Skip to main content

Demo Bentuk BEM, Mahasiswa UTY Dihajar Satpam

JOGJA: Unjuk rasa puluhan mahasiswa Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY) menuntut legalitas pembentukan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) hari ini, (31/5), di depan kampus UTY, ricuh. Beberapa mahasiswa bahkan sempat dihajar oleh puluhan satuan pengamanan kampus.

Berdasarkan pengamatan Harian Jogja, puluhan mahasiswa UTY yang tergabung dalam Aliansi Pejuang Demokratisasi UTY (APDU) bersama dengan sejumlah mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran, Universias Atma Jaya serta Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), berjalan dari arah selatan Jalan Glagah Sari dan berhenti di depan gerbang kampus UTY.

Ketika peserta aksi hendak berorasi dan masuk kampus, mereka dihadang puluhan satuan pengamanan UTY. Tanpa negoisasi terlebih dahulu, satpam UTY mendorong para demonstran. Beberapa saat kemudian, satpam mulai menghajar mahasiswa dan terjadi kericuhan di tengah Jalan Glagah Sari.

"Tanpa persuasi terlebih dahulu langsung represi," kata staf Hubungan Masyarakat APDU, Arief Hasibuan, di Polsek Umbulharjo, Selasa (31/5). Petugas Polsek Umbulharjo yang saat itu berada di lokasi kejadian untuk mengamankan acara pentas musik di kampus UTY, langsung membawa para demonstran ke markas Polsek Umbulharjo untuk menghindari satpam yang beringas.

Staf Bidang Administasi dan Umum UTY Indra Purnama mengatakan tidak ada instruksi pemukulan. "Karena kondisi di lapangan sama-sama terpancing," kata Indra di Polsek Umbulharjo.(Harian Jogja/Yodie Hardiyan)

Translate Using Google Translate May Need Grammar Correction

Demo Form BEM, UNY Student Beaten by Security Guard

YOGYAKARTA: University students protest dozens of Technology Yogyakarta (UTY) demanded the establishment of legality Student Executive Body (BEM) today, (31 / 5), in front of the campus UTY, chaos. Some students even got beaten by dozens of campus security units.

Based on observations Jogja Daily, dozens of students who are members of the Alliance UTY Fighters Democratization UTY (APDU) together with a number of students of the National Development University (UPN) Veteran, Universias Atma Jaya Yogyakarta and Muhammadiyah University (UMY), running from the south road and stopped Glagah Sari at the front gate of the campus UTY.

When participants want berorasi action and enter the campus, they were confronted by dozens of security forces UTY. Without prior negotiation, UTY security guard pushed the demonstrators. A few moments later, the guard began to beat up students and riots occurred halfway through the Glagah Sari.

"Without persuasion first direct repression," said Public Relations staff APDU, Arief Hasibuan, in Umbulharjo police on Tuesday (31 / 5). Umbulharjo police officer who was at the scene to secure the stage musical events on campus UTY, immediately took the protesters into police headquarters Umbulharjo to avoid a violent security guard.

Administration and Public Affairs Staff UTY Indra Purnama said there was no instruction beatings. "Due to conditions in the field are equally hooked," said Indra in police Umbulharjo.

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj