Skip to main content

Bisnis Perhotelan di DIY Makin Ketat

YOGYAKARTA--MICOM: Bisnis perghotelan di Daerah Istimewa Yogyakarta akan makin ketat menyusul adanya 15 hotel baru yang segera beroperasi tahun ini. Demikian dikatakan Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia DIY Istidjab Danunegoro.

Menurut Istidjab dari beroperasinya sejumlah hotel baru kelas bintang tahun ini membuat jumlah kamar hotel di DIY bertambahan 2.000 buah.

Ia menyebutkan sejumlah hotel baru tersebut empat di antaranya bintang lima, dan lainnya bintang dua hingga bintang empat. Menurut dia, penambahan hotel baru di DIY memang akan memicu persaingan tarif kamar. Namun, diharapkan tidak terjadi saling banting tarif, dan harus bersaing secara sehat. Artinya, tidak bersaing dalam tarif, tetapi dalam pelayanan terhadap tamu hotel.

"Kualitas pelayanan terhadap tamu hotel hendaknya dikedepankan sebagai bentuk persaingan yang sehat, bukan saling banting tarif kamar," katanya, Kamis (21/7).

Ia mengatakan setiap hotel kelas bintang di DIY memiliki ciri khas dan keunggulan sendiri, sehingga dengan meningkatkan pelayanan, diharapkan dapat menarik minat wisatawan menginap di hotel itu.

Dengan bertambahnya hotel kelas bintang di DIY, menurut Istidjab, itu berarti "kue" wisatawan yang diperebutkan juga bertambah. Jika kue tersebut jumlahnya masih sama, mereka akan memperoleh lebih sedikit. "Di DIY saat ini ada 37 hotel kelas bintang, yaitu bintang satu hingga bintang lima, serta nantinya ditambah sejumlah hotel baru yang sedang dibangun," katanya.

Ia mengatakan upaya memperbesar "kue" di antaranya dengan meningkatkan promosi, termasuk ke luar negeri, serta melalui upaya lain agar dapat menarik minat wisatawan, terutama wisatawan mancanegara, sehingga mereka datang dan menginap di hotel di provinsi ini. "Untuk itu, target kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 200.000 orang dalam tahun ini diharapkan tercapai," katanya. (Ant/OL-04)


Translate Using Google Translate May Need Grammar Correction

The Hospitality Business at DIY Tight

YOGYAKARTA - MICOM: Business Hospitality in Yogyakarta Special Region will become more stringent following the 15 new hotel soon be operational this year. As stated by Chairman of the Association of Indonesian Hotels and Restaurants DIY Istidjab Danunegoro.

According Istidjab of the operation of a number of new hotels this year's class of stars to make the number of hotel rooms in DIY increase 2000 pieces.

He mentioned several new hotels are four of them five-star, and the other two stars to four stars. According to him, the addition of new hotels in Yogyakarta will indeed trigger the competition room rate. However, it should not happen slam each tariff, and must compete in a healthy manner. That is, do not compete in the tariff, but in service to hotel guests.

"The quality of service to hotel guests should be stepped up as a healthy form of competition, not slam each other the room rate," he said Thursday (21 / 7).

He said every star class hotel in Yogyakarta has its own distinctive features and advantages, so that by improving the service, expected to attract tourists to stay at the hotel.

With the increase in star class hotels in Yogyakarta, according Istidjab, it means "cake" is contested tourists also increased. If the cake is still the same amount, they will earn less. "In the current DIY there are 37 star-class hotel, which is one star to five stars, and later added a number of new hotels being built," he said.

He said efforts to enlarge the "pie" of them by increasing the promotion, including abroad, as well as through other efforts to attract tourists, especially foreign tourists, so they come and stay at. hotels in the province. "To that end, the target of tourist arrivals in the year as many as 200,000 people are expected to be achieved," he said

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj