Skip to main content

Stok Menipis, Harga Cabai Tambah 'Pedas'

YOGYA (KRjogja.com) - Harga komoditas cabai di pasaran terus mengalami kenaikan akibat semakin minimnya pasokan. Namun, kondisi ini masih dinilai wajar dan menguntungkan para petani.

Demikian diungkapkan Kepala Seksi Pengadaan dan Penyaluran Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindagkop dan UKM, Sri Hartati, Senin (24/10). Menurutnya, harga cabai merah keriting terus melambung dari Rp 21 ribu menjadi Rp 22 ribu per kilogram, cabai merah besar dari Rp 18.350 menjadi Rp 18.850 per kilogram. Sedangkan cabai rawit hijau masih Rp 18 ribu per kilogram dan cabai merah Rp 10.500 per kilogram.

"Minggu ini komoditas cabai rawit minggu ini naik Rp 500 per kilogram akibat menipisnya pasokan saat musim kemarau. Bahkan di Sleman sebagai sentra pemasok cabai di DIY selama musim kemarau mengalami keterbatasan air sehingga panen juga terbatas," ujarnya, Selasa (24/10).

Sri Hartati menambahkan harga cabai tertinggi terjadi di Pasar Demangan sebesar Rp 25 ribu untuk cabai keriting da caai merah besar Rp 24 ribu per kilogram. Di Pasar Kranggan harga cabai keriting Rp 22 ribu per kilogram dan cabai merah biasa Rp 18 ribu per kilogram. Sedangkan harga cabai termurah ada di Pasar Beringharjo Rp 19.500 untuk cabai keriting dan cabai biasa Rp 14.500 per kilogram.

Sementara itu berdasarkan pantauan harga pangan di DIY cenderung stabil tinggi akibat maraknya perayaan dan hajatan. Beras premium Rp 7.900 per kilogram, beras medium Rp 7.600 per kilogram, minyak goreng Rp 9 ribu per kilogram dan daging sapi Rp 64.700 per kilogram. Selain itu, daging ayam Rp 23.700 per kilogram, telur ayam ras Rp 13.300 per kilogram, bawang merah Rp11.000 per kilogram dan bawang putih Rp.10.700 per kilogram. (Fir)

Translate Using Google Translate May Need Grammar Correction

Stock Running Low, Price Chili Add 'Spicy'

YOGYA (KRjogja.com) - chili on the market price of commodities continues to rise due to the lack of supply. However, this condition is still considered reasonable and profitable farmers.

This was stated by Chief of Procurement and Distribution of Domestic Trade Sector Disperindagkop and SMEs, Sri Hartati, Monday (24/10). According to him, prices continue to soar curly red chili from Rp 21 thousand to Rp 22 thousand per kilogram, a large red chili from Rp 18,350 to Rp 18,850 per kilogram. While still green chili sauce Rp 18 thousand per kilogram and red chili Rp 10,500 per kilogram.

"This week cayenne commodities this week rose to Rp 500 per kilogram due to the depletion of supplies during the dry season. Even in Sleman as a supplier of chili in DIY centers during the dry season have limited water so that the harvest is also limited," he said, Tuesday (24/10).

Sri Hartati add chili highest rates occur in the Market Demangan Rp 25 thousand for the chili curly da big red caai Rp 24 thousand per kilogram. Market price Kranggan curly chili Rp 22 thousand per kilogram and the usual red chili Rp 18 thousand per kilogram. While the chili cheapest prices on the market Beringharjo Rp 19.500 for curls and chili peppers used to Rp 14,500 per kilogram.

Meanwhile, based on the monitoring of food prices high in DIY tends to be stable due to the rampant festivities and celebration. Premium rice Rp 7900 per kilogram, medium rice Rp 7600 per kilogram, cooking oil Rp 9 thousand per kilogram and beef Rp 64,700 per kilogram. In addition, chicken meat Rp 23,700 per kilogram, eggs Rp 13,300 per kilogram, Rp11.000 per kilogram of onion and garlic Rp.10.700 per kilogram.

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj