Skip to main content

DIY Terancam Krisis BBM Bersubsidi

YOGYAKARTA– Sisa kuota bahan bakar minyak( BBM) bersubsidi untuk DIY pada tahun ini hanya sebesar 4%.

Kondisi tersebut diprediksi akan menyebabkan kelangkaan premium pada akhir tahun nanti jika tidak ada perubahan pola konsumsi BBM bersubsidi oleh masyarakat. Pada 2012 ini, DIY mendapatkan jatah premium sebesar 486.000 kilo liter. Dari catatan Bidang ESDM Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral (PUP ESDM) DIY,premium itu sudah terkonsumsi sebesar 462.408 kilo liter hingga Mei lalu.

”Sisanya tidak lebih dari 24.000 kilo liter untuk dikonsumsi hingga akhir tahun nanti,” tutur Kepala Bidang ESDM Dinas PUP ESDM DIY Edy Indrajaya,kemarin. Sementara posisi Yogyakarta sebagai daerah kunjungan wisata tercatat juga memengaruhi tingkat konsumsi premium.Banyaknya kendaraan pribadi dari luar daerah yang berlalu lalang membawa wisatawan di Yogyakarta seperti pada musium libur sekolah saat ini sangat memberikan pengaruh naiknya konsumsi BBM bersubsidi.

Sementara imbauan dari Presiden SBY mengenai pembatasan konsumsi premium kendaraan dinas di daerah baru efektif pada Agustus nanti.Kebijakan tersebut dinilai Edy,sangat membantu penurunan konsumsi premium di masyarakat.”Agustus nanti mau tidak mau kendaraan dinas tidak boleh lagi pakai premium,” tandasnya. Data DPUP-ESDM DIY mencatat,realisasi penyaluran BBM bersubsidi di DIY terus melonjak dari tahun ke tahun. Pada 2008 konsumsi premium mencapai 364.473 kiloliter.

Sementara pada 2009 mengalami kenaikan sekitar 7,64% dengan tingkat pasokan premium mencapai 392.320 kiloliter. Sementara pada 2010 jumlah konsumsi premium menjadi 425.688 kiloliter atau mengalami kenaikan mencapai 8,51%.Pasokan dan konsumsi kembali mengalami kenaikan pada 2011 karena dari catatan Dinas PUP ESDM DIY menghabiskan 458.064 kiloliter premium. Sepeda motor menjadi pengonsumsi terbesar premium dari sektor transportasi. Dinas PUP-ESDM DIY mencatat pemakaian energi 2007, sepeda motor menggunakan 1.015.229,49 SBM.

Disusul mobil penumpang yang hanya menggunakan premium sebesar 726.016,91 SBM. Diprediksikan pada 2014 mendatang kebutuhan energi jenis premium di DIY akan mencapai 2.713.01 ribu SBM. Pengamat Ekonomi Energi UMY Lilies Setiartiti mencatat konsumsi premium di Yogyakarta paling tinggi untuk sepeda motor. Hal tersebut terlihat dari banyaknya kendaraan roda dua tersebut yag dimanfaatkan masyarakat sebagai penunjang kebutuhan mobilitas.

Dari penghitungannya, rasio jumlah sepeda motor di DIY mencapai dua unit untuk setiap satu keluarga. ”Kalau rasionya satu keluarga ada dua sepeda notor, maka setidaknya dengan 750.000 keluarga di DIY,maka jumlah sepeda motor mencapai 1,5 juta unit. Sementara premium harganya murah hanya Rp4.500 per liter,akhirnya konsumsi premium menjadi tinggi,”beber Lilies.

Berharap Penjualan Meningkat

Di sisi lain PT Pertamina (Persero) berharap dengan turunnya harga pertamax bisa mendongrak penjualan BBM nonsubsidi tersebut. ”Dengan penurunan harga tersebut, diharapkan penjualan semakin meningkat, dan masyarakat luas meningkatkan konsumsi bahan bakar nonsubsidi,” ungkap VP Corporate Communication, Ali Mundakir, di Jakarta, kemarin.

Sebelumnya,tercatat pertamax mengalami penurunan Rp250 per liter. Harga pertamax, turun ke Rp8.700 per liter dari sebelumnya Rp8.950 per liter.Sementara pertamax plus turun Rp300 per liter, dari Rp9.500 per liter menjadi Rp9.200 per liter. Meski demikian, dia menilai kenaikan penjualan BBM nonsubsidi tidak hanya di sebabkan karena pelaksanaan Peraturan Menteri No 12 Tahun 2012 yang melarang Penggunaan BBM bersubsidi bagi kendaraan dinas pemerintah. Menurutnya, peningkatan penjualan pertamax disebabkan oleh masyarakat yang mulai sadar menggunakan BBM nonsubsidi.

”Peningkatan penjualan tidak serta merta karena peraturan menteri yang melarang kendaraan mobil dinas menggunakan BBM bersubsidi, tapi juga karena kesadaran masyarakat yang mulai tumbuh untuk menggunakan BBM nonsubsidi,” tambah dia. maha deva/okezone
Sumber : Seputar Indonesia

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj