Skip to main content

UGM Mengkaji Secara Objektif Metode Cuci Otak

Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Ova Emilia menegaskan almamaternya segera mengkaji secara objektif metode cuci otak untuk pasien stroke yang dilakukan oleh dokter Terawan Agus Putranto.

"Dia alumni (UGM). Kami nilai produk dan record-nya bukan pribadi. Ini akan menjadi ujian bagi kredibilitas UGM untuk objektif," kata Ova saat ditemui di Fakultas Kedokteran UGM, Yogyakarta, Jumat.

Menurut Ova, tidak perlu terburu-buru untuk mengambil keputusan menyalahkan atau membenarkan temuan dokter Terawan. Metode cuci otak tersebut perlu dikaji dari berbagai aspek berdasarkan pandangan para ahli dari berbagai bidang kedokteran.

"Kita harus melihat secara utuh. Tidak bisa terus menyatakan ini salah atau benar. Kita harus melihat dari berbagai sisi secara proporsional supaya tidak mengembuskan isu yang pro-kontra," kata Ova.

Oleh sebab itu, kata dia, Fakultas Kedokteran UGM lebih memilih mendiskusikan hal itu secara akademis dengan mendatangkan berbagai ahli seperti ahli radiologi, ahli saraf dan bedah saraf, ahli bio etik, hingga ahli penilian teknologi kesehatan (HTA).

"Kami diskusikan secara utuh dan kami tidak melihat ini dari sisi setuju atau tidak setuju, itu terlalu dangkal. Saya yakin kaca mata akademis masih objektif," kata dia.

Menurut dia, perlu dilihat secara mendalam apakah metode yang diterapkan dokter Terawan menghilangkan penyakitnya, hanya mengurangi gejalanya, atau hanya untuk pencegahan suatu penyakit.

"Dalam kedokteran ada tiga level pengujian sebelum obat diperuntukkan bagi manusia. Pertama diuji coba dulu ke binatang kecil, uji klinis terbatas, uji klinis secara luas atau berbasis populasi baru kemudian bisa diluncurkan," kata dia.

Ova membenarkan bahwa lahirnya inovasi-inovasi baru selalu dibutuhkan untuk terus memajukan dunia kedokteran. "Ya inovasi harus, sah-sah saja," kata dia.

Namun demikian, ia mengatakan berbagai inovasi atau temuan berbagai produk dalam kedokteran tidak serta merta dapat diperuntukkan secara massal sebelum ada pengujian yang ketat.

"Kalau kemudian ini (metode cuci otak) benar dan bisa didukung katakan itu benar. Namun kalau tidak benar dan kemudian mau diajukan ke yang lebih luas ya semestinya ada syarat-syaratnya," kata dia.

Sebelumnya MKEK ID menerbitkan surat yang berisi pemberian sanksi kepada dr Terawan Agus Putranto yang juga Kepala RSPAD Gatot Subroto berupa pemecatan dalam jangka masa satu tahun.

Ketua MKEK IDI Dr dr Prijo Sidipratomo Sp.Rad(K) menandatangani surat pemberian sanksi kepada dr Terawan dengan dugaan berlebihan mengiklankan diri terkait terapi cuci otak melalui metode "Digital Substraction Angiography" untuk pasien stroke.

Alasan lain pemberian sanksi yang tertera di surat itu ialah adanya janji-janji tentang kesembuhan dengan metode cuci otak, padahal MKEK menilai terapi tersebut belum ada bukti ilmiah.

Sumber : Antara News

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj