Skip to main content

Retribusi Uji Kendaraan Gunungkidul Naik

GUNUNGKIDUL: Pemilik kendaraan di Gunungkidul yang hendak melakukan pengujian berkala kendaraan bermotor sebaiknya bersiap merogoh kocek lebih dalam. Pasalnya tarif retribusi pengujian berkala kendaraan bermotor Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika (Dishubkominfo) Kabupaten Gunungkidul dipastikan naik hingga 100 persen.

Hal itu disampaikan oleh Muhammad Edi lestari selaku kepala Unit Pelayanan Teknis (UPT), Pengujian Kendaraan Bermotor, (PKB) Dishubkominfo), Gunungkidul saat ditemui Harian Jogja, Senin, (20/6) di kantor Dishubkominfo.

Menurut dia, kenaikan itu merupakan hal yang wajar karena sejak 2000 lalu, Dishubkominfo Gunungkidul tidak pernah menaikkan tarif retribusi.

"Kota DIY lainnya seperti Wates, serta Sleman tahun ini sudah ketiga kalinya mereka mengubah tarif. Sedangkan Gunungkidul baru menginjak yang kedua kali sejak 2000 lalu," bebernya.

Ditambahkannya, selama ini tarif lama tidak mampu mencapai target yang dibebankan Pemkab dan juga untuk menutup biaya perawatan alat uji berkala milik Dishubkominfo.

Edi Lestari menjelaskan, mulai Juli pihaknya akan melakukan sosialiasi kepada peserta KIR. Targetnya pada November nanti sosialisi akan rampung dan tarif baru mulai dilaksanakan.

Kenaikan tarif tersebut mengacu pada Peraturan Daerah No 2 tahun 2011 pasal 8 ayat (2) tentang Retribusi Berkala Kendaraan Bermotor. Kenaikan tersebut di antaranya pada pemeriksaan/pengujian mobil penumpang umum, yang sebelumnya hanya Rp8.000 namun pada November nanti biayanya Rp10.000. Mobil bus kecil sebelumnya hanya Rp10.000 naik menjadi Rp15.000, sementara mobil bus besar besar yang sebelumnya hanya Rp12.000, menjadi Rp22.500.

Biaya penggantian plat uji yang sebelumnya hanya Rp2.500, nantinya akan naik menjadi Rp7.000. Buku uji, yang sebumnya hanya Rp5000 akan naik menjadi Rp15.000.(Harian Jogja/Kurniyanto)

Translate Using Google Translate May Need Grammar Correction

Retribution Vehicle Test Gunungkidul Up

Gunungkidul: Vehicle owners in Gunungkidul who want to perform periodic testing of motor vehicles should be prepared to spend more. Because the rate of levy periodic testing of motor vehicle Department of Transportation, Communication, and Information (Dishubkominfo) Gunungkidul ascertained up to 100 percent.

It was delivered by Muhammad as head of sustainable Edi Technical Services Unit (UPT), Motor Vehicle Inspection (PKB) Dishubkominfo), Gunungkidul when found Jogja Daily, Monday (20 / 6) in the office Dishubkominfo.

According to him, the rise is a natural thing because since 2000, Dishubkominfo Gunungkidul never raise the levy rate.

"Cities like Wates Yogyakarta, Sleman and the third time this year they changed the tariff. While a new tread Gunungkidul the second time since 2000," he explained.

He added that during this long rates are not able to reach the target that is charged regency and also to cover the cost of periodic maintenance of test equipment owned by Dishubkominfo.

Edi Lestari explained, began in July it would do as dissemination to participants KIR. The target in November socialization to be completed and new rates implemented.

The increase rate refers to the Regional Regulation No. 2 of 2011 Article 8 paragraph (2) of the Motor Vehicle Inspection Levy. The increase was among the inspection / testing general passenger cars, which previously only Rp8.000 but in November it cost 10,000. Car small bus before only 10,000 rising to Rp15.000, while big cars big buses that were previously only Rp12.000, became Rp22.500.

Replacement cost of test plates that were previously only Rp2.500, will be increased to Rp7.000. Test book, which previously only Rp5000 will increase to Rp15.000.

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj