Skip to main content

Wayang Wong Yogyakarta Kembali Dihidupkan

Metrotvnews.com, Yogyakarta: Seni tradisi wayang wong gaya Yogyakarta kembali dihidupkan melalui kegiatan pagelaran yang akan dilaksanakan pada 27-29 Juni setiap pukul 19.30 WIB di Pendapa Mangkubumen Kota Yogyakarta.

"Wayang wong gaya Yogyakarta sudah langka dan kurang dikenal oleh masyarakat bila dibanding gaya Surakarta, karenanya melalui pagelaran ini diharapkan bisa menjadi cara untuk melestarikan kesenian tradisi sebagai kekayaan budaya," kata Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta RM Budi Santoso di Yogyakarta.

Menurut dia, perkembangan seni wayang wong semakin mengalami degradasi karena pelaku dan kuantitas pertunjukan wayang wong semakin berkurang, begitu pula peminat kesenian yang jumlahnya semakin minim.

Makin berkurangnya pertunjukan wayang wong, lanjut dia, dikhawatirkan dapat memutus rangkaian transformasi budaya dari generasi pendahulu ke generasi berikutnya.

Melalui pagelaran wayang wong tersebut diharapkan generasi muda dapat benar-benar memahami wayang wong khususnya gaya Yogyakarta, karena Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta akan mendatangkan anak-anak SMA dalam setiap pagelaran.

Dalam pagelaran tersebut akan tampil lima sanggar wayang wong dari Kota Yogyakarta serta satu sanggar dari Jakarta, yaitu Guntur Mataram Jakarta.

"Seluruh sanggar wayang tersebut, akan mementaskan fragmen kisah Mahabharata. Dalam satu malam, akan ditampilkan dua sanggar. Setiap sanggar akan tampil dengan durasi 1 jam 30 menit," lanjutnya yang menyatakan penonton tidak akan dipungut biaya.

Kelima sanggar dari Yogyakarta yang akan tampil tersebut adalah Paguyuban Retno Aji Mataram yang akan menampilkan lakon Ciptoning Mintaraga, Yayasan Siswa Among Beksa dengan lakon Sri Tumurun, Sanggar Irama Tjitra dengan lakon Aji Candabirawa.

Yayasan Pamulangan Beksa Sasmita Mardawa dengan lakon Gatotkaca Lahir, Paguyuban Seni Suryo Kencono dengan Palguna Palgunadi, dan Yayasan Guntur Mataram Jakarta dengan lakon Antaraja Anggada.

Sementara itu, Kepala Seksi Seni dan Cagar Budaya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta Suparno mengatakan, dua tahun lalu telah melakukan festival wayang wong namun kegiatan tersebut dinilai kurang efektif.

"Wayang wong sebenarnya tidak bisa difestivalkan untuk kemudian dinilai karena masing-masing memiliki kekhasan sendiri-sendiri, Oleh karena itu, kegiatan itu tidak lagi dilakukan, dan diganti dengan pagelaran ini," katanya.

Sedangkan dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Sumaryono mengatakan, pertunjukan seni wayang wong idealnya digelar secara rutin, setiap satu tahun sekali agar kesenian ini tidak hilang, sekaligus bisa mewariskan nilai-nilai budaya kepada generasi muda.

"Jika di Jepang ada pertunjukan Kabuki yang digelar setiap malam dengan difasilitasi pemerintah, maka sebaiknya di Yogyakarta juga digelar kegiatan serupa untuk pagelaran wayang wong. Tidak perlu setiap malam, bisa satu kali setiap tahun, misalnya pada Juni atau Juli saat puncak kunjungan wisatawan," ujarnya.

Pagelaran wayang wong tersebut, lanjut dia, adalah konsekuensi dari Yogyakarta sebagai ibukota Provinsi DIY yang berfungsi sebagai etalase budaya. (Ant/ICH)

Translate Using Google Translate May Need Grammar Correction

Wayang Wong Yogyakarta Reinstated

Metrotvnews.com, Yogyakarta: Art tradition of wayang wong Yogyakarta style back is turned through the performance of activities that will be held on June 27 to 29 each at 19:30 pm on Pendapa Mangkubumen city of Yogyakarta.

"Wayang wong Yogyakarta style is rare and little known by the public when compared to the style of Surakarta, hence the show is expected to be a way to preserve art as a wealth of cultural traditions," said Head of Cultural Tourism and Culture of Yogyakarta in Yogyakarta RM Budi Santoso, Friday.

According to him, the development of the art of wayang wong is degraded because the perpetrator and the quantity of wayang wong diminishing returns, as well as an increasing number of art enthusiasts minimal.

The less wayang wong, he added, it is feared could break the circuit of cultural transformation of the predecessor generation to the next generation.

Through puppet wong is expected the younger generation can really understand the wayang wong Yogyakarta style in particular, because the Department of Tourism and Culture of Yogyakarta will bring high school kids in each show.

In these performances will be featured five studio wayang wong from the city of Yogyakarta as well as a gallery of Jakarta, namely Guntur Mataram Jakarta.

"All of the puppet workshop, will perform fragments of the Mahabharata story. In one night, will be shown two studios. Each studio will be performing with a duration of 1 hour 30 minutes," he continued stating the audience will not be charged.

The fifth studio from Yogyakarta who will perform are the Society of Retno Aji Mataram which will display the play Ciptoning Mintaraga, Foundation Beksa Among Students with play Sri Tumurun, Studio Rhythm Tjitra with Aji Candabirawa play.

Foundation Pamulangan Beksa Sasmita Mardawa to play Ghatotkacha Born, Society of Arts with Palguna Palgunadi Kencono Suryo, Guntur and Foundation Jakarta to Mataram Antaraja Anggada play.

Meanwhile, the Head of Arts and Heritage Culture and Tourism Office of Yogyakarta Suparno said two years ago has made the festival wayang wong, but these activities were considered less effective.

"Wayang wong can not actually difestivalkan to then assessed because each has its own peculiarities, therefore, that activity is no longer done, and replaced with this show," he said.

While lecturers Art Institute of Indonesia (ISI) Yogyakarta, Sumaryono said, wayang wong ideally performing arts held regularly, every once a year so that this art is not lost, could well pass on cultural values ​​to younger generations.

"If the Japanese Kabuki performances are held there every night with the government facilitated, then you should at Yogyakarta was also held similar events for the wayang wong. No need every night, could be once every year, for example, in June or July during the peak tourist visits," he said.

Wayang wong it, he added, is a consequence of Yogyakarta as the capital of the Province of DIY culture that serves as a storefront.

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj