Skip to main content

Moratorium Dinilai Bukan Solusi Tepat untuk TKI

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Moratorium atau penghentian sementara pengiriman tenaga kerja Indonesia ke Arab Saudi dan Timur Tengah bukan solusi tepat dalam menyelesaikan permasalahan pekerja migran, kata pengamat hubungan internasional dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Nur Azizah.

"Penghentian pengiriman tenaga kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri bukan solusi tepat dalam menyelesaikan permasalahan, kecuali pemerintah mampu menjamin adanya lapangan kerja bagi mereka dalam memperoleh penghasilan," katanya di Yogyakarta, Jumat.

Menurut dia, bekerja di luar negeri adalah pekerjaan yang harus dilakukan bagi sebagian orang, terutama bagi masyarakat yang hidup di tengah kemiskinan. Hal itu merupakan suatu kebutuhan, mengingat sulitnya akses bagi mereka untuk mendapatkan pekerjaan di negeri sendiri.

Selain itu, kultur Arab yang masih menganut budaya patriarkis sangat tidak menghargai pekerjaan domestik dan perempuan, sehingga hak-hak tenaga kerja wanita yang bekerja di negara itu tidak dapat terlindungi dengan baik.

"Hukuman pancung yang dialami Ruyati binti Satubi di Arab Saudi seharusnya menjadikan pemerintah membenahi dan memperbaiki sistem perlindungan terhadap TKI di luar negeri," kata dosen Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ini.

Sedangkan mengenai diplomasi, menurut dia pemerintah masih menggunakan pencitraan tanpa melakukan sesuatu yang menyejahterakan rakyat, karena hal yang diperhatikan pemerintah bukan sesuatu yang substansial. "Sistem politik di Indonesia cenderung menghasilkan kebijakan yang tidak substansial, sehingga tidak menyelesaikan masalah kerakyatan," katanya.

Menurut dia, penyelesaian yang dilakukan pun tidak lagi pada tingkat menteri, tetapi di tingkatan yang lebih tinggi, yakni antara Presiden Indonesia dengan kerajaan Arab Saudi. "Untuk menyelesaikan permasalahan perlu menggunakan hati nurani dan logika, sehingga kebijakan yang diambil mampu melindungi kepentingan publik. Pemimpin juga harus memiliki visi dalam menyejahterakan rakyatnya," katanya.



Translate Using Google Translate May Need Grammar Correction

Moratorium Rated Not Right Solution For Migrant Workers

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - The moratorium or temporary suspension of the sending of Indonesian workers to Saudi Arabia and the Middle East is not the right solutions in solving the problems of migrant workers, said observers of international relations from the University of Muhammadiyah Yogyakarta Nur Azizah.

"Stop sending Indonesian workers (TKI) abroad is not the right solution to solve the problem, unless the government can guarantee jobs for their income," he said in Yogyakarta on Friday.

According to him, working abroad is work to be done for some people, especially for people who live in poverty. It is a necessity, given the difficulty of access for them to get jobs in their own country.

Moreover, Arab culture which still adhered to a very patriarchal culture does not appreciate the domestic work and women, so the rights of women workers who work in the country can not be well protected.

"The punishment suffered by Ruyati bint behead Satubi in Saudi Arabia should lead governments to reorganize and improve the system of protection of migrant workers abroad," said the lecturer Department of International Relations Faculty of Social and Political Sciences, University of Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) this.

As for diplomacy, he said the government still uses imaging without doing anything welfare of the people, because it is concerned the government is not something substantial. "The political system in Indonesia tend to produce policies that are not substantial, so it does not solve the problem of democracy," he said.

He said the settlement was no longer conducted at ministerial level, but at higher levels, ie, between the President of Indonesia and the Kingdom of Saudi Arabia. "To resolve problems of conscience and the need to use logic, so that the measures taken to protect the public interest. Leaders must also have a vision of the welfare people," he said.

Comments

Popular posts from this blog

Matahari Godean Grup : Belanja Online via Whatsapp

Untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga masyarakat Jogjakarta umumnya dan masyarakat Godean khususnya dan untuk mempermudah belanja tanpa antrian  dan tanpa perlu datang ke toko maka Matahari Godean Grup ( Toserba Matahari Godean & Mth Fashion ) Jl. Saronodipoyo - Utara Pasar Godean membuka layanan Belanja Online via Whatsapp sebagai Berikut : Toserba Matahari Godean : Belanja Online via Whatsapp untuk kebutuhan sebagai berikut : Ringkasan Paket Sembako *dapat disesuaikan dengan kebutuhan anda (check via whatsapp) Mth Fashion : Untuk belanja Online kebutuhan Sandang/Fashion Keluarga, Untuk produk-produk bisa Anda lihat di Instagram : https://www.instagram.com/mth.fashion.online.shop/  (updated) Untuk Informasi Lebih lanjut bisa kontak Nomor Whatsapp masing-masing. Selamat Berbelanja secara Online | Jangan lupa informasikan ke keluarga dan rekan-rekan anda.

Bencana Alam-Tebing Longsor Terjang Satu Rumah

KULONPROGO– Rumah milik MitroWidarto,78,warga Dusun Semawung, Desa Banjaroya, Kecamatan Kalibawang rusak parah setelah tertimbun tanah longsor pada Selasa (10/1) malam. Tiga rumah dan satu musala yang berdekatan dengan rumah milik korban juga terancam. Kejadian tersebut terjadi pada Selasa (10/1) sekitar pukul 21.30 WIB diawali dengan hujan yang cukup deras sejak pukul 16.00. Akibatnya, tebing di belakang rumahnya ambrol sejauh 300 meter hingga menghantam rumahnya. ”Kerugian kami sekitar Rp30 juta,” ujar Mitro kemarin. Dua rumah milik Suranto, 55 dan Wahyudi,58,juga terancam. Kedua warga ini merupakan anak kandung korban. Rumah milik Sutopo, tetangga korban, juga terancam karena hanya berjarak tidak lebih dari 200 meter. ”Tiga rumah dan satu musala terancam,” ucapnya. Awal 2012 lalu sebenarnya tebing di belakang rumahnya juga longsor.Namun,waktu itu volumenya tidak besar dan tidak sampai menerjang rumah. ”Jadi ini longsoran yang kedua. Longsoran pertama hanya kecil, yang kedua s...

Polda DIY Tangkap Pelaku Perampokan Toko Emas

YOGYAKARTA - Jajaran Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda DIY berhasil menangkap tujuh pelaku perampokan toko emas. Mereka ini biasa beroperasi dengan menebar kekejaman.  Dalam aksinya para perampok ini selalu membekali diri dengan tujuh senjata api yang berupa empat pistol FN dan tiga pistol rakitan. Direktur Reserse Kriminal Umum (Reskrimum) Polda DIY Kombes Kris Erlangga didampingi Kapolres Gunungkidul AKB Ihsan Amin dan Kabid Humas Polda DIY AKB Anny Pudjiastuti, Kamis (3/5), mengatakan para perampok yang ditangkap ini diantaranya telah melakukan aksi perampokan Toko Emas Sahabat di Semin Gunungkidul  21 hari lalu serta melakukan aksi perampokan di sebuah toko emas di Jobong Banjarnegara. Lebih lanjut Kris Erlangga menyebutkan, mereka itu SG alias Kowo dan RS alias Ardi, ditangkap di Ciamis Jawa Barat, SN ditangkap di Ngawi, Jawa Timur dan Hy alias Ipung ditangkap di Jember, Jawa Timur. Dari keterangan tersangka itu, diketahui pelaku aksi perampokan di Semin Min...