Skip to main content

Grebeg Gunungan, Tradisi Maulid di Yogyakarta

Liputan6.com, Yogyakarta: Ribuan warga Yogyakarta menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, baru-baru ini. Mereka menunggu arak-arakan gunungan yang berisi hasil bumi, sayuran, dan aneka makanan yang selalu ada dalam setiap peringatan Maulid Nabi Muhammad.

Perayaan Maulid Nabi Muhammad ditandai dengan keluarnya gunungan grebeg dari Keraton Yogyakarta. Gunungan itu kemudian diarak dari keraton menuju Masjid Gede Kauman untuk diperebutkan warga.

Sedangkan prosesi arak-arakan gunungan dimulai dengan tiupan terompet dari prajurit keraton. Arak-arakan kemudian dikawal beberapa regu prajurit keraton. Puluhan Abdi Dalem terlihat mengusung gunungan yang semuanya berjumlah tujuh buah.

Tujuh buah gunungan terdiri tiga gunungan lanang yang bentuknya meninggi dan tiga gunungan wadon yang bentuknya lebih datar. Sementara satu gunungan adalah milik Puro Pakualaman dan langsung diarak menuju Keraton Puro Pakualaman.

Sebelum dibagikan, gunungan harus didoakan terlebih dahulu. Namun seperti biasa, warga selalu tak sabar. Mereka langsung menyerbu dan memperebutkan gunungan setibanya di masjid.

Tradisi grebeg maulid Keraton Yogyakarta sudah ratusan tahun diadakan. Selain untuk mengagungkan kebesaran Nabi Muhammad, tradisi tersebut merupakan bentuk sedekah raja kepada rakyatnya sekaligus sebagai rasa syukur atas berkah dari Tuhan yang selama ini telah diterima.(ULF)


Grebeg Gunungan, Maulid Tradition in Yogyakarta

Liputan6.com, Yogyakarta: Yogyakarta Thousands of people attended a memorial Birthday of Prophet Muhammad SAW, recently. They waited for the procession mountains containing crops, vegetables, and various foods that are always present in every warning Birthday of Prophet Muhammad.

Celebration of Birthday of Prophet Muhammad was marked by the release of the Yogyakarta Palace Grebeg mountains. Mount it and then paraded from the palace to the mosque Gede Kauman for grabs citizens.

While the parade procession began with the blowing of trumpets mountains from the palace soldiers. The procession then escorted by some soldiers squad palace. Dozens Abdi Dalem seen carrying a total of seven mountains of fruit.

Seven Mountains consist of three mountains lanang shaped mountains rising and three wadon the shape is more flat. While the mountains are the property Pakualaman Puro and Puro directly Pakualaman paraded toward the palace.

Before distributed, mountains to pray first. But as usual, people are always impatient. They immediately invaded the mountains and fight upon arrival at the mosque.

Sultan Palace Grebeg birthday tradition has held hundreds of years. In addition to glorify the greatness of the Prophet Muhammad, the tradition is a form of charity for the king to his subjects as well as gratitude for the blessings from God that had been received.

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj