Skip to main content

Waspadai Penyakit Pasca Erupsi Merapi

YOGYA (KRjogja.com) - Dinas Kesehatan DIY menghimbau kepada masyarakat agar mewaspadai penyebaran penyakit pasca terjadinya erupsi Merapi. Pasalnya, permasalahan kesehatan seringkali tidak dihiraukan oleh mereka yang menjadi korban, karena lebih memprioritaskan hal lain.

Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan (P2MK) Dinas Kesehatan Propinsi DIY, drg Daryanto Chadori M.Kes mengungkapkan, apabila masalah kesehatan tersebut tidak menjadi prioritas, maka dikawatirkan banyak penyebaran bibit penyakit yang mungkin terjadi karena penyebab utama lingkungan yang kurang sehat.

"Penyakit yang mungkin terjadi misalnya dari bangkai hewan, unggas, manusia baik yang belum ditimbun maupun yang telah tertutup abu Merapi. Apabila kualitas lingkungan yang sehat tidak terjaga maka masalah yang akan ditimbukannya adalah terjadi wabah berbagai jenis penyakit yang mengancam seperti campak, penyakit kulit, penyakit pernafasan, pencernaan, pes dan lainnya," ujarnya dalam sarasehan Upaya Kesehatan Lingkiungan Pasca Bencana di Numani resto, Kamis (2/12).

Menurutnya, agar wabah atau endemi penyakit di kawasan Merapi tidak terjadi, pihaknya telah melakukan beberapa langkah diantaranya penyediaan dan pengamanan air bersih, pengamanan pembuangan kotoran manusia dan limbah cair domestik. "Kami juga telah melakukan pengamanan pembuangan sampah, pengendalian vektor, pengendalian tikus, pengamanan makanan dan minuman serta desinveksi pemukinan," tuturnya.

Sementara itu Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan DIY, drg. Ini Hikmatin. M.Kes. menambahkan, dalam rangka mewujudkan lingkungan masyarakat yang sehat pasca erupsi Merapi perlu digalakkan Perilaju Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). PHBS ini tidak hanya dilakukan bagi masyarakat Korban erupsi Merapi, tetapi juga bisa dilakukan di tempat-tempat umum, lingkungan sekolah maupun lingkungan tempat kerja.

“Terdapat 10 Indikator PHBS di rumah tangga diantaranya persalinan ditolong oleh tenaga medis, memberi Asi Ekslusif, menimbang balita setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik di dalam rumah seminggu sekali, makan buah dan sayur setiap hari serta melakukan aktivitas fisik setiap hari dan tidak merokok di dalam rumah," imbuhnya. (Ran)

Comments

Popular posts from this blog

Matahari Godean Grup : Belanja Online via Whatsapp

Untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga masyarakat Jogjakarta umumnya dan masyarakat Godean khususnya dan untuk mempermudah belanja tanpa antrian  dan tanpa perlu datang ke toko maka Matahari Godean Grup ( Toserba Matahari Godean & Mth Fashion ) Jl. Saronodipoyo - Utara Pasar Godean membuka layanan Belanja Online via Whatsapp sebagai Berikut : Toserba Matahari Godean : Belanja Online via Whatsapp untuk kebutuhan sebagai berikut : Ringkasan Paket Sembako *dapat disesuaikan dengan kebutuhan anda (check via whatsapp) Mth Fashion : Untuk belanja Online kebutuhan Sandang/Fashion Keluarga, Untuk produk-produk bisa Anda lihat di Instagram : https://www.instagram.com/mth.fashion.online.shop/  (updated) Untuk Informasi Lebih lanjut bisa kontak Nomor Whatsapp masing-masing. Selamat Berbelanja secara Online | Jangan lupa informasikan ke keluarga dan rekan-rekan anda.

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara...

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn...