Skip to main content

Monjali : Sehari Tembus 3000 Pengunjung

SLEMAN- Musim liburan menjadi menjadi berkah para pelaku usaha pariwisata. Dampaknya, kunjungan wisatawan di objek wisata juga meningkat. Salah satu objek wisata yang mendapat berkah ini adalah Monumen Jogja Kembali (Monjali). Objek wisata yang berada di Ring Road Utara ini kebanjiran pengunjung saat musim liburan ini. Terutama siswa sekolah.

“Peningkatan jumlah pengunjung cukup tajam dibanding hari biasa. Musim libur kali ini, per hari bisa mencapai 3 ribu pengunjung,” ujar pengelola Monjali Yudi Pranowo, kepada wartawan, kemarin (28/6).
Kendati meningkat, dibanding bulan yang sama tahun lalu jumlahnya masih lebih rendah. Bahkan, bisa dikatakan mengalami penurunan. Yudi mengaku tidak mengetahui secara pasti penyebab penurunan pengunjung. ”Bulan Juni tahun lalu total pengunjung mencapai 181 ribu orang, sekarang baru 138 ribu orang,” lanjut Yudi.

Menurut Yudi, pengunjung Monjali memiliki kharakteristik tertentu, yakni pelajar dari tingkat dasar hingga atas. Segmentasi pengunjung lebih didominasi penyuka sejarah. Atau mahasiswa yang sedang mempelajari tentang benda-benda koleksi museum. “Itu terjadi tiap hari biasa. Saat liburan pun sama. Pengunjung rata-rata belajar sejarah,” ungkap Yudi.
Meski menurun, Yudi optimistis target 250 ribu pengunjung selama tahun 2011 bisa terpenuhi. Optimisme itu menyusul tingginya tingkat kunjungan dari pelajar luar Jawa.

”Masih semester pertama. Kami optimistis saat lebaran nanti akan lebih banyak,” tandasnya.

Guna mendukung itu, manajemen Monjali melakukan beberapa perubahan. Diantaranya vusualisasi ruang diorama dan kebersihan lingkungan. Ruang-ruang yang semua tampak gelap lantaran minim cahaya penerangan, mulai ditambah lampu. “Ruang diorama dulu hanya pakai piringan, sekarang digunakan perangkat modern agar suaranya lebih jernih,” katanya.

Yudi mengatakan Monjali belum akan menambah jumlah koleksi dan wahana bermain anak. Wahana anak, kata Yudi, baru akan dibangun menjelang libur Lebaran. Alasannya, saat libur Lebaran, kharakter pengunjung lebih didonimasi keluarga dan anak-anak.

Kristanta, 22, salah saorang pengunjung Monjali menuturkan suara diorama cukup membantu para pelajar dan mahasiswa dalam menggali data tentang perjuangan bangsa. “Menyimak saja cukup tanpa harus minta keterangan kepada petugas,” ujar mahasiswa jurusan Sastra di salah satu perguruan tingi swasta di Jogjakarta itu.(yog)

Translate Using Google Translate May Need Grammar Correction

Monjali: 3000 Visitors Day Translucent

SLEMAN-holiday season be a blessing in the business of tourism. In effect, the attraction of tourists visit also increased. One attraction that gets a blessing this is Jogja Kembali Monument (Monjali). Attractions in the North Ring Road is flooded with visitors during this holiday season. Especially school students.

"An increasing number of visitors is quite sharp compared to normal days. Holiday season this time, per day can reach 3 thousand visitors, "said manager Monjali Yudi Pranowo, told reporters yesterday (28 / 6).
Despite the increases, compared to the same month a year ago are still lower. In fact, it can be said to decline. Yudi admitted to not knowing the exact cause of decline in visitors. "In June last year's total number of visitors reached 181 thousand people, now has 138 thousand people," said Yudi.

According to Yudi, visitors have kharakteristik Monjali particular, namely students from elementary to upper level. Segmentation more visitors dominated the history buff. Or students who are studying about the objects of museum collections. "It happens every weekday. When the holiday was the same. Average Visitors learn the history, "said Yudi.

Although declining, Yudi optimistic target of 250 thousand visitors during the year 2011 could be met. The optimism that followed the high level of visits from students outside Java. "Still the first half. We are optimistic that when Eid will be more, "he said.

In support, the management Monjali make some changes. Among vusualisasi space dioramas and environmental hygiene. Spaces that all was dark because of low light illumination, start plus lights. "The space dioramas use the disc once only, now use modern tools to make herself more clearly," he said.

Yudi said Monjali will not increase the number of collections and rides a child's play. Kids rides, Yudi said, will be built towards the Lebaran holidays. The reason, as Lebaran holidays, visitors are more didonimasi kharakter families and children.

Kristanta, 22, one voice says saorang visitors Monjali diorama enough to help students and students in exploring the data about the national struggle. "Listening is enough without having to ask for a statement to the officer," said a student majoring in Literature at a private university in Jogjakarta's Cleaner.

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj