Skip to main content

Yogya Runner Up Penghargaan Pengelolaan Lingkungan

YOGYAKARTA--MICOM: Pemerintah Kota Yogyakarta meraih posisi runner up untuk penghargaan bergengsi, Indonesia Green Region Award (IGRA) 2011. Penghargaan tersebut diberikan kepada pemerintah kota/kabupaten yang serius dan berhasil dalam pengelolaan dan upaya penjagaan lingkungan hidup yang baik bersama masyarakat.

Penghargaan yang diserahkan Sekretaris Kementerian Lingkungan Hidup Hermien Roosita ini diterima Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta Suyana di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (21/9).

Peringkat pertama diraih Kota Surabaya. Sementara itu, peringkat ketiga diraih Kota Denpasar, keempat Pemkab Palangkaraya, dan kelima Kota Banda Aceh.

Kepala Badan Lingkungan Hidup Suyana, Kamis (22/9), mengatakan penghargaan ini merupakan prestasi bagi pemerintah Kota Yogyakarta dan seluruh warga kota Yogyakarta yang telah bekerja sama dalam pengelolaan dan upaya menjaga dan menyelamatkan lingkungan di Kota Yogyakarta.

"Ini adalah prestasi kita bersama pemerintah dan masyarakat. Kita dinilai berhasil dalam penyelamatan lingkungan di antaranya melalui program 3 R, reduce, reuse, dan recycle, pembuatan 250 ribu lubang biopori, pembebasan tanah untuk public space (taman kota), dan keberhasilan merevitalisasi kawasan sungai sebagai wisata air," katanya. (AU/OL-10)

Translate Using Google Translate May Need Grammar Correction

Yogya Runner Up Award for Environmental Management

YOGYAKARTA - MICOM: Government of Yogyakarta City runner-up for the prestigious award, Indonesia Green Region Award (IGRA) in 2011. The award was given to the city / county serious and successful efforts in managing and maintaining a good environment with the community.

The awards were handed Secretary of the Ministry of Environment is accepted Hermien Roosita Environment Agency Head of the Yogyakarta City Suyana at Balai Kartini, Jakarta, Wednesday (21 / 9).

Ranked first won the city of Surabaya. Meanwhile, the third ranking achieved by the city of Denpasar, the fourth Regency Palangkaraya, and the fifth city of Banda Aceh.

Suyana Environment Agency on Thursday (22 / 9), said this award is an achievement for the city of Yogyakarta and the entire town of Yogyakarta which have cooperated in the management and efforts to preserve and save the environment in the city of Yogyakarta.

"This is our common achievement of government and society. We will be judged successful in saving the environment in which the program 3 R, reduce, reuse, and recycle, making 250 thousand holes biopori, land acquisition for public space (city park), and the success of revitalizing the region rivers for water tourism, "he said.

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj