Skip to main content

Saluran Limbah Warga Kali Code Belum Normal

YOGYAKARTA--MICOM: Banyak saluran air limbah dan irigasi warga di bantaran Kali Code, yang belum normal. Sehingga membuat buangan air limbah warga tersebut tidak normal, seperti yang terjadi di daerah Jogoyudan.

"Saluran-saluran itu masih mampet, belum bisa normal, karena belum ada perbaikan dari pemkot," kata Hatta Mustofa, warga Jogoyudan, Gowongan, Jetis, Yogyakarta.

Mampetnya saluran irigasi warga, dikarenakan terbuntu oleh pasir yang dibawa banjir lahar dingin. Dan hal itu, memerlukan perbaikan dengan menyedot atau membongkar ulang beberapa saluran.Harus direkonstruksi lagi, Mas," kata Hatta kepada Media Indonesia.

Sementara itu, di kelurahan Suryatmajan, saluran-saluran air itu sudah dibersihkansecara swadaya masyarakat. Sehingga beberapa sumur yang kemarin keruh karena banjir, sudah normal jernih lagi.

"Sudah kita sedot, dan sekarang sudah normal," kata Syarif Teguh Prabowo, lurah Suryatmajan. Pembersihan," kata Teguh, tidak hanya di saluran sumur warga namun untuk saluran irigasi juga sudah dibersihkan dan lancar.

Namun di daerah Cokrodirjan, kelurahan Suryatmajan, masih ada beberapa aliran limbah yang belum normal. Dan menurut warga, perbaikan belum maksimal karena keterbatasan alat. "Masih ada yang mampet, Mas," kata warga yang rumahnya dekat dengan kali code, sekitar 6,5 meter.

Sudarsono, ketua Badan Koordinasi Penanggulangan Bencana Daerah (BKPBD), Kota Yogyakarta, megatakan, dalam tahap rehabilitasi dan rekonstruksi, pihkanya akan memaksimalkan dalam pembangunan talud dan perbaikan saluran-saluran irigasi dan buangan limbah.

"Bulan ini kita akan memaksimalkan dalam tahap rehabilitasi dan rekonstruksi di sekitar bantaran kali code," kata Sudarsono. (OL-12)


Citizens Waste Code River Channel Has Not Normal

YOGYAKARTA - MICOM: Many sewage systems and irrigation residents on the banks of Kali Code, which is not normal. Thus making the waste water discharge is not normal citizens, as happened in the area Jogoyudan.

"Channels are still clogged, can not be normal, because there is no improvement of local administration," Hatta said Mustafa, a resident Jogoyudan, Gowongan, Jetis, Yogyakaarta.

Mampetnya irrigation canal residents, because terbuntu by sand brought cold lava flood. And that, in need of repair with re-siphon or unload a few channels. Should be reconstructed again, Mas, "said Hatta told the Media Indonesia.

Meanwhile, in the village Suryatmajan, water channels were already dibersihkansecara governmental organizations. So that some wells are turbid due to floods yesterday, had a normal clear again.

"Already we suck, and now it's normal," Sharif said Teguh Prabowo, headman Suryatmajan. Cleanup, "said Teguh, not only in the channel community wells for irrigation but also had been cleaned and smooth.

But in areas Cokrodirjan, Suryatmajan village, there are still some waste streams that have not been normal. And according to residents, the improvement is not maximized because of limited equipment. "There is clogged, Mas," said resident whose house was close to the time code, about 6.5 meters.

Sudarsono, chairman of the Regional Disaster Management Coordination Agency (BKPBD), Yogyakarta,, say, in the rehabilitation and reconstruction phase, pihkanya talud will maximize the development and improvement of irrigation channels and waste disposal.

"This month we will maximize the rehabilitation and reconstruction phase in the vicinity of the banks of times code," said Sudarsono. (OL-12)

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj