Skip to main content

19.000 Warga Gunung Kidul Menganggur

GUNUNG KIDUL, KOMPAS.com — Wilayah Kabupaten Gunung Kidul masih menjadi salah satu daerah tertinggal di DI Yogyakarta. Pengentasan masyarakat dari kemiskinan di Gunung Kidul cenderung stagnan karena keterbatasan sumber daya alam dan lapangan kerja. Saat ini masih terdapat 19.000 angkatan kerja yang menganggur di Gunung Kidul.

Menurut Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Gunung Kidul Dwi Warna Widi Nugraha, investor atau pengusaha berskala besar belum tertarik menanamkan investasi di Gunung Kidul. Mayoritas warga mengandalkan pekerjaan di sektor pertanian yang didominasi ladang pertanian tadah hujan dengan panen padi hanya satu kali dalam setahun.

Hingga kini Gunung Kidul juga masih dikenal sebagai daerah penyuplai tenaga kerja pembantu rumah tangga dan buruh kasar. Sebagian besar generasi muda memilih merantau ke berbagai kota yang sebagian besar berbekal pendidikan sekolah lanjutan tingkat atas. Di wilayah Jabodetabek, misalnya, terdapat 100.000 pekerja yang berasal dari Gunung Kidul.

Angka kemiskinan versi terbaru menunjukkan 26 persen dari seluruh masyarakat Gunung Kidul masih dibekap kemiskinan. Angka ini bergerak dari 18,21 persen tahun 2005 menjadi 28,9 persen tahun 2007 dan 25,96 persen tahun 2008. "Meskipun miskin, warga Gunung Kidul masih bisa memenuhi kebutuhan dasar, seperti sandang, pangan, dan papan," lanjut Dwi.

Untuk kebutuhan pangan, misalnya, seluruh warga Gunung Kidul sudah mengonsumsi beras sebagai pangan utama. Pada tahun 2008-2009 Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul mampu menyuplai 30 persen cadangan pangan DIY. "Makan tiwul hanya sebagai pendamping nasi," kata petani Dusun Karangasem, Wonosari, Mugi.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Gunung Kidul Syarief Armunanto menambahkan, pengentasan masyarakat dari kemiskinan di Gunung Kidul masih terkendala keterbatasan infrastruktur jalan desa yang panjangnya hampir tiga kali lipat jalan kabupaten atau lebih 2.000 kilometer. Pembangunan jalur jalan lintas selatan yang diharapkan bisa mendongkrak perekonomian warga di selatan Gunung Kidul juga baru terselesaikan 20 kilometer dari total 84 kilometer.

Comments

Popular posts from this blog

Meneropong Kisah Sukses Pemudik Asal Gunungkidul

Berbekal ijazah SMU,Takhlukkan Kota Jakarta Sangat tidak pantas untuk ditiru, apa lagi bila tidak memiliki keahlian yang cukup memadai sebagai modal mencari kerja di Jakarta. Namun pria ini memberi bukti bagaimana mampu sukses di Ibukota Negara . Bagaimana caranya? GUNUNGKIDUL-Meski baru merantau ke Jakarta sejak akhir tahun 2004 lalu, bisa dikatakan pria ini cukup berhasil. Pulas Priotyas Wiyatno nekat membawa istri dan ketiga anaknya ke Ibukota untuk mengadu nasib. Seperti yang dikatakan kepada RADAR JOGJA, awalnya sungguh sangat sulit dan memerlukan perjuangan yang sangat keras untuk bisa bertahan dan tetap survive sehingga menjadi seperti sekarang ini. " Memang belum bisa dibilang sukses mas. Kami sangat biasa banget. Tapi saya bersyukur dapat melewati saat - saat sulit " kata bapak empat anak ini. Selanjutnya Pulas mengisahkan bagaimana ia dengan keluarganya sampai memberanikan diri pergi ke Jakarta yang menurutnya sangat tidak pantas untuk ditiru apalagi bila t...

Matahari Godean Grup : Belanja Online via Whatsapp

Untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga masyarakat Jogjakarta umumnya dan masyarakat Godean khususnya dan untuk mempermudah belanja tanpa antrian  dan tanpa perlu datang ke toko maka Matahari Godean Grup ( Toserba Matahari Godean & Mth Fashion ) Jl. Saronodipoyo - Utara Pasar Godean membuka layanan Belanja Online via Whatsapp sebagai Berikut : Toserba Matahari Godean : Belanja Online via Whatsapp untuk kebutuhan sebagai berikut : Ringkasan Paket Sembako *dapat disesuaikan dengan kebutuhan anda (check via whatsapp) Mth Fashion : Untuk belanja Online kebutuhan Sandang/Fashion Keluarga, Untuk produk-produk bisa Anda lihat di Instagram : https://www.instagram.com/mth.fashion.online.shop/  (updated) Untuk Informasi Lebih lanjut bisa kontak Nomor Whatsapp masing-masing. Selamat Berbelanja secara Online | Jangan lupa informasikan ke keluarga dan rekan-rekan anda.

Kuliner Kreatif, Lezat tapi Sehat

YOGYAKARTA– Ingin merasakan sensasi makanan yang lain dari biasanya, Jateng-DIY adalah gudangnya. Di wilayah ini banyak kuliner kreatif. Bahannya sederhana namun mampu diolah menjadi makanan yang lezat dan sehat. Di Yogyakarta misalnya, ada makanan serba jamur, di Semarang ada menu ceker merdjon yang menonjolkan sensasi pedas. Sementara di Solo ada serba ikan patin yang diklaim mengandung lemak tak jenuh dan omega 3 yang dikenal baik bagi kesehatan. Jamur, siapa yang kenal dengan bahan pangan yang satu ini. Di Yogyakarta tepatnya di Sleman,salah satu pengenalan makanan yang berbahan dasar jamur ialah Ratidjo.Dia adalah pengusaha sekaligus pembudi daya jamur. Hampir 15 tahun Ratidjo menekuni usaha budi daya jamur dengan puluhan petani jamur binaannya. Berangkat dari hobinya bertani, Ratidjo mencoba memperkenalkan jamur sebagai salah satu bahan pangan sehat bagi masyarakat. “Awalnya kami menemui kendala pada pemasaran. Akhirnya kami mulai mencoba menciptakan pasar sendiri ...