Skip to main content

Warga Jogja Harus Waspada Leptospirosis!

Harian Jogja | Warga Kota Jogja yang tinggal di perbatasan dengan Sleman dan Bantul diharapkan waspada dengan menjangkitnya penyakit leptospirosis.

Di DIY, penyakit yang ditularkan dari tikus ini mulai banyak terjadi di Sleman dan Bantul. Dari penderita yang suspect dan meninggal dunia akibat penyakit ini pun lebih banyak terjadi di daerah perbatasan dengan Kota Jogja.

Di 2010 ada empat kasus leptospirosis di Jogja. Tiga di antaranya masih suspect berasal dari Sorosutan, Umbulharjo dan Sapen, Demangan, Gondokusuman. Di tahun yang sama ada juga satu yang positif terjangkit leptospirosis dari warga Sorosutan.

”Di 2011 sudah ada satu suspect di Wirogunan,” kata Pelaksana Program Demam Berdarah Dengue (DBD), Dinas Kesehatan Kota Jogja, Rubangi.

Ditemui di kantornya, Selasa (25/1), Rubangi menerangkan satu pasien suspect leptospirosis tidak terjangkit di rumahnya, tetapi sebelumnya sempat memancing di Bantul.

Leptospirosis merupakan penyakit yang berasal dari tikus. Siklus penularan leptospirosis kepada manusia biasanya terjadi lewat perantara lingkungan sekitar seperti air dan tanah basah yang masuk melalui luka atau selaput dalam tubuh seperti mata dan lain-lain.

Pada musim hujan, leptospirosis lebih mudah berjangkit karena urin hewan yang mengandung leptospira mudah terbawa banjir atau air hujan. Dan jika air yang terkena urin tersebut masuk ke tubuh manusia, bisa terkena leptospirosis.

Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Pengelolaan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kota Jogja, Fita Yulia menambahkan gejala leptospirosis biasanya sulit dibedakan dengan penyakit lain seperti misalnya hepatitis.

Gejala leptospirosis di antaranya demam hingga 38 derajat celcius, sakit kepala, radang mata dan kuning di kulit.

”Yang membedakan adanya nyeri dengan sangat di betis sehingga sulit berjalan,” kata Fita.

Dalam kondisi banjir, bakteri leptospira lebih cepat menyebar melalui genangan air. Semua jenis tikus bisa mengandung bakteri ini jika terkena kuman. Pihak yang rentan terkena leptospirosis di antaranya petani, pekerja kebun, pembersih selokan, dan orang yang beraktivitas di sungai. Sebagai langkah sosialisasi, Dinkes sudah mengundang semua dokter dan puskesmas untuk menyosialisasikan leptospirosis kepada masyarakat. Selain harus memeriksakan diri jika mengalami gejalanya, masyarakat juga harus menjaga kebersihan lingkungan. Fita menekankan, penyakit ini bisa disembuhkan dan tidak menular antar sesama manusia.

Sebagai langkah pencegahan Fita menyarankan warga agar kembali menggiatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Karena penyakit ini ditularkan dari tikus, karena itu disarankan agar warga masyarakat melakukan langkah pencegahan perkembangbiakan tikus mulai dari tidak meninggalkan sisa makanan, kardus dan barang bekas. Selain itu tentu saja juga menjaga kebersihan dengan selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan. (Harian Jogja/Anggraenny Prajayanti)

Comments

Popular posts from this blog

Meneropong Kisah Sukses Pemudik Asal Gunungkidul

Berbekal ijazah SMU,Takhlukkan Kota Jakarta Sangat tidak pantas untuk ditiru, apa lagi bila tidak memiliki keahlian yang cukup memadai sebagai modal mencari kerja di Jakarta. Namun pria ini memberi bukti bagaimana mampu sukses di Ibukota Negara . Bagaimana caranya? GUNUNGKIDUL-Meski baru merantau ke Jakarta sejak akhir tahun 2004 lalu, bisa dikatakan pria ini cukup berhasil. Pulas Priotyas Wiyatno nekat membawa istri dan ketiga anaknya ke Ibukota untuk mengadu nasib. Seperti yang dikatakan kepada RADAR JOGJA, awalnya sungguh sangat sulit dan memerlukan perjuangan yang sangat keras untuk bisa bertahan dan tetap survive sehingga menjadi seperti sekarang ini. " Memang belum bisa dibilang sukses mas. Kami sangat biasa banget. Tapi saya bersyukur dapat melewati saat - saat sulit " kata bapak empat anak ini. Selanjutnya Pulas mengisahkan bagaimana ia dengan keluarganya sampai memberanikan diri pergi ke Jakarta yang menurutnya sangat tidak pantas untuk ditiru apalagi bila t...

Matahari Godean Grup : Belanja Online via Whatsapp

Untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga masyarakat Jogjakarta umumnya dan masyarakat Godean khususnya dan untuk mempermudah belanja tanpa antrian  dan tanpa perlu datang ke toko maka Matahari Godean Grup ( Toserba Matahari Godean & Mth Fashion ) Jl. Saronodipoyo - Utara Pasar Godean membuka layanan Belanja Online via Whatsapp sebagai Berikut : Toserba Matahari Godean : Belanja Online via Whatsapp untuk kebutuhan sebagai berikut : Ringkasan Paket Sembako *dapat disesuaikan dengan kebutuhan anda (check via whatsapp) Mth Fashion : Untuk belanja Online kebutuhan Sandang/Fashion Keluarga, Untuk produk-produk bisa Anda lihat di Instagram : https://www.instagram.com/mth.fashion.online.shop/  (updated) Untuk Informasi Lebih lanjut bisa kontak Nomor Whatsapp masing-masing. Selamat Berbelanja secara Online | Jangan lupa informasikan ke keluarga dan rekan-rekan anda.

Kuliner Kreatif, Lezat tapi Sehat

YOGYAKARTA– Ingin merasakan sensasi makanan yang lain dari biasanya, Jateng-DIY adalah gudangnya. Di wilayah ini banyak kuliner kreatif. Bahannya sederhana namun mampu diolah menjadi makanan yang lezat dan sehat. Di Yogyakarta misalnya, ada makanan serba jamur, di Semarang ada menu ceker merdjon yang menonjolkan sensasi pedas. Sementara di Solo ada serba ikan patin yang diklaim mengandung lemak tak jenuh dan omega 3 yang dikenal baik bagi kesehatan. Jamur, siapa yang kenal dengan bahan pangan yang satu ini. Di Yogyakarta tepatnya di Sleman,salah satu pengenalan makanan yang berbahan dasar jamur ialah Ratidjo.Dia adalah pengusaha sekaligus pembudi daya jamur. Hampir 15 tahun Ratidjo menekuni usaha budi daya jamur dengan puluhan petani jamur binaannya. Berangkat dari hobinya bertani, Ratidjo mencoba memperkenalkan jamur sebagai salah satu bahan pangan sehat bagi masyarakat. “Awalnya kami menemui kendala pada pemasaran. Akhirnya kami mulai mencoba menciptakan pasar sendiri ...