Skip to main content

Tolak Waduk, Warga Geruduk DPRD

KULONPROGO– Ribuan warga yang tergabung dalam Forum Komunikasi Masyarakat Tinalah (FKMT) kembali menggeruduk kantor DPRD Kulonprogo untuk menolak pembangunan waduk di daerahnya, kemarin.

Rencana waduk ini sudah tercantum dalam Perda Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) DIY.Kedatangan mereka bertepatan dengan agenda persetujuan antara legislatif dan eksekutif tentang Raperda RTRW Kabupaten Kulonprogo 2012-2032. Sesepuh FKMT Harjono mengatakan, kedatangan warga Tinalah ke DPRD Kulonprogo ini merupakan yang ketiga kalinya.

Ini sebagai bukti warga sangat menolak pembangunan waduk, karena bakal menggusur ribuan rumah warga.“Ribuan rumah akan tergusur, kami harus tinggal di mana, ”ungkapnya bernada tanya,kemarin. Menurut dia, FKMT secara tertulis sudah melayangkan penolakan pembangunan Waduk Tinalah ke Gubernur DIY sekitar dua pekan yang lalu. Namun, sampai sekarang belum ada balasan dari gubernur. “Inti surat adalah audiensi dengan gubernur.Kami akan menyampaikan aspirasi kami, bahwa kami menolak pembangunan waduk,”ungkapnya.

Harjono mengatakan,secara lisan gubernur akan menunda pembangunan waduk.Namun, hal tersebut tidak membuat warga Tinalah berhenti melakukan penolakan.Warga membutuhkan garansi janji gubernur tersebut.“ Dalam pertemuan kebangsaan, gubernur pernah bilang jika warga menolak, pembangunan bisa ditunda.Tapi nyatanya dalam Perda RTRW Provinsi DIY,daerah kami tetap tercantum sebagai lokasi pembangunan waduk, ”jelasnya.

Pensiunan BKKBN Kulonprogo ini mengaku senang dengan sikap DPRD Kulonprogo maupun eksekutif, yang secara tegas sudah menghapus pembangunan waduk dalam Perda RTRW Kulonprogo.Namun,hal itu belum menjadikan warga Tinalah merasa nyaman. Pasalnya, meski legislatif dan eksekutif Kulonprogo menolak pembangunan waduk, tetap harus dikonsultasikan kepada gubernur.

Pembangunan waduk tersebut setidaknya akan menenggelamkan 38 dusun atau enam desa di Kecamatan Samigaluh yakni Desa Purwoharjo, Sidoharjo, Gerbosari, Ngargosari, Pagerharjo dan Banjarsari. Sedikitnya ada 10.000 jiwa atau 4.000 kepala keluarga (KK) yang akan kehilangan tempat tinggal. “Yang saya tahu, waduk nantinya memiliki kedalaman 150 meter sehingga bisa menenggelamkan sepertiga Kecamatan Samigaluh. Luasnya bisa enam kali dari luas Waduk Sermo di Kecamatan Kokap,” ungkapnya.

Anggota DPRD Kulonprogo Hamam Cahyadi mengatakan, pembangunan waduk di Kulonprogo belum mendesak jika hanya untuk mencukupi kebutuhan air minum di Provinsi DIY. Konservasi air di DIY harus dikaji lebih lanjut mengingat masih banyak potensi lain sepertinya banyaknya sumber mata air, daripada pembangunan waduk. Sebelumnya, Sekda Kulonprogo Budi Wibowo mengatakan, pemkab secara tegas tidak setuju dengan rencana pembangunan Waduk Tinalah seperti yang diusulkan Pemprov DIY dan pemerintah pusat. Pemkab menilai, pembangunan waduk bukan solusi yang baik bagi ketersediaan air di wilayah DIY. Untuk mencukupi kebutuhan air di DIY ada beberapa langkah yang bisa ditempuh.“Pemkab mengusulkan dua cara yakni pembangunan embung tangkapan air serta menyuling dan mengolah air laut menjadi layak konsumsi,”ungkapnya.

Menurut dia, dua langkah yang diusulkan tersebut dari segi biaya juga lebih hemat dibanding membangun waduk. Untuk membuat embung dalam area satu hektare hanya menghabiskan biaya Rp1,5 miliar. ridwan anshori

Sumber Berita : Seputar Indonesia
Sumber Gambar : suarapasarkulonprogo.blogspot.com

Comments

Popular posts from this blog

Meneropong Kisah Sukses Pemudik Asal Gunungkidul

Berbekal ijazah SMU,Takhlukkan Kota Jakarta Sangat tidak pantas untuk ditiru, apa lagi bila tidak memiliki keahlian yang cukup memadai sebagai modal mencari kerja di Jakarta. Namun pria ini memberi bukti bagaimana mampu sukses di Ibukota Negara . Bagaimana caranya? GUNUNGKIDUL-Meski baru merantau ke Jakarta sejak akhir tahun 2004 lalu, bisa dikatakan pria ini cukup berhasil. Pulas Priotyas Wiyatno nekat membawa istri dan ketiga anaknya ke Ibukota untuk mengadu nasib. Seperti yang dikatakan kepada RADAR JOGJA, awalnya sungguh sangat sulit dan memerlukan perjuangan yang sangat keras untuk bisa bertahan dan tetap survive sehingga menjadi seperti sekarang ini. " Memang belum bisa dibilang sukses mas. Kami sangat biasa banget. Tapi saya bersyukur dapat melewati saat - saat sulit " kata bapak empat anak ini. Selanjutnya Pulas mengisahkan bagaimana ia dengan keluarganya sampai memberanikan diri pergi ke Jakarta yang menurutnya sangat tidak pantas untuk ditiru apalagi bila t...

Matahari Godean Grup : Belanja Online via Whatsapp

Untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga masyarakat Jogjakarta umumnya dan masyarakat Godean khususnya dan untuk mempermudah belanja tanpa antrian  dan tanpa perlu datang ke toko maka Matahari Godean Grup ( Toserba Matahari Godean & Mth Fashion ) Jl. Saronodipoyo - Utara Pasar Godean membuka layanan Belanja Online via Whatsapp sebagai Berikut : Toserba Matahari Godean : Belanja Online via Whatsapp untuk kebutuhan sebagai berikut : Ringkasan Paket Sembako *dapat disesuaikan dengan kebutuhan anda (check via whatsapp) Mth Fashion : Untuk belanja Online kebutuhan Sandang/Fashion Keluarga, Untuk produk-produk bisa Anda lihat di Instagram : https://www.instagram.com/mth.fashion.online.shop/  (updated) Untuk Informasi Lebih lanjut bisa kontak Nomor Whatsapp masing-masing. Selamat Berbelanja secara Online | Jangan lupa informasikan ke keluarga dan rekan-rekan anda.

Kuliner Kreatif, Lezat tapi Sehat

YOGYAKARTA– Ingin merasakan sensasi makanan yang lain dari biasanya, Jateng-DIY adalah gudangnya. Di wilayah ini banyak kuliner kreatif. Bahannya sederhana namun mampu diolah menjadi makanan yang lezat dan sehat. Di Yogyakarta misalnya, ada makanan serba jamur, di Semarang ada menu ceker merdjon yang menonjolkan sensasi pedas. Sementara di Solo ada serba ikan patin yang diklaim mengandung lemak tak jenuh dan omega 3 yang dikenal baik bagi kesehatan. Jamur, siapa yang kenal dengan bahan pangan yang satu ini. Di Yogyakarta tepatnya di Sleman,salah satu pengenalan makanan yang berbahan dasar jamur ialah Ratidjo.Dia adalah pengusaha sekaligus pembudi daya jamur. Hampir 15 tahun Ratidjo menekuni usaha budi daya jamur dengan puluhan petani jamur binaannya. Berangkat dari hobinya bertani, Ratidjo mencoba memperkenalkan jamur sebagai salah satu bahan pangan sehat bagi masyarakat. “Awalnya kami menemui kendala pada pemasaran. Akhirnya kami mulai mencoba menciptakan pasar sendiri ...