Skip to main content

Melihat Stasiun KA Lempuyangan Yang Sudah Berbenah

Meski Kelas Ekonomi, Sediakan Layanan Tiket Online
Stasiun kereta api (KA) kelas ekonomi selama ini hampir identik dengan jorok, kumuh, dan tidak teratur. Tapi, Stasiun KA Lempuyangan kini mulai berbenah untuk menghapus stigma tersebut.
MESKI kelas ekonomi, keteraturan, kebersihan, kenyamanan juga bisa diciptakan. Dan pada akhirnya, memberikan pelayanan yang memuaskan bagi para penggunanya. Setidaknya, tekad itulah yang dicanangkan PT KAI Daop VI Jogja yang melakukan renovasi besar-besaran terhadap Stasiun KA Lempuyangan.

Selain menata parkir kendaraan, para pedagang juga direlokasi dan ditempatkan dalam satu area khusus. Para pedagang yang berjumlah sekitar 46 orang dikumpulkan dalam satu area di bagian barat. Sedangkan semua kendaraan ditampung di area parkir sebelah timur.

Tapi di samping penataan fisik itu, yang paling baru adalah pelayanan online untuk pemesanan tiket. Dengan layanan tiket online ini, stasiun KA ini bisa disejajarkan dengan stasiun-stasiun kelas bisnis dan eksekutif di Jogja.

Dengan pelayanan tiket online ini, akan diketahui berapa jumlah kursi yang masih tersedia untuk setiap kereta yang akan singgah di stasiun ini. Dengan begitu, volume penumpang akan bisa diprediksi dan diantisipasi jika memang akan ada penambahan jumlah penumpang.

''Ini bisa terjadi, karena khusus untuk KA ekonomi memang ada ketentuan kapasitas penumpang sampai 150 persen,'' kata Kepala Stasiun KA Lempuyangan Djuhandari kemarin (5/5).

Layanan online tiket ini, tambah dia, akan dilakukan bersama stasiun KA yang lain. Antara lain, Solo Jebres, Solo Purwosari, dan Klaten. Sedangkan kereta-kereta yang dilayani meliputi KA Progo, Bengawan, Kahuripan, Pasundan, Logawa, dan Gaya Baru Malam. ''Saat ini semua fasilitas sedang kami siapkan, termasuk loket-loketnya. Mudah-mudahan pertengahan Mei ini sistem ini bisa kami terapkan,'' janjinya.

Humas PT KAI Daop VI Jogja Eko Budianto menjelaskan, yang dilakukan terhadap Stasiun Lempuyangan ini merupakan jawaban dari komitmen untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat. ''Khususnya para penumpang KA. Bahwa penumpang KA Ekonomipun berhak mendapatkan pelayanan yang baik juga,'' ujarnya.

Mewakili para karyawan, pedagang, juru parkir, pengemudi taksi, Ketua Serikat Pekerja PT KAI Daop VI Jogja Sutrisno berjanji menjaga dan memelihara aset yang ada di stasiun ini. Ini dilakukan karena mereka memang banyak menggantungkan hidup di kawasan tersebut.

''Karena itulah, upaya untuk optimalisasi stasiun ini diharapkan bisa memberikan dampak positif bagi semuanya,'' ujarnya.

Di bagian lain, sebagai upaya memperbaiki citra dan pelayanan kepada para calon penumpang, setiap pedagang, abang becak, dan juru parkir diberi seragam khusus. Para pedagang perempuan memakai kain jarit di bagian bawah dengan atasan kebaya berwarna hijau. Sedangkan abang becak dan tukang parkir, juga memakai seragam khusus.

Pada saat yang bersamaan, tindakan tegas bagi penumpang tak bertiket juga dilakukan. Belasan petugas keamanan KA kemarin melakukan razia ke sejumlah kereta yang berhenti di Stasiun Lempuyangan. Beberapa penumpang tak bertiket dipaksa untuk turun dan tidak bisa meneruskan perjalanan.

''Ini akan kami lakukan terus untuk meningkatkan kesadaran para penumpang. Kami juga akan melarang anjal dan pengamen di atas kereta,'' tegas Humas KAI Daop VI Jogja Eko Budianto. ***

MIFTAHUDIN, Jogja

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj