Skip to main content

Serangga Berwarna Hitam Resahkan Warga Gunung Kidul

GUNUNG KIDUL--MICOM: Masyarakat Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, resah dengan munculnya ribuan serangga berwarna hitam.

Salah satu warga Dusun Pakwungu Desa Sumberwungu, Kecamatan Tepus, Ngadi, Minggu (13/11), mengatakan serangga sebesar lalat itu ditemukan di pohon bambu, aren, dan rumah warga.

"Kami tidak tahu pasti asal serangga hitam itu. Tiba-tiba serangga itu berada di pepohonan pekarangan warga," katanya.

 Ia mengatakan serangga hitam itu tidak menimbulkan rasa gatal jika dipegang. "Warga hanya merasa risih melihat ribuan serangga itu," kata dia.

Dia mengatakan warga setempat berupaya membasminya dengan cara menyemprotkan berbagai jenis obat serangga atau racun hama tanaman. "Hama kami semprot dengan berbagai jenis obat serangga, namun gagal karena serangga itu tetap hidup," katanya.

Warga lain Sunoto mengatakan ribuan serangga itu berada di sejumlah sudut rumahnya, seperti atap, jendela, pintu, dinding, dan kamar tidurnya.

"Tempat tidur dengan alas kasur, bagian atas sprei dipenuhi dengan serangga hitam itu. Saya sudah berusaha membersihkan serangga itu dan membunuhnya dengan obat, namun tidak mati," katanya.

"Tubuh serangga yang terkena obat mengeluarkan lendir yang melindungi tubuhnya," katanya.

Warga dari desa yang sama Sunoto mengatakan pada malam hari serangga hitam itu  selalu mencari cahaya atau sinar lampu. Sedangkan, saat siang hari, serangga itu berada di tanah.

"Kami kewalahan mengatasi serangga itu karena sudah melakukan berbagai cara tetapi tidak berhasil," kata dia. (Ant/OL-10)

Sumber : Media Indonesia

Translate Using Google Translate May Need Grammar Correction
Black Colored Citizens insects Resahkan Gunungkidul
Gunungkidul - MICOM: Public Sub Tepus, Gunungkidul Regency, Yogyakarta Special Region, troubled by the emergence of thousands of black insects.

One of Hamlet Pakwungu Sumberwungu Village, District Tepus, Ngadi, Sunday (13/11), said the insects of flies were found in bamboo, palm, and home residents.

"We do not know for sure the origin of the black insects. Suddenly the insect was in the yard trees citizens," he said.

  He said the black insect that does not cause itching if it is held. "People just feel uncomfortable seeing swarms of insects that," he said.

He said local residents trying to remove it by spraying various kinds of drugs or poisons insect pests of plants. "Our pest spray with various types of insects, but failed because the insect was still alive," he said.

Another resident said thousands of insects Sunoto was in a corner of his house, such as roofs, windows, doors, walls, and his bedroom.

"The bed with mattress, the top sheet is filled with black insects. I've been trying to clean the insect and kill it with drugs, but not dead," he said.

"The body of insects are exposed to drugs mucus that protects the body," he said.

Residents from the same village said Sunoto black insects at night is always looking for a light or lights. Meanwhile, during the day, the insects that are on the ground.

"We were overwhelmed overcome because the insect has done a variety of ways but to no avail," he said.

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj