Skip to main content

Bantul Jadi Percontohan Energi Hibrid

Bantul - Kementerian Riset dan Teknologi menggandeng Universitas Gadjah Mada mengembangkan energi hibrid yang berbasis pada potensi panas matahari dan kekuatan angin.

Sebagai pilot project beberapa lokasi di Kabupaten Bantul dijadikan tempat pengembangan energi baru dan terbarukan ini, antara lain di Pantai Pandansimo, dengan luas 37 Ha.

Asisten Deputi Iptek Industri Kecil dan Menengah Ir. Santosa Yudo Warsono, M.T., mengatakan tahapan pengembangan energi hibrid pertama yang diterapkan di Indonesia ini telah memasuki tahun ketiga.

Program tahun ini lebih difokuskan pada pengembangan teknik produksi, peningkatan kapasitas produksi komponen, peningkatan kemampuan UMKM dan pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir.

Untuk sementara ini, lanjut Santosa, pemanfaatan pembangkit listrik tenaga hibrid digunakan untuk penerangan kawasan wisata pantai, workshop pengembangan energi terbarukan serta model implementasi sistem inovasi daerah.

Meski masih dalam tahap pengembangan, tenaga hibrid ini telah dimanfaatkan yakni untuk pertanian di lahan pasir yang membutuhkan air sangat tinggi.

"Kita coba manfaatkan energi ini untuk menaikkan air tanah ke permukaan," kata Santosa dalam kunjungan ke lokasi pengembangan listrik tenaga hibdrid di Srandakan Bantul, Sabtu (7/4/2012).

Saat ini pembangkit listrik energy hibrid sudah terpasang 35 unit turbin angin dengan tinggi rata-rata 18 meter, terdiri 26 turbin angin berkapasitas 1 kW, 6 turbin angin 2,5 kW, 2 turbin angin 10 kW, dan satu turbin angin 50 kW. Ditambah juga 175 unit sel surya dengan kapasitas 17,5 kWp.

Peneliti Energi Terbarukan dari Fakultas teknik UGM Dr. Ahmad Agus Setiawan, mengatakan pembangkit listrik tenaga hibrid sangat potensial dikembangkan di Indonesia sebagai negara kepulauan.

Berdasarkan hasil penelitian Agus, kecepatan angin di Indonesia tidak sebesar di Belanda yang telah memanfaatkan untuk energi kincir angin. Kecepatan angin di sekitar Pantai Pandasimo hanya berkisar 3-5 meter per detik sehingga perlu dikombinasi dengan generator kecepatan rendah dan energi panas matahari.

Sementara, Kepala Bapeda Bantul Drs. Tri Saktiana, M.S., mengharapkan teknologi hibrid ini mudah diaplikasikan, dipelihara, dan digunakan, sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Panjang pantai di Bantul 13,5 km, kami berharap wilayah ini bisa dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk kesejahteraan masyarakat. Keinginan masyarakat kongkret, memajukan usaha dan pertanian lewat teknologi yang murah dan ramah lingkungan," ujarnya.

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj