Skip to main content

Lahar Dingin Masih Mengancam Hingga 4 Tahun Mendatang

YOGYA (KRjogja.com) - Material lahar dingin Merapi yang mengalir dan mengarah sungai di wilayah Magelang diperkirakan masih akan mengancam paling cepat dalam periode 4 tahun kedepan. Bahkan, muntahan lahar yang terjadi saat ini diperkirakan belum mencapai sepertiga bagian dari material yang keluar.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM, Surono, mengungkapkan, aliran lahar dingin yang merusakkan sebagian jembatan dan jalan di Magelang tersebut sudah dipastikan tidak akan selesai tahun ini. Terlebih jika hujan turun dengan intensitas yang cukup tinggi.

"Material yang dimuntahkan Merapi itu mencapai 150 juta meter kubik. Untuk yang di Magelang, sepertiganya saja belum sampai. Paling tidak satu kali periode musim hujan berhenti maka lahar akan berhenti. Tetapi pada tiga kali musim hujan berikutnya, lahar itu masih tetap ada," ujarnya di sela diskusi pasca erupsi Merapi, Jumat (25/2).

Menurutnya, pada periode letusan Merapi tahun 2006 lalu yang hanya mengeluarkan material dalam jumlah kecil, aliran lahar belum juga teratasi dalam jangka waktu 4 tahun. Bisa dibayangkan jika dibandingkan dengan letusan tahun 2010 yang berlipat lebih banyak.

"Ancaman lahar dingin ini akan lebih lama dari ancaman gunung apinya. Jangan-jangan sampai Merapi itu meletus lagi, bahkan material lahar yang ada sekarang itu belum habis dan makin bertambah lagi. Apalagi kan sekarang hujan kencang, sehingga arah barat menuju jembatan itu sudah pasti akan dihantam lagi," katanya.

Guna mengatasi infrastruktur dan fasilitas umum yang rusak akibat luncuran lahar dingin, pihaknya merekomendasikan agar pembangunan jembatan menggunakan konstruksi sementara. Hal ini didasarkan pada pertimbangan teknis dengan perhitungan material yang terus menggerus bangunan.

"Paling tidak jembatan itu dibuat sementara dulu, karena periode lahar dingin ini masih cukup lama. Apalagi tiang jembatan itu berat jenisnya hampir sama dengan lahar. Sehingga ketika ketabrak, itu sudah pasti akan bablas lagi," tandasnya. (Ran)


Translate Using Google Translate Robot May Not Good Grammar

Cold Lava Still Threatens Future Up to 4 Years

YOGYA (KRjogja.com) - Material cold lava of Merapi flows and lead to the river in Magelang region is predicted to threaten the most rapidly in a period of 4 years. In fact, vomit happens when lava is estimated to have reached one-third part of the material that comes out.

The Center for Volcanology and Geological Hazard Mitigation (PVMBG) Ministry of Energy and Mineral Resources, Surono, express, cold lava flow that destroyed some bridges and roads in Magelang is already determined to be completed this year. Especially if the rain falls with a high enough intensity.

"The material that Merapi spewed out reach 150 million cubic meters. To which in Magelang, a third just not yet. At least one time period of the rainy season to stop the lava would stop. But at three times the next rainy season, the lava was still there," he said on the sidelines of a discussion after the eruption of Merapi, Friday (25 / 2).

According to him, during the period of eruption of Merapi in 2006 that only small amounts of material released, the flow of lava has not been resolved within a period of 4 years. You can imagine if compared with the eruption in 2010 which folded more.

"The threat of cold lava will be much longer than the threat of fire mountain. It could be up to Merapi erupted again, even the existing lava material was not depleted and growing again. Moreover, it is now raining hard, so the west towards the bridge that's for sure will hit again, "he said.

To overcome infrastructure and public facilities damaged by the cold lava slide, the institute recommended that the construction of the bridge using temporary construction. This is based on technical considerations with the calculation of building materials continue to erode.

"At least the bridge was built while the first, because the period of cold lava is still quite long. Moreover, the bridge pillar density is similar to the lava. So when hit by, it certainly will bablas again," he said. (Ran)

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj