Skip to main content

Flu Burung Ditemukan di 10 Kecamatan di Sleman

SLEMAN--MICOM: Sepuluh dari 17 kecamatan di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, ditemukan kasus penyebaran avian influensa atau flu burung yang menyerang unggas milik warga.

"Sejak awal Januari hingga mendekati akhir bulan ini   ditemukan 273 unggas mati akibat terserang avian infleunsa (AI)," kata Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutananan Kabupaten Sleman Riyadi Martoyo di Sleman, Yogyakarta, Senin (30/1).

Dari jumlah tersebut ditemui di 10 kecamatan dan yang paling banyak di Kecamatan Godean terdapat  77 unggas mati kemudian Kecamatan Gamping 61  ekor ayam, Depok 40 dan Kecamatan Berbah 30 ekor

Menurut dia, meski masih ditemukan bangsa unggas yang mati mendadak akibat terserang AI masyarakat Kabupaten Sleman tidak perlu cemas, namun ke depan tetap perlu mewaspadai penyebaran virus yang sifatnnya zoonosis atau bisa menyebrang unggas ke manusia.

"Potensi mewabahnya AI biasanya terjadinya pada kelembaban udara tinggi seperti saat ini. Namun demikian dengan adanya manajemen penangangan serangan virus H5N1  2011 yang dilakukan UPT pelayanan kesehatan hewan Kabupaten Sleman, kejadian  tersebut bisa dikendalikan, tidak seperti yang terjadi di wilayah Kabupaten lain," katanya.

Ia mengatakan, pada 2007 di Kabupaten Sleman memang sempat ada 35 ribu ekor unggas mati, dan 2008 menurun menjadi  sekitar 12 ribu, 2009 turun sekitar 1.100 dan 2010 menurun menjadi 507 unggas mati mendadak akibat terserang virus H5N1.

"Jumlah unggas yang mati mendadak akibat terserang virus tersebut, selain penanganan semakin bagus, kedasaran masyarakat meningkat, serta tim petugas di 12 Posko Pengananan Penyakit Hewan Menular di kabupaten Sleman tidak henti-hentinya memberikan penyuluhan maupun sosilaisasai kepada masyarakat terkait antisipasi penyebaran AI," katanya.

Kepala UPT Pelayanan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman drh Nyoman Ayu Anggraeni mengatakan, untuk mengatisipasi mewabahnya AI, sejak awal Januari hingga mendekati akhir bulan ini terus mengintesifkan sosialisasi penyuluhan pengananan penyakit hewan menular kepada 3.320 orang diwilayah Kabupaten Sleman, termasuk memanfaatkan 4.341 dosis vaksinasi unggas.

"Selain membangun kesiapsiagaan masyarakat akan ancaman penyebaran virus H5N1, juga mencacatat peserta yang diberikan penyuluhan petugas sekaligus melakukan penyemptotan disinfektan serta vaksinasi terutama yang diindikasikan terang virus itu," katanya.

Menurut dia, tim petugas bersangkutan juga melakukan diagnosa cepat antara lain melalui upaya pemeriksaan lendir unggas yang dapat diketahui terserang virus AI atau sebaliknya.

Virus AI, katanya, biasanya akan mati dengan diterjen, desinfektan misalnya formalin 2,5 persen senyawa feno, lodine dan dipanaskan. Pada bahan organik seperti tinja akan hidup lebih lama kurang lebih 32 hari. Bisanya virus hidup di air pada suhu 22 C  selama empat hari, suhu 0 C lebih dari 30 hari.  Selain itu, virus akan mati dalam suhu 80 C selama 1 menit atau 70 C selama 3 menit.

Ia mengatakan, sebaiknya daging ayam maupun telur ayam aman dikonsumsi bila dimasak dengan benar dan yang lebih penting masyarakat menerapkan pola hidup bersih sehat di lingkungan masing-masing.

"Kami mengimbau masyarakat yang memiliki unggas mati mendadak untuk tidak dibuang di sungai atau selokan dan di tegalan. Ayam yang mati mendadak sebaiknya dibakar dan dikubur agar virus tersebut tidak menyebar di wilayah sekitar," katanya. (Ant/OL-2)
Sumber : Media Indonesia

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj