Skip to main content

Ploroti Pacar, Polisi Gadungan Dibekuk

JOGJA – Diduga mengaku-ngaku sebagai anggota Polri, lalu melakukan pemerasan, WW alias Wawan diciduk petugas kepolisian Kota Jogja. Penangkapan terhadap tersangka, berawal dari laporan korban, beberapa hari sebelumnya. Sebelumnya, korban melaporkan tiga unit hanphon dan uangnya senilai Rp 3 juta amblas dibawa tersangka. Padahal, antara korban dengan tersangka sudah kenal sejak lama. Bahkan, kedua inisan ini mengaku tengah menjalani masa penjajakan alias pacaran.

Dalam aksinya, pria berumur 28 tahun asal Tangerang (Jawa Barat) ini mengaku sebagai polisi yang bertugas di Polda Metro Jaya. Bahkan, pemuda yang mengaku anggota polisi ini tak hanya terkait masalah ngaku-ngaku sebagai polisi, tapi juga melakukan penipuan terhadap seorang gadis bernama Eko Nur (21) warga Kalasan Sleman.

“Antara korban dengan tersangka sudah saling kenal. Tersangka kami tangkap di kost-nya yang berada di wilayah Tahunan Umbulharjo Jogja kemarin (25/7) malam. Awalnya saat kami bawa ke Mako tidak mau, namun setelah kami tunjukkan bukti-bukti laporan korban, akhirnya tidak bisa mengelak lagi,” jelas Kasat Reskrim Polresta Jogja, Kompol Donny Siswoyo SIK, Selasa (26/7).

Doony menceritakan, pada awalnya kenalan, tersangka mengajak korban di Shelter Transjogja. Setelah perkenalan itu, tersangka rutin bertemu korban dan hubungan keduanya semakin baik. Bahkan, dalam perjalanan itu, tersangka mengaku sebagai anggota kepolisian. “Saya pikir itu hanya modus operansi yang sudah lama, berdalih sebagai anggota kepolisian, kemudian mengaet perempuan untuk dijadikan pacar, selanjut diploroti (dikompas secara halus,red) hartanya,” terang Kasat.

Kasus penipuan ini bermula saat tersangka meminjam HP milik korban untuk dibawa pulang. Kemudian meningkat dengan meminjam kartu ATM. Meski korban ragu, namun korban dengan mudahnya memberikan apa saja yang diminta tersangka.

Belakangan, ketika korban meminta kembali barang-barangnya, tersangka selalu berbelit dan sulit diajak komunikasi lagi. Total kerugian yang diderita korban, mencapai Rp 6 juta. Hingga kemarin, kepolisian masih mengembangkan kasus ini. Sebab, tidak menutup kemungkinan masih ada korban lain.

“Untuk sementara, korbannya baru satu. Tapi kami tetap terbuka, silakan melaporkan jika ada yang mengalami kasus penipuan dengan modus mengaku-ngaku sebagai anggota polisi,” pungkasnya. (jpnn)

Translate Using Google Translate May Need Grammar Correction

Deceptive Girlfriend, Fake Police Arrested

YOGYAKARTA - Allegedly purporting to admit as members of the Police, and extortion, WW aka Wawan picked up police officers Jogja. The arrest of suspects, victims originated from the report, a few days earlier. Previously, victims reported three units hanphon and money valued at USD 3 million brought the suspect collapsed. In fact, between the victim by the suspect has been known since long. In fact, both these claims inisan undergoing exploratory aka courtship period.

In its action, the 28-year-old man from Tangerang (West Java) was admitted as a policeman on duty at Polda Metro Jaya. In fact, the young man who claimed police officers are not only related to the problem amit-amit as the police, but also committed fraud against a girl named Eko Nur (21) residents Kalasan Sleman.

"Between the victim by the suspect knew each other. Suspect captured in his boarding house in the area of ​​Yogyakarta Annual Umbulharjo yesterday (25 / 7) evening. Initially when we take it to Mako did not want to, but once we show evidence statements the victim, finally can not help it anymore, "explains Criminal Police Invisible Jogja, Donny Kompol Siswoyo SIK, Tuesday (26 / 7).

Doony tell, at first acquaintance, the suspect took the victim at the Shelter Transjogja. After that introduction, the suspect met the victim and the routine, the better their relationship. In fact, on the trip, the suspect claimed to be police officers. "I think it's just a long-operansi mode, arguing as a member of the police, then mengaet women to be a girlfriend, the next in the requested property," said the Kasat.

This fraud case began when the suspect borrowed HP's victims to take home. Then increased by borrowing an ATM card. Although the victim hesitated, but the victims simply give him anything he asked the suspect.

Later, when the victim asked for his stuff back, the suspect always convoluted and difficult to communication again. The total losses suffered by the victim, reached USD 6 million. Until yesterday, the police are still developing this case. Therefore, it is possible there are other victims.

"For a while, a new victim one. But we remain open, please report if there is a case of fraud by claiming mode-admit as a member of the police, "he concluded.

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj