Skip to main content

Sultan Janjikan Semua Diperbaiki

SLEMAN – Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X memastikan semua rumah yang menjadi korban puting beliung di Kabupaten Sleman akan diperbaiki. Menyusul besarnya bencana puting beliung Jumat (7/12) sore, pemerintah juga memperpanjang masa tanggap darurat dari empat hari menjadi lima hari. Masa tanggap darurat akan berakhir Selasa (11/12) besok.

“Kami akan usahakan semua bisa mendapat bantuan untuk perbaikan,dan harapannya nanti bisa menjadi lebih baik,” kata Sultan saat meninjau kesiapan dapur umum di lokasi bencana puting beliung di Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan,kemarin. Nantinya, rumah milik warga yang memang tidak dimungkinkan untuk ditinggali akan dibangunkan sesuai dengan standar bangunan rumah bantuan.

Bentuknya seperti yang dibangun untuk korban bencana erupsi Merapi 2010. Standar bangunannya 6 x 6 meter. Selain meninjau dapur umum, Sultan kemarin juga menyempatkan diri berdialog dengan para korban baik yang rumahnya roboh, rusak berat maupun korban luka. Sultan juga meninjau lokasi kandang ternak milik kelompok peternak Dusun Bromonilan yang mengalami rusak berat akibat terjangan puting beliung.

Bencana puting beliung di wilayah Kabupaten Sleman terjadi pada Jumat sore menerjang wilayah Kecamatan Kalasan yang meliputi Desa Purwomartani di Dusun Bromonilan, Kadisoka, Sambiroto, Sidokarto dan Sambisari. Kemudian Kecamatan Depok di Desa Maguwoharjo di Dusun Sambego/Singosutan, Tempelsari dan Grogol dan Kecamatan Ngemplak di Desa Wedomartani di Dusun Sempu.

Kejadian tersebut mengakibatkan rumah rusak sebanyak 1.050 unit dan sejumlah infrastruktur dan korban luka 17 orang, dua di antaranya harus rawat inap. Pemda DIY bersama dengan Pemkab Sleman dan perangkat desa juga membentuk tim verifikasi untuk mendata rumah yang memang membutuhkan bangunan baru. Itu untuk mengantisipasi adanya warga yang sengaja merusak rumahnya agar mendapatkan bantuan rumah.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman,Urip Bahagia mengatakan, masih memverifikasi data jumlah kerusakan rumah roboh maupun rumah yang sudah tidak dimungkinkan untuk dihuni lagi. Pendataan rumah hari ini guna tindaklanjut kesesuaian bantuan yang akan disalurkan nantinya.

Di sisi lain,Pemda DIY siap melakukan sharing pendanaan untuk merehabilitasi korban. Bantuan untuk rehabilitasi tersebut akan diambilkan dari anggaran dana tak terduga milik Pemda DIY.Kepala BPBD DIY Gatot Saptadi mengatakan, saat ini sedang dilakukan perhitungan kebutuhan anggaran rehabilitasi.

Belasan Rumah Rusak

Sementara puting beliung Sabtu (8/12) malam kembali menerjang DIY, tepatnya di Desa Rejosari dan Karangsari, Kecamaatn Semin,Gunungkidul. Belasan rumah warga rusak akibat kejadian in. Salah satu warga Dusun Klepu, Rejosari,Yoso Semito mengatakan, sejak Sabtu siang, hujan di dusunnya turun sangat deras. Bahkan mulai petang hari, angin kencang bertiup dan mengakibatkan berbagai pohon tumbang.

Bencana angin puting beliungjugamemorakporandakan sejumlah wilayah di Kabupaten Purbalingga, sore kemarin saat wilayah tersebut diguyur hujan lebat. “Berdasarkan informasi yang kami terima, angin puting beliung tidak hanya terjadi di wilayah kota (Kecamatan Purbalingga) tetapi juga di Kecamatan Bukateja,”kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purbalingga Priyo Satmoko.Selain Purbalingga, angin puting beliung juga merusak ratusan rumah di empat desa di Banyumas, yakni Petir, Kalicupak Lor, Kalicupak Kidul,dan Klahang,Kecamatan Kalibagor.

Prakirawan cuaca Stasiun Meteorologi Cilacap Teguh Wardoyo mengatakan, angin puting beliung masih berpotensi terjadi di Kabupaten Banyumas dan Purbalingga pada Desember. Oleh karena itu, kata dia,warga diimbau waspada terhadap kemungkinan terjadinya angin puting beliung. ridho hidayat/ maha deva/suharjono/ant 

Sumber Berita & Gambar : Seputar Indonesia

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj