Skip to main content

Aksi Anti Tembakau Warnai Kota Yogya

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Puluhan aktivis berbagai elemen masyarakat di Yogyakarta, Selasa (31/5/2011) siang, melakukan aksi simpatik di perempatan Kantor Pos Besar dalam rangka memperingati Hari Bebas Tembakau.

Peserta aksi yang terdiri atas mahasiswa Farmasi Universitas Gadjah Mada, Muhammadiyah Tobbaco Control Centre, dan Komunitas Yogyakarta Sehat Tanpa Tembakau membentangkan poster yang isinya menyuarakan bahaya merokok dan imbauan untuk tidak merokok.

Selain itu, mereka juga membagikan stiker berisi imbauan tidak merokok kepada para pengguna jalan. "Aksi siang hari ini dilakukan untuk memperingati Hari Bebas Tembakau Sedunia yang jatuh hari ini. Data menunjukkan, jumlah perokok di Indonesia terbanyak ketiga di dunia. Ada yang lebih memprihatinkan, yakni jumlah perokok dari kalangan pelajar juga terus meningkat setiap tahunnya," ungkap Nanik Prasetyoningsih, aktivis dari Muhammadiyah Tobbaco Control Centre.

"Kami mengimbau kepada para perokok untuk menghormati warga yang tidak merokok, dengan merokok di tempat yang semestinya sehingga orang lain tidak dikorbankan," sambung Nanik.

Sementara itu, Monda Saragih dari Yogyakarta Sehat Tanpa Merokok Provinsi DIY mengatakan, target aksi ini adalah agar warga Yogyakarta mengetahui bahaya merokok serta mengetahui adanya Hari Tanpa Tembakau yang jatuh tanggal 31 Mei.

"Kami mengimbau kepada perokok untuk tidak merokok di dekat ibu hamil maupun anak-anak sebab asap rokok dari perokok dapat mengganggu kesehatan ibu hamil dan anak-anak," ungkap Monda.

Selain membentang spanduk dan poster, peserta aksi juga meminta tanda tangan para pengguna sepeda motor untuk mendukung aksi bebas tembakau.

Translate Using Google Translate May Need Grammar Correction

Anti-Tobacco Action Paint The Town Yogya

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dozens of activists various elements of society in Yogyakarta, on Tuesday (31/05/2011) afternoon, sympathetic action at the intersection of Post Office to commemorate the Tobacco Free Day.

Participants of action consisting of students of Pharmacy Gadjah Mada University, Muhammadiyah Tobbaco Control Centre, and Community Health Yogyakarta No Tobacco unfurled posters that it voiced an appeal to the dangers of smoking and not smoking.

In addition, they also distributed stickers contain no smoking appeal to road users. "Action this day is to commemorate the World Tobacco Free Day which falls today. The data showed that the number of smokers in Indonesia the third largest in the world. There was more disturbing, the number of smokers from among students is also increasing every year," said Nanik Prasetyoningsih , activists from Muhammadiyah Tobbaco Control Centre.

"We appeal to the smokers to respect the people who do not smoke, with smoking in places that should not be sacrificed so that other people,"continued Nanik.

Meanwhile, Monda Saragih of Yogyakarta, Yogyakarta Province Smoking Healthy Without saying, the target of this action is for residents of Yogyakarta to know the dangers of smoking and also knows that there is No Tobacco Day which falls on May 31.

"We appeal to smokers for not smoking near pregnant women and children of smokers because cigarette smoke can damage the health of pregnant women and children," says Monda.

In addition to extending banners and posters, action participants also requested signature motorcycle users to support tobacco-free action.

Comments

Popular posts from this blog

Meneropong Kisah Sukses Pemudik Asal Gunungkidul

Berbekal ijazah SMU,Takhlukkan Kota Jakarta Sangat tidak pantas untuk ditiru, apa lagi bila tidak memiliki keahlian yang cukup memadai sebagai modal mencari kerja di Jakarta. Namun pria ini memberi bukti bagaimana mampu sukses di Ibukota Negara . Bagaimana caranya? GUNUNGKIDUL-Meski baru merantau ke Jakarta sejak akhir tahun 2004 lalu, bisa dikatakan pria ini cukup berhasil. Pulas Priotyas Wiyatno nekat membawa istri dan ketiga anaknya ke Ibukota untuk mengadu nasib. Seperti yang dikatakan kepada RADAR JOGJA, awalnya sungguh sangat sulit dan memerlukan perjuangan yang sangat keras untuk bisa bertahan dan tetap survive sehingga menjadi seperti sekarang ini. " Memang belum bisa dibilang sukses mas. Kami sangat biasa banget. Tapi saya bersyukur dapat melewati saat - saat sulit " kata bapak empat anak ini. Selanjutnya Pulas mengisahkan bagaimana ia dengan keluarganya sampai memberanikan diri pergi ke Jakarta yang menurutnya sangat tidak pantas untuk ditiru apalagi bila t...

Matahari Godean Grup : Belanja Online via Whatsapp

Untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga masyarakat Jogjakarta umumnya dan masyarakat Godean khususnya dan untuk mempermudah belanja tanpa antrian  dan tanpa perlu datang ke toko maka Matahari Godean Grup ( Toserba Matahari Godean & Mth Fashion ) Jl. Saronodipoyo - Utara Pasar Godean membuka layanan Belanja Online via Whatsapp sebagai Berikut : Toserba Matahari Godean : Belanja Online via Whatsapp untuk kebutuhan sebagai berikut : Ringkasan Paket Sembako *dapat disesuaikan dengan kebutuhan anda (check via whatsapp) Mth Fashion : Untuk belanja Online kebutuhan Sandang/Fashion Keluarga, Untuk produk-produk bisa Anda lihat di Instagram : https://www.instagram.com/mth.fashion.online.shop/  (updated) Untuk Informasi Lebih lanjut bisa kontak Nomor Whatsapp masing-masing. Selamat Berbelanja secara Online | Jangan lupa informasikan ke keluarga dan rekan-rekan anda.

Kuliner Kreatif, Lezat tapi Sehat

YOGYAKARTA– Ingin merasakan sensasi makanan yang lain dari biasanya, Jateng-DIY adalah gudangnya. Di wilayah ini banyak kuliner kreatif. Bahannya sederhana namun mampu diolah menjadi makanan yang lezat dan sehat. Di Yogyakarta misalnya, ada makanan serba jamur, di Semarang ada menu ceker merdjon yang menonjolkan sensasi pedas. Sementara di Solo ada serba ikan patin yang diklaim mengandung lemak tak jenuh dan omega 3 yang dikenal baik bagi kesehatan. Jamur, siapa yang kenal dengan bahan pangan yang satu ini. Di Yogyakarta tepatnya di Sleman,salah satu pengenalan makanan yang berbahan dasar jamur ialah Ratidjo.Dia adalah pengusaha sekaligus pembudi daya jamur. Hampir 15 tahun Ratidjo menekuni usaha budi daya jamur dengan puluhan petani jamur binaannya. Berangkat dari hobinya bertani, Ratidjo mencoba memperkenalkan jamur sebagai salah satu bahan pangan sehat bagi masyarakat. “Awalnya kami menemui kendala pada pemasaran. Akhirnya kami mulai mencoba menciptakan pasar sendiri ...