Skip to main content

Perdamaian Masuk Kurikulum

YOGYAKARTA(SI) – The 3rd World Peace Forum (WPF) yang digelar di Yogyakarta merekomendasikan perlunya dirumuskan kurikulum pendidikan perdamaian.

Rumusan itu sangat penting dibuat agar pendidikan perdamaian bisa diimplementasikan dengan baik. Pembuatan rumusan tersebut dinilai sangat mendesak mengingat lembaga-lembaga untuk menyebarkan pendidikan perdamaian sudah terbentuk di banyak tempat. Lembaga-lembaga tersebut baik yang formal maupun nonformal. Pernyataan itu merupakan salah satu kesimpulan dari hasil The 3rd World Peace Forum yang berlangsung di Ballroom Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta kemarin. “Yang perlu ditindaklanjuti adalah perumusan soal kurikulum yang nantinya akan digunakan dalam penyebaran pendidikan perdamaian,” kata Rizal Sukma,Steering Committee WPF.

Selain itu, ke depan harus ada rumusan solusi mengenai apa yang bisa dilakukan agar tujuan pendidikan perdamaian ini terimplementasi dengan baik. Tak hanya itu, pendidikan perdamaian juga harus diupayakan agar bisa diberlakukan di semua tempat dan wilayah, termasuk di daerah konflik. “Jadi peserta yang hadir dalam forum ini menghendaki agar ke depan ada solusi yang mungkin bisa dilakukan untuk pendidikan perdamaian,” terangnya. Selain itu, ditekankan pentingnya berinvestasi pada pendidikan perdamaian. Setelah itu, komitmen tentang pendidikan perdamaian perlu diperkuat agar perdamaian secara global bisa terwujud.

Khusus di Indonesia, katanya, pendidikan perdamaian akan coba diintegrasikan ke dalam pendidikan formal sejak dini. Sementara itu, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam sambutannya saat menutup WPF mengatakan, untuk mewujudkan perdamaian dibutuhkan kompromi antarkedua pihak. Sebab tanpa kompromi, kata Kalla, tidak akan ada perdamaian yang mungkin bisa terwujud. Kalla mengatakan, perdamaian pada hakikatnya adalah saling pengertian antarpihak tertentu sehingga jika tidak tercipta saling pengertian, peluang menciptakan perdamaian secara global akan sangat kecil terwujud.“Perdamaian itu saling pengertian.

Kalau tidak,tidak akan damai,”tuturnya. Kalla yang kini menjabat sebagai Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) mengatakan,dari sekian banyak konflik di masyarakat, konflik agama paling mudah membesar dan menyebar dengan cepat. Dia beralasan, ikatan antarsesama pemeluk agama membuatnya lebih mudah menciptakan solidaritas. Kendati demikian, konflik agama ini berpeluang semakin bertambah parah atau justru membaik tergantung para pemimpinnya. Jika tiap pemimpin menanamkan dendam di antara anggotanya, perdamaian dipastikan tidak akan terwujud.“Karena itu forum perdamaian seperti WPF yang dihadiri peserta dari berbagai agama dan negara sangat penting untuk membangun sinergi sehingga ke depan cita-cita terciptanya perdamaian global bisa terwujud,” paparnya.

Kalla secara resmi menutup The 3rd World Peace Forum yang sudah berlangsung selama dua hari.Pada kesempatan itu juga hadir mantan Ketua Umum PBNU Hasyim Muzadi serta Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin. Pada pertemuan World Peace Forum berikutnya, Rizal Sukma menyatakan, kemungkinan besar isu yang akan diangkat adalah melakukan identifikasi program secara konkret oleh lembaga swadaya masyarakat (LSM). ”Atau kelompok agama untuk menyusun misi kemanusiaan ke daerah-daerah konflik,”ujar Rizal. (sodik)

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj