YOGYA (KRjogja.com) - Peserta Ujian Nasional (UN) tahun ini diharapkan bisa lebih teliti dalam mengerjakan soal maupun mengisi lembar jawab. Pasalnya dalam ketentuan UN kali ini paket soal dibagi menjadi 5 bagian dan secara otomatis menjadikan proses menjadi lebih rumit.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga (Disdikpora) DIY, Baskara Aji mengungkapkan, dengan dibaginya soal UN menjadi 5 paket ini maka siswa dimina untuk tidak salah dalam menuliskan nomor kode soal pada lembar jawab dan pada daftar hadir. Karena, jika sampai terjadi kesalahan, maka pelacakan nomor akan sulit dilakukan.
"Memang dengan dibagi menjadi 5 pake ini mekanismenya menjadi lebih rumi dan kita dituntut untuk lebih jeli dalam mengarahkan siswa mengisi lembar jawab dengan teliti. Meski demikian, sistem demikian sengaja diterapkan unuk meminimalisir adanya kecurangan yang dilakukan siswa maupun pihak lain," ujarnya kepada KRjogja.com di kantornya, Senin (21/3).
Menurutnya, kemungkinan kendala teknis yang akan sering muncul adalah adanya kesalahan dalam penulisan kode soal. Untuk itu, pihaknya telah menyiapkan tiga alternatif untuk meminimalisir kesalahan dengan melibakan peran pengawas ujian.
"Kontrol yang kita lakukan diantaranya siswa kita minta untuk menulis nama dan nomor ujian pada soal yang dikerjakan. Alternatif lain adalah siswa dimina untuk mengisi daftar hadir dengan mencanumkan kode soal yang dikerjakan. Kemudian siswa juga dimina untuk mengisi dengan benar kode soal di lembar jawaban," katanya.
Diambahkan, selama masa ujian, siswa akan dipandu mengisi kelengkapan lembar jawab oleh pengawas ujian. Untuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus akan diberikan tambahan waktu 45 menit dengan istirahat 30 menit.
Sementara itu, terkait kesiapan pelaksanaan UN, saat ini telah ditentukan percetakan yang akan menangani penggandaan soal. Namun lokasi percetakan berada di luar kota Yogyakarta. Soal UN untuk SMA, MA dan SMK sendiri ditarget untuk mulai didistribusikan pada 16 April nanti.
"Mekanisme pencetakan soal ini melibatkan pihak kepolisian. Berbeda dengan tahun sebelumnya karena tahun ini Disdikpora tidak diperkenankan ikut mengawasi dan pengawasan diserahkan kepada pihak perguruan tinggi," imbuhnya. (Ran)
Divided UN Problem Five Pack, Student Sued Over Carefully
YOGYA (KRjogja.com) - Participants of the National Examination (UN) this year is expected to be more careful in the work on the problems and fill the answer sheet. Because the provisions of the UN this time about the package is divided into 5 parts and automatically makes the process becomes more complicated.
Head of Education Youth and Sports (Disdikpora) DIY, Baskara Aji said, with about UN divided into 5 of this package then students dimina for not wrong in writing about the code number on the answer sheet and the list of attendees. Because, if until something goes wrong, then the tracking number will be difficult.
"Indeed, with this use was divided into 5 Rumi mechanism is becoming more and we are required to be more observant in directing students to fill the answer sheet carefully. However, such a system deliberately applied unuk minimize fraud by students and others," he told KRjogja. com in his office on Monday (21 / 3).
According to him, the possibility of technical problems that will frequently arise is the presence of errors in code writing questions. To that end, the institute has prepared three alternatives to minimize the errors by melibakan invigilator role.
"Controls are we doing among our students want to write your name and exam number on the matter being worked. Another alternative is to fill the list of students dimina present with problems that do mencanumkan code. Then the students also dimina to fill with the correct code on the answer sheet problem, "he said.
Diambahkan, during the exam, students will be guided to fill completeness by the supervisor exam answer sheet. For those with special needs will be given additional time of 45 minutes with breaks of 30 minutes.
Meanwhile, related to the readiness of the implementation of the UN, has been determined at this time printing that will handle the doubling problem. But the printing location is outside the city of Yogyakarta. Problem UN for SMA, SMK own MA and targeted to begin to be distributed on 16 April.
"This problem printing mechanism involving the Police. In contrast to previous years because this year Disdikpora not allowed to supervise and control handed over to the university," he added. (Ran)
Comments
Post a Comment