Skip to main content

Turun, Jumlah Pelajar DIY yang Merokok

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Survei Quit Tobacco Indonesia Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta menunjukkan, sejak tahun 2001 hingga 2009 terjadi penurunan jumlah perokok di kalangan siswa SMP dan SMA di Yogyakarta. Penurunan terjadi karena sekolah-sekolah semakin tegas menerapkan kawasan bebas rokok di lingkungan sekolah.

Dari survei terhadap 2.375 siswa-siswi SMP dan SMA di Yogyakarta tahun 2001 tercatat, jumlah siswa laki-laki yang merokok mencapai 60 persen, di mana 30 persen di antaranya perokok reguler (merokok setiap hari) dan 30 persen lainnya perokok eksperimenter (beberapa kali mencoba merokok bersama teman). Sementara itu, jumlah siswi yang merokok para tahun 2001 mencapai 19 persen, di mana 4 persen di antaranya perokok reguler dan 15 persen lainnya perokok eksperimenter.

Kemudian, hasil survei tahun 2009 terhadap 2.154 siswa-siswi menunjukkan, sebanyak 28,58 persen siswa merokok (6,98 persen perokok reguler dan 21,6 persen perokok eksperimenter). Sementara untuk siswi sebanyak 3,31 persen merokok (0,55 persen perokok reguler dan 2,76 persen perokok eksperimenter).

"Dalam dua hingga tiga tahun terakhir, banyak sekolah memang lebih ketat melarang siswa siswi mereka merokok di lingkungan sekolah. Siswa atau siswi yang ketahuan merokok akan diberi poin-poin sanksi dan jika terkumpul dalam jumlah tertentu mereka bisa terancam dikeluarkan," kata Koordinator Quit Tobacco Indonesia Fakultas Kedokteran UGM, Yayi Suryo Prabandari, Kamis (26/5/2011) di UGM, Yogyakarta.

Menurut Yayi, penurunan jumlah perokok akan lebih signifikan jika pemerintah pusat ataupun pemerintah daerah ketat melarang pemasangan iklan rokok. "Di Kota Padang Panjang, Sumatera Barat, wali kota setempat sudah menerapkan larangan pemasangan iklan rokok," ungkapnya.

Yayi mengungkapkan, pembatasan atau larangan merokok memang masih mengalami kendala. Badan Kesehatan Dunia WHO telah membuat traktat pengendalian tembakau dunia atau Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) yang telah ditandatangani oleh 40 negara dan otomatis berlaku dalam lima tahun. Namun, hingga saat ini Indonesia menjadi satu-satunya negara di Asia Pasifik yang belum menandatangani traktat ini.

Sementara itu, di Kota Yogyakarta saat ini terdapat 10 rukun warga (RW) yang memberlakukan kawasan bebas asap rokok. Bagi setiap RW yang berhasil menerapkan kawasan bebas rokok, Wali Kota Yogyakarta Herry Zudianto memberikan plakat penghargaan.

Translate Using Google Translate May Need Grammar Correction

Down, Number of Students Smoking DIY

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Quit Tobacco Survey of Indonesia Faculty of Medicine, University of Gadjah Mada in Yogyakarta shows, from 2001 to 2009 a decline in the number of smokers among junior high and high school students in Yogyakarta. The decrease occurred because the schools more firmly implement tobacco-free areas in the school environment.

From a survey of 2375 students of junior high and high school in Yogyakarta in 2001 was recorded, the number of male students who smoke to 60 percent, where 30 percent of regular smokers (smoking daily) and 30 percent of smokers eksperimenter (several times tried to smoking with friends). Meanwhile, the number of girls who smoke the year 2001 reached 19 percent, where 4 percent of regular smokers and 15 percent of smokers eksperimenter.

Then, the results of 2009 survey of 2154 students showed as much as 28.58 percent of students smoked (6.98 per cent of regular smokers and 21.6 percent of smokers eksperimenter). As for the girls smoke as much as 3.31 percent (0.55 percent and 2.76 percent of regular smokers smokers eksperimenter).

"In two to three years, many schools are more strict smoking ban their students in the school environment. The student or students who get caught smoking will be given points penalties and, if collected within a certain amount of danger they could be expelled," said Coordinator of the Tobacco Quit Indonesia Faculty of Medicine Gadjah Mada University, Yayi Suryo Prabandari on Thursday (26/05/2011) at Gadjah Mada University, Yogyakarta.

According Yayi, the decline in the number of smokers would be more significant if the central government or local governments strictly ban cigarette advertising. "In the city of Padang Panjang, West Sumatra, the local mayor has imposed a ban on cigarette advertising," he said.

Yayi expressed, restriction or prohibition of smoking is still having problems. WHO World Health Organization has made tobacco control treaty, the world or the Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) which was signed by 40 countries and automatically apply within five years. However, until now, Indonesia became the only country in the Asia Pacific region that have not signed this treaty.

Meanwhile, in the city of Yogyakarta today there are 10 neighborhood (RW) who enforce smoke-free area. For each RW is successfully implemented smoke-free area, Yogyakarta Mayor Herry Zudianto give an award plaque.

Comments

Popular posts from this blog

Matahari Godean Grup : Belanja Online via Whatsapp

Untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga masyarakat Jogjakarta umumnya dan masyarakat Godean khususnya dan untuk mempermudah belanja tanpa antrian  dan tanpa perlu datang ke toko maka Matahari Godean Grup ( Toserba Matahari Godean & Mth Fashion ) Jl. Saronodipoyo - Utara Pasar Godean membuka layanan Belanja Online via Whatsapp sebagai Berikut : Toserba Matahari Godean : Belanja Online via Whatsapp untuk kebutuhan sebagai berikut : Ringkasan Paket Sembako *dapat disesuaikan dengan kebutuhan anda (check via whatsapp) Mth Fashion : Untuk belanja Online kebutuhan Sandang/Fashion Keluarga, Untuk produk-produk bisa Anda lihat di Instagram : https://www.instagram.com/mth.fashion.online.shop/  (updated) Untuk Informasi Lebih lanjut bisa kontak Nomor Whatsapp masing-masing. Selamat Berbelanja secara Online | Jangan lupa informasikan ke keluarga dan rekan-rekan anda.

Bencana Alam-Tebing Longsor Terjang Satu Rumah

KULONPROGO– Rumah milik MitroWidarto,78,warga Dusun Semawung, Desa Banjaroya, Kecamatan Kalibawang rusak parah setelah tertimbun tanah longsor pada Selasa (10/1) malam. Tiga rumah dan satu musala yang berdekatan dengan rumah milik korban juga terancam. Kejadian tersebut terjadi pada Selasa (10/1) sekitar pukul 21.30 WIB diawali dengan hujan yang cukup deras sejak pukul 16.00. Akibatnya, tebing di belakang rumahnya ambrol sejauh 300 meter hingga menghantam rumahnya. ”Kerugian kami sekitar Rp30 juta,” ujar Mitro kemarin. Dua rumah milik Suranto, 55 dan Wahyudi,58,juga terancam. Kedua warga ini merupakan anak kandung korban. Rumah milik Sutopo, tetangga korban, juga terancam karena hanya berjarak tidak lebih dari 200 meter. ”Tiga rumah dan satu musala terancam,” ucapnya. Awal 2012 lalu sebenarnya tebing di belakang rumahnya juga longsor.Namun,waktu itu volumenya tidak besar dan tidak sampai menerjang rumah. ”Jadi ini longsoran yang kedua. Longsoran pertama hanya kecil, yang kedua s...

Polda DIY Tangkap Pelaku Perampokan Toko Emas

YOGYAKARTA - Jajaran Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda DIY berhasil menangkap tujuh pelaku perampokan toko emas. Mereka ini biasa beroperasi dengan menebar kekejaman.  Dalam aksinya para perampok ini selalu membekali diri dengan tujuh senjata api yang berupa empat pistol FN dan tiga pistol rakitan. Direktur Reserse Kriminal Umum (Reskrimum) Polda DIY Kombes Kris Erlangga didampingi Kapolres Gunungkidul AKB Ihsan Amin dan Kabid Humas Polda DIY AKB Anny Pudjiastuti, Kamis (3/5), mengatakan para perampok yang ditangkap ini diantaranya telah melakukan aksi perampokan Toko Emas Sahabat di Semin Gunungkidul  21 hari lalu serta melakukan aksi perampokan di sebuah toko emas di Jobong Banjarnegara. Lebih lanjut Kris Erlangga menyebutkan, mereka itu SG alias Kowo dan RS alias Ardi, ditangkap di Ciamis Jawa Barat, SN ditangkap di Ngawi, Jawa Timur dan Hy alias Ipung ditangkap di Jember, Jawa Timur. Dari keterangan tersangka itu, diketahui pelaku aksi perampokan di Semin Min...