Skip to main content

Surono: Magma Merapi Sudah Terisi Lagi

Terisinya magma itu lebih cepat dari gunung-gunung api di Jepang.

VIVAnews - Setahun pasca erupsi pada akhir 2010 lalu, kini kantung magma dalam tubuh gunung Merapi sudah kembali terisi. Proses terisinya kembali kantung magma itu dinilai sangat cepat, lebih cepat dibandingkan pengisian magma sejumlah gunung api di Jepang.

"Magma di dalam Merapi saat ini sudah terisi kembali. Sangat cepat dibandingkan letusan di Jepang," kata Kepala Badan Vulkanologi Mitigasi Klimatologi dan Geologi (BVMKG), Surono, saat ditemui VIVAnews, usai mengisi workshop yang bertema Lesson learned from the 2010 merapi eruption di Hotel Phonic Yogyakarta, 1 November 2011.

Mbah Rono, sapaan Surono, menjelaskan bahwa setahun setelah letusan, dapur magma dalam tubuh Merapi sempat mengempis. "Kini Merapi sudah mulai mengelembung lagi. Artinya dapur magma yang ada dalam (tubuh Merapi) itu sudah mulai terisi lagi," ujarnya.

Menurut Mbah Rono, karakter gunung Merapi sekarang tidak sama kondisinya seperti erupsi tahun 2006 atau letusan-letusan Merapi sebelumnya. Saat itu, sebuah letusan diakhiri oleh pembentukan kubah.

"Sekarang foto satelit menunjukan tidak ada kubah yang signifikan. Kita tidak tahu persis apa yang terjadi pada Merapi 4 atau 6 tahun kedepan," tutur Surono. "Dalam sistem mitigasi akan kami pantau terus-menerus," lanjut ahli vulkanologi lulusan Université Joseph Furier, Gronable, Perancis ini.

Surono menambahkan bahwa ahli gunung api dari Jepang mengatakan ada suatu metoda untuk mengestimasi berapa jumlah magma yang ada dalam tubuh merapi. "Dia mengatakan bahwa sesudah erupsi Merapi tahun 2010 lalu tidak dilakukan estimasi seperti itu," tambahnya.

Sementara itu, sekarang pihaknya telah memasang 4 GPS untuk monitoring gunung merapi, 3 diatas (kawasan puncak merapi), 1 di Jogja atau dibawah. "Ke depan, Merapi akan dipantau lebih baik. Jumlah magmanya bisa terdeteksi dalam tubuh gunung Merapi itu. Bisa diketahui lebih awal," tandasnya.

Translate Using Google Translate May Need Grammar Correction

Surono: Merapi's Magma Filled Again

It filled the magma faster than volcanoes in Japan.

Vivanews - A year after the eruption in late 2010 and, now pockets of magma in the volcano's body is back filled. Terisinya process back pockets of magma was considered very fast, faster than the replenishment of magma several volcanoes in Japan.

"Magma in the Merapi is now replenished. Very fast compared to the eruption in Japan," said the head of the Volcanology and Geological Disaster Mitigation Climatology (BVMKG), Surono, when found VIVAnews, after filling the workshop with the theme Lesson learned from the 2010 Merapi Eruption in PHONIC Hotel Yogyakarta, November 1, 2011.

Mbah Rono, greeting Surono, explaining that a year after the eruption, the magma chamber in the body of Merapi was deflated. "Now mengelembung Merapi has begun again. This means that there is in the magma chamber (body Merapi) that has begun to fill again," he said.

According Mbah Rono, the character of Mount Merapi is now not the same condition as the eruption in 2006 or earlier eruptions of Merapi. At that time, an eruption terminated by the formation of domes.

"Now that satellite photos showed no significant dome. We do not know exactly what happened at Merapi 4 or 6 years ahead," said Surono. "In our mitigation systems will monitor continuously," continued the expert volcanology graduate of the Université Joseph Furier, Gronable, France is.

Surono added that the volcano expert from Japan said that there is a method to estimate how the amount of magma within the body of Merapi. "He said that after the eruption of Merapi in 2010 and then did not do an estimate like that," he added.

In the meantime, now it has put up four GPS for monitoring Mount Merapi, 3 above (Merapi peak area), one in Jogja or below. "Looking ahead, Merapi will be monitored better. Number magmanya could be detected in the body's Mount Merapi. Could caught early," he said.

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj