood. Moreover, the Code is a continuation of the Kali Boyong that disgorge at Merapi. "If the artificial rain is made, the material Merapi Boyong come down to the river, we who live along the Kali Code is also subject to impact," he said yesterday.

He assumes, Merapi material is hard to predict where the rain will flow due to the artificial. "If it rains it could be made to ensure the material does not enter the DIY yes please, but who can guarantee," he pitched asked. That concern is well founded. Investigation and Technology Development Center Kegunungaapian (BPPTK) Yogyakarta actually worried about the impact of artificial rain on the slopes of Merapi.

Therefore, the head of Yogyakarta BPPTK Subandriyo thought the plan was not quite right. According to him, perbedaankondisi material still at the peak of Merapi must also be reckoned. Until now at some point there is some lava pile material is still hot. "The temperature of the material thickness is determined whether or not the stack lahar.Jadi increasingly thick stacks then the heat will be more awake longer," he said yesterday.

Subandriyomengatakan, for preparedness capacity of the river, it could not predict because it has not received information about the estimated rainfall dibuat.Dilihat of Merapi type of material that was still in the river, Subandrio estimate some material has begun to settle to the bottom of the river because it was not irrigated from the beginning dry season ago.

"Material is still much to settle automatically the capacity of the river carrying capacity is reduced," he said. As mitigation measures current flow of lava material BBPTK also still preparing the operational map of Merapi overflow material. With this map, areas that potentially can be monitored cold lava flowed more easily. "We are mapping all the rivers that disgorge at Merapi.

The target before the next rainy season already completed, "he said. Meanwhile, Executing tasks (Acting) Regional Secretary (Secretary) Ichsanuri asserted, Provincial Government of DIY will not replicate the steps taken by provincial Jateng.Menurut him, if the prediction of wind direction is not done carefully, it is not impossible that artificial rain water flow into the region just DIY is now in its rehabilitation process.

However, based on previous experience, when it rains as it did in the last rainy season, it's likely only lead to Jumoyo material, Magelang regency. "If the washed areas of Magelang, metarialnya will carry over into the passing time Jumoyo Progo.Kalau much material, so long as the door Van Der Which gutter (Mataram) was opened we can directly mengeruknya," said Ichsanuri.

As is known, Central Java Provincial Government plans to make artificial rain around Merapi to reduce the material which still survive in the mountain. The plan was revealed by Deputy Governor of Central Java Rustriningsih during a meeting with Vice Governor of Yogyakarta Sri Paku Alam IX IY in Kepatihan Yogyakarta on Thursday (14 / 7). Former Regent Kebumen artificial rain, said the plan has been assessed Regional Disaster Management Agency (BPBD) Central Java.

According Rustriningsih, intended to make artificial rain Merapi which is still piling up material does not fall instantly when heavy rain fell on the next rainy season. Central Java Provincial Government has proposed to the central budget for such activities, which will most likely be executed before the next rainy season.

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj