Skip to main content

'Lingkaran UFO' di Sleman Tempati 7 Petak Sawah Siap Panen


Detik News - Harapan 6 petani pemilik 7 petak sawah di Dusun Jogomangsan, Desa Jogotirto, Kecamatan Berbah, Sleman, DIY, untuk segera panen agak tersendat. Sebab lahan mereka saat ini menjadi pusat perhatian setelah ketempatan "lingkaran UFO".

Salah satu pemilik petak sawah adalah Ngadiran. Senin (24/1/2011) pagi ini dia menengok sawahnya yang menjadi tontonan ratusan warga dari atas bukit Gunung Suru. Dia hanya berjaga agar sawahnya tidak diinjak-injak warga.

Sawah Ngadiran dkk berisi padi yang tak lama lagi akan panen. Bulir-bulir padi telah menggelayut.

Agar sawahnya tidak rusak, Ngadiran dan petani lainnya menempatkan tulisan larangan memasuki sawah tersebut. Tanda larangan ditempatkan di sekitar lahan plus di pintu masuk pematang.

Semakin siang, makin banyak warga yang menonton. Mereka menyaksikan dari atas bukit Gunung Suru yang licin akibat hujan semalam. Sedangkan cuaca pagi ini cerah.

Bosscha: Lambang 'UFO'di Sleman Dibentuk Abu Vulkanik Merapi

Jejak 'UFO' di persawahan di Dusun Jogomangsan, Desa Jogotirto, Kecamatan Berbah, Sleman, DIY, masih menjadi misteri. Observatorium Bosscha menduga lambang itu terbentuk akibat dari abu vulkanik Merapi.

"Bisa saja dari muntahan abu vulkanik Merapi yang jatuh ke persawahan dan membentuk crop circle," tutur Kepala Observatorium Bosscha Hakim Luthfi Malasan kepada detikcom, Senin (24/1/2011).

Hakim mengatakan kemungkinan crop circle terjadi karena faktor terrestrial atau yang bersifat kebumian. Artinya lambang tersebut bukan karena peristiwa diluar angkasa.

"Abu material vulkanik itu ada yang mengawan di angkasa ada yang jatuh ke langsung ke bumi. Mungkin yang baru jatuh ke bumi itu menimbulkan motif," jelasnya.

Mengenai adanya dugaan kehadiran pesawat Unidentified Flying Object (UFO), Hakim menyangsikan kebenaran hal itu.

"Secara logis astronomi, UFO sulit dikonfimasi. Laporan NASA, UFO itu karena hasil rekayasa," paparnya.

Sebelumnya diberitakan, warga Sleman, Yogyakarta, dihebohkan oleh tanda misterius di persawahan yang muncul usai angin kencang. Warga setempat meyakini tanda yang berbentuk lingkaran raksasa tersebut sebagai pendaratan pesawat 'UFO' dari planet lain.

Lambang tersebut berbentuk lingkaran berdiameter 70 meter. Di tengah lingkaran raksasa tersebut terdapat lambang misterius. Tanda tersebut dibentuk oleh hamparan padi yang rebah setelah angin kencang tersebut.

Pihak Kepolisian pun membenarkan munculnya lambang misterius 'UFO' tersebut. Polisi bahkan sudah mengabadikan peristiwa langka tersebut.

Pemilik Sawah Yakin 'Lingkaran UFO' Bukan Akibat Angin

Sleman - Ngadiran, yang sawahnya 'dilukisi' lingkaran UFO, yakin lingkaran itu bukan karya manusia. Dia juga yakin bukan angin penyebabnya.

"Kalau angin, semua tanaman akan rebah. Ini kan hanya sebagian dan cukup rapi," ujar Ngadiran pada detikcom di TKP, Dusun Jogomangsan, Desa Jogotirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, DIY, Senin (24/1/2011).

Ngadiran juga mengaku lahannya tidak disewa untuk sebuah karya instalasi seni kelompok tertentu. Dia mengaku pada Sabtu 22 Januari pukul 23.00 WIB, melihat penampakan macan di sawahnya. Esok paginya, dia melihat sawahnya telah menjadi "karya seni".

Hingga saat ini lingkaran UFO itu masih menjadi misteri. Profesor Riset Astronomi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin, dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) meyakini lingkaran itu merupakan karya manusia.

"Di negara Barat itu terungkap hanya rekayasa. Yang di Sleman itu saya menduga ada yang merekayasa," ujarnya pada detikcom.

Menurut Djamaluddin, faktor alam tidak mungkin membentuk tanaman padi itu menjadi sebuah pola yang rapi. Sedangkan faktor adanya UFO, hal itu secara scientific tidak bisa dibuktikan keberadaannya.

Comments

Popular posts from this blog

Matahari Godean Grup : Belanja Online via Whatsapp

Untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga masyarakat Jogjakarta umumnya dan masyarakat Godean khususnya dan untuk mempermudah belanja tanpa antrian  dan tanpa perlu datang ke toko maka Matahari Godean Grup ( Toserba Matahari Godean & Mth Fashion ) Jl. Saronodipoyo - Utara Pasar Godean membuka layanan Belanja Online via Whatsapp sebagai Berikut : Toserba Matahari Godean : Belanja Online via Whatsapp untuk kebutuhan sebagai berikut : Ringkasan Paket Sembako *dapat disesuaikan dengan kebutuhan anda (check via whatsapp) Mth Fashion : Untuk belanja Online kebutuhan Sandang/Fashion Keluarga, Untuk produk-produk bisa Anda lihat di Instagram : https://www.instagram.com/mth.fashion.online.shop/  (updated) Untuk Informasi Lebih lanjut bisa kontak Nomor Whatsapp masing-masing. Selamat Berbelanja secara Online | Jangan lupa informasikan ke keluarga dan rekan-rekan anda.

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara...

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn...