Skip to main content

Kota Yogya Diguyur Hujan Es

YOGYAKARTA(SINDO) – Beberapa daerah di Kota Yogyakarta diguyur hujan es selama 10-15 menit,kemarin. Di sekitar Dipowinatan,Kecamatan Mergangsan,hujan es terjadi sekitar pukul 14.15 WIB (Jum'at, 25/2).

Sedangkan di sekitar Tamansari,Patehan, Kecamatan Keraton hujan es mulai mengguyur pukul 16.30 WIB.Suhu udara di daerah tersebut terasa sangat dingin. Danik, warga Dipowinatan RT 07/02 Mergangsan mengatakan, awalnya turun hujan kemudian disusul hujan es yang berlangsung sekitar 10-15 menit. “Saat hujan turun,warga biasabiasanya. Namun 15 menit kemudian, atap-atap rumah terdengar seperti dilempari kerikil dengan suara yang keras.

Ternyata suara keras itu adalah akibat hujan es. Butiran hujan es sebesar kuku jari kelingking atau kerikil kecil,” katanya, kemarin. Antonius Sasongko, 31,Warga Tamansari RT 36,RW 09 Kelurahan Patehan, Tamansari, Kecamatan Kraton menambahkan, saat hujan es terjadi juga disertai angin kencang. Dia bersama warga lainnya mengaku kaget dengan bunyi keras di atap-atap rumah mereka.

“Saya kaget kok di seng (atap) rumah saya ada bunyi klotak-klotak. Setelah saya keluar rumah,ternyata terjadi hujan es,”ujarnya. Staf Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Agus Trianto mengatakan, hujan es terjadi karena awan-awan hujan atau culumus nimbus (Cb) berada pada puncak tertinggi atau titik frayen level.

Dia mengatakan, berdasarkan pantauan satelit di BMKG sekitar pukul 14.30 WIB,di atas wilayah Yogyakarta terbentuk awan Cb pada ketinggian 9-10 km dari permukaan tanah. Menurutnya,hujan es biasanya terjadi setelah dua hari sebelumnya suhu udara sangat panas. Penyebab lain hujan es yang terjadi dalam,radius 3 km itu karena suhu udara di atas laut selatan Jawa yang menghembuskan angin arah ke barat daya (Yogyakarta) juga cukup panas, sekitar 28-29 derajat celcius.“ Faktor-faktor itulah yang menyebabkan hujan es terjadi di Yogyakarta,” imbuhnya.

Longsor 1 Tewas

Hujan deras yang mengguyur Perbukitan Menoreh di Kulonprogo pada Kamis 24/2) malam menyebabkan musibah tanah longsor. Belasan rumah rusak dan seorang balita Muhammad Fahrul Rosyid,5 warga Nglambur, Sidoharjo, Samigaluh, tewas tertimpa material tanah yang menjebol dinding rumahnya. Hujan deras mulai dirasakan warga sekitar pukul 21.00 WIB.Hujan disertai angin kencang ini,berlangsung sekitar tiga jam. Menjelang dinihari hujan dan angin sudah mulai mereda.

Menurut kakek korban, Suhardi,52, musibah ini terjadi sekitar pukul 02.30 WIB. “Sebenarnya saat longsor hujan sudah reda,” jelasnya. Data yang ada di kantor Kesbanglinmas, longsor juga terjadi di Dusun Keceme, Desa Gerbosari dan di Dusun Canden Desa Ngargosari, Samigaluh. Sementara itu di Kecamatan Girimulyo,setidaknya ada 16 titik longsoran.Sebanyak 14 di antaranya mengenai rumah warga.

Rumah milik Gunawan warga Desa Giripurwo, mengalami rusak parah. Istrinya juga harus dilarikan ke RSUD Wates.“Kita masih lakukan pendataan, karena laporan di masyarakat terus bertambah,” ungkap Sekretaris Kecamatan Girimulyo, Purwono. (ridwan anshori/kuntadi)


Yogya City Ice rain

YOGYAKARTA (SINDO) - Some areas in the city of Yogyakarta rain ice for 10-15 minutes, yesterday. Around Dipowinatan, District Mergangsan, hail occurred at around 14:15 pm.

Meanwhile, around the Castle, Patehan, District Palace hail began at 16.30 WIB.Suhu flushed the air in the area feels very cold. Danik, residents Dipowinatan RT 2.7 Mergangsan said, initially it rains followed hail which lasted about 10-15 minutes. "When it rains, residents biasabiasanya. But 15 minutes later, the roofs of houses sounds like a pebble thrown in a loud voice.

It turns out that loud noise is a result of hail. Pellets of hail pinkie finger nail or a small pebble, "he said, yesterday. Anthony Saso, 31, Castle Residents RT 36, RW 09 Kelurahan Patehan, Castle, District Sultan added, while hailstones occur also accompanied by strong winds. He and other residents admitted surprise with loud noise on the roofs of their homes.

"I am surprised why in zinc (roof) of my house there are sound-klotak klotak. After I left the house, it was raining ice, "he said. Staff Data and Information Climatology Meteorology and Geophysics Agency (BMKG) Yogyakarta Agus Trianto said, hail occurs because the rain clouds or culumus nimbus (Cb) is at the highest peak or frayen point level.

He said, based on satellite observations in BMKG around at 14.30 pm, on top of the Yogyakarta region Cb cloud formed at an altitude of 90-10 km from the surface. According to him, hail usually occurs after two previous days the air temperature is very hot. Other causes hail occurring within, a radius of 3 km was due to air temperature over the sea south of Java which direction the wind blowing to the southwest (Yogyakarta) is also quite hot, around 28-29 degrees Celsius. "The factors that cause hail occurred in Yogyakarta, "he added.

Avalanche kills one

Heavy rain which flushed in Kulonprogo Menoreh Hills on Thursday 24 / 2) evening caused a landslide disaster. Dozens of homes were damaged and a toddler Muhammad Fahrul Rosyid, 5 residents Nglambur, Sidoharjo, Samigaluh, died crushed soil material that break down the walls of his house. Heavy rains began to be felt residents around 21:00 WIB.Hujan these winds, lasted about three hours. By dawn the rain and wind had begun to subside.

According to the victim's grandfather, Suhardi, 52, this tragedy occurred at around 2:30 pm. "Actually, when landslides rain has subsided," he explained. Existing data in the office Kesbanglinmas, landslides also occurred in Keceme Hamlet, Village and the Hamlet Canden Gerbosari Ngargosari Village, Samigaluh. Meanwhile, in District Girimulyo, there are at least 16 points longsoran.Sebanyak 14 of them on homes.

Gunawan's home village residents Giripurwo, was severely damaged. His wife also had to be rushed to hospitals Wates. "We still do data collection, due to report in the community continues to grow," said Secretary of District Girimulyo, Purwono.

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj