Skip to main content

Protes Sampah, Warga Yogya Kirim Tumpeng Sampah ke Balaikota

Yogyakarta - Puluhan warga Yogyakarta kecewa dengan buruknya penanganan sampah oleh pemerintah setempat. Mereka pun mengirim tumpeng sampah setinggi 2 meter ke Balaikota Yogyakarta sebagai bentuk protes.

Aksi bertajuk 'Gerebek Sampah' ini dilakukan massa dari Masyarakat Korban Sampah (Markosam) Yogyakarta. Mereka mendesak pemerintah kabupaten/kota dan provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk serius menangani masalah sampah yang semakin hari bertambah banyak.

Pantauan detikcom, aksi pada Senin (21/2/2011) dimulai dari Taman Makam Pahlawan (TMP) Kusumanegara Yogyakarta. Sebelumnya memulai aksi, massa melakukan acara tabur bunga di pusara makam Jenderal Sudirman. Massa kemudian melanjutkan aksi longmarch menuju ke Balaikota Yogyakarta di Timoho yang berjarak sekitar 1,5 km dengan dikawal aparat kepolisian.

Saat melakukan aksi, massa membawa sebuah tumpeng dan gunungan sampah plastik dari berbagai kemasan produk makanan instan dan produk pencuci pakaian. Tumpeng sampah ini tingginya 2 meter dengan diameter alasnya sekitar 2,5 meter. Sampah-sampah ini direkatkan dengan kawat dan tali agar bisa berdiri tegak.

Tampak 4 orang membopong gunungan sampah ini. Unjuk rasa juga dimeriahkan dengan aksi teatrikal oleh seniman pantomim, Jemek Supardi.

Peserta aksi juga mengusung berbagai poster diantaranya bertuliskan 'Jangan Nodai Bumi Kita Dengan Sampah, Awas Banjir Sampah 2012, Kiamat Sampah Sudah Dekat, Tuntut Kebijakan Pengurangan Sampah, Jogjaku Resik Rakyat'e Becik' dan lain-lain.

Koordinator aksi Agus Hartono saat berorasi di halaman kantor Walikota Yogyakarta mengatakan persoalan sampah belum dikelola dengan baik oleh pemerintah pusat maupun daerah. Sementara itu produsen atau pengusaha juga belum memikirkan masalah sampah.

"Mereka hanya menjual isinya tanpa peduli dengan sampah yang mengunung. Kami menuntut semua pihak mulai dari pemerintah, masyarakat dan pengusaha untuk memikirkan bersama masalah sampah, bila tidak Yogya akan terjadi ledakan sampah," katanya.

Dia mengatakan sampai saat ini baik pemerintah provinsi DIY dan seluruh pemerintah kabupaten/kota se DIY juga belum serius menangani permasalahan sampah. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah di Piyungan saat ini sudah tidak mampu lagi menampung sampah dari Kota Yogyakarta, Sleman dan Bantul.

"Setiap hari ada sekitar 40 ribu meter kubik sampah masuk di TPA. Penduduk sekitar juga menolak bila ada perluasan TPA karena terjadi polusi udara akibat sampah. Kami khawatirkan bila semua sampah masuk ke TPA Piyungan akan terjadi longsor gunungan sampah seperti yang terjadi di Jawa Barat lalu," katanya.

Usai berorasi dan membacakan pernyataan sikap, massa kemudian menyerahkan gunungan sampah kepada petugas pasukan kebersihan Kota Yogyakarta. Massa kemudian membubarkan diri dengan tertib.
(bgs/fay)


Translate by Google Translate May Need Grammar Correction

Trash Protest , Citizens Of Jogja Send Tumpeng Waste to City Hall

Yogyakarta - Dozens of residents of Yogyakarta disappointed with the poor handling of waste by local government. They also send a cone garbage as high as 2 meters into the Hall of Yogyakarta as a form of protest.

Action titled 'Garbage raid' was conducted mass of Waste Victims Society (Markosam) Yogyakarta. They urged local governments and the province of Yogyakarta Special Region (DIY) to seriously address the growing problem of garbage day multiply.

AFP monitoring, the action on Monday (02/21/2011) Starting Hero Cemetery (TMP) Kusumanegara Yogyakarta. Earlier start of action, the masses do show interest in the tomb tomb sow General Sudirman. Massa then proceeded towards the City Hall action longmarch Timoho Yogyakarta at a distance of about 1.5 km with a police escort.

When performing the action, the masses take a cone and mountains of plastic waste from the various packages of instant food products and laundry products. This waste Tumpeng height of 2 meters by 2.5 meters in diameter around its base. Garbage is held together with wire and rope to be able to stand upright.

Looks 4 people carrying this garbage piles. The rally was also enlivened by theatrical action by mime artists, Jemek Supardi.

Participants also carry a variety of actions such posters that read 'Do not Nodai Our Earth With Garbage, Garbage Flood Watch 2012, Doomsday Trash It Near sues Waste Reduction Policy, Clean Jogjaku Rakyat'e becik' and others.

Action coordinator Agus Hartono when berorasi on page Yogyakarta Mayor's office said the waste problem has not been managed well by the central and local levels. Meanwhile, producers or employers have not thought about the garbage problem.

"They just sell it without the care with which mengunung garbage. We demand that all parties ranging from governments, communities and employers to think along with the garbage problem, if not Yogya garbage explosion will happen," he said.

He said until now, both the provincial government of DIY and all local governments also have a serious DIY waste handling problems. Final Disposal (Landfill) Solid Waste Piyungan is now no longer able to accommodate garbage from the city of Yogyakarta, Sleman and Bantul.

"Every day there are about 40 thousand cubic meters of waste into the landfill. The people around are also rejected if there is expansion of the landfill because of air pollution due to garbage. We worry when all the waste went into landfill Piyungan mountains of garbage landslides will occur as happened in West Java and , "he said.

After berorasi and read out the statement, the mass of trash piles and then handed over to army personnel hygiene of Yogyakarta. Massa then disperse in an orderly manner.

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj