Skip to main content

Erupsi Merapi Telah Menggeser Mata Air

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Erupsi Gunung Merapi mengakibatkan perubahan pola mata air, karena terkuburnya sumber utama mata air pada sabuk mata air paling atas.

"Perubahan pola sabuk mata air itu akibat endapan material lahar khususnya di sekitar aliran Sungai Kuning, Gendol, dan Sungai Woro," kata Langgeng Wahyu Santoso, peneliti dari Fakultas Geografi UGM, yang juga anggota KLMB Fakultas Geografi UGM di Yogyakarta, Kamis (24/3/2011).

Menurut dia, salah satu sumber mata air potensial yang selama ini telah dimanfaatkan sebagai sumber utama air bersih Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Sleman, DIY, adalah mata air hulu Sungai Kuning, yakni Umbul Wadon dan Umbul Lanang. Kedua sumber ini telah terkubur endapan lahar Merapi.

"Untuk dapat merumuskan tindakan yang lebih baik dan tepat dalam upaya pengelolaan sumber daya mata air pascaerupsi Merapi, harus dipahami pendekatan geomorfologi kegunungapian. Selain itu, juga perlu dilakukan kajian potensi kerentanan air tanah bebas pencemaran," katanya.

Beberapa kajian lain yang perlu dilakukan di antaranya pola perubahan sabuk mata air dan karakteristiknya, hidrogeokimia air tanah dan mata air, kerusakan sistem jaringan air bersih, perencanaan pola ruang, dan kajian lingkungan hidup strategis ekoregion gunung api.

Peneliti dari Fakultas Teknik UGM Heru Hendrayana mengatakan saat ini kondisi mata air hanya tertutup material letusan Merapi, sehingga hanya mengubah bentang alam lokal dan tutupan lahan. Jika nanti ada mata air yang akan keluar, itu karena ada tekanan tinggi dari dalam tanah.

"Mata air yang keluar cenderung mencari tempat yang bertekanan rendah, bisa menyebar atau terkonsentrasi. Kita masih menunggu sumber air itu akan muncul di mana," katanya.

Merapi Eruption Has Been Shifts Springs

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - eruption of Mount Merapi, resulting in changing patterns of spring, because the principal source of water buried in the belt of springs at the top.

"Changes in the pattern of the spring belt material deposits from lava flows, especially in the vicinity of the Yellow River, Gendol, and Woro River," said the Rev. Langgeng Santoso, researchers from the Faculty of Geography Gadjah Mada University, who is also a member of KLMB Faculty of Geography Gadjah Mada University in Yogyakarta, on Thursday (24 / 3 / 2011).

According to him, one of the potential water sources that had been used as the primary source of clean water Regional Water Company (PDAM) Sleman regency, Yogyakarta, is the springs upstream of the Yellow River, namely Bannerman Wadon and Lana Bannerman. Both these sources have been buried deposits of Merapi lava.

"To be able to formulate better measures and proper management of resources in an effort springs pascaerupsi Merapi, should be understood kegunungapian geomorphological approach. In addition, also required a review of potential vulnerability of ground water free of pollution," he said.

Several other studies that need to be done in a belt between the pattern of change in springs and their characteristics, hidrogeokimia ground water and spring water, clean water network system damage, space pattern planning, and strategic environmental assessment ecoregions volcano.

Researchers from the Faculty of Engineering Hendrayana Heru said the current condition of the material covered only spring eruption of Merapi, so just change the local landscape and land cover. If later there is a spring that will come out, it's because there is high pressure from the soil.

"The spring water that comes out tends to seek a place of low pressure, can be spread out or concentrated. We're still waiting for the water source where it would appear," he said.

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj