Skip to main content

Kerugian Ekonomi Akibat Merapi Rp 1,23 T

Liputan6.com, Yogyakarta: Nilai kerugian di sektor ekonomi akibat erupsi Gunung Merapi di Yogyakarta mencapai Rp 1,23 triliun. "Sektor ekonomi adalah sektor kedua terbesar yang terkena dampak erupsi Merapi," kata pengamat ekonomi dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Mudrajad Kuncoro di Yogyakarta, Kamis (31/3).

Menurut dia, tahapan pemulihan ekonomi pascaerupsi Merapi diperkirakan selesai pada Desember 2012. Pembiayaan pemulihan ekonomi diambilkan dari APBN, APBD Yogyakarta, dan APBD Kabupaten Sleman. "Dana dari APBN 2011 Rp 475,036 miliar, APBD DIY senilai Rp 88,865 milyar, dan APBD Sleman Rp 50,328 miliar," katanya.

Ia mengatakan pada tahun anggaran 2012 terjadi perubahan komposisi pembiayaan. Komposisi terbesar disumbang oleh APBD DIY dengan nilai Rp 187,985 miliar dan APBN 2012 Rp 163,761 miliar. "Perekonomian DIY pascaerupsi Merapi diperkirakan masih tumbuh pada kisaran 5-6 persen. Namun, tergantung pada seberapa cepat pemulihan ekonomi," katanya.

Menurut dia, banyaknya rencana pembangunan proyek investasi baik oleh swasta maupun Pemprov DIY menjadi salah satu faktor pendukung pertumbuhan ekonomi. Permintaan ekspor juga diperkirakan mulai membaik sehingga diharapkan memicu investasi dan produk domestik regional bruto.

"Ekonomi DIY pascaerupsi Merapi pada 2011 secara sektoral diperkirakan masih didominasi oleh kinerja sektor hotel, restoran, transportasi, komunikasi, jasa, bangunan, dan penggalian, sedangkan sektor industri manufaktur dan pertanian akan tumbuh lamban," kata staf ahli gubernur DIY bidang perekonomian ini.(ANT/JUM)

Translate Using Google Translate May Need Grammar Correction

Economic Losses Due to Merapi Rp 1.23 T

Liputan6.com, Yogyakarta: The value of economic losses in the sector due to eruption of Mount Merapi in Yogyakarta reached Rp 1.23 trillion. "economic sector is the second largest sector affected by the eruption of Merapi," said an economist from the University of Gadjah Mada in Yogyakarta Mudrajad Kuncoro Thursday (31 / 3).

According to him, the stage of economic recovery pascaerupsi Merapi may be completed in December 2012. Financing economic recovery to be taken from the state budget, local budget, Yogyakarta and Sleman District budget. "The funds from the state budget in 2011 to Rp 475.036 billion, Budget DIY worth USD 88.865 billion, and budget Sleman USD 50.328 billion," he said.

He said that in fiscal year 2012 changes in the composition of financing. The bulk compositions contributed by the Budget DIY with a value of Rp 187.985 billion and USD 163.761 billion 2012 state budget. "The economy DIY pascaerupsi Merapi may still grow in the range of 5-6 percent. However, depending on how quickly the economic recovery," he said.

According to him, many plan to develop investment projects by both private and provincial government of DIY is one factor supporting economic growth. Export demand is also expected to start improving so hopefully trigger investment and gross regional domestic product.

"Economic DIY pascaerupsi Merapi in 2011 by sector expected to remain dominated by the performance of the hotel sector, restaurant, transportation, communications, services, construction, and excavation, while manufacturing and agriculture sector will grow slowly," said the governor's DIY expert staff of this economy.

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj